Alasan Kenapa Bikin Resolusi itu Harus Realistis dan Tips Membuatnya

Giat membuat resolusi agar realistis dan mudah dicapai ala Psikolog

27 Januari 2024

Alasan Kenapa Bikin Resolusi itu Harus Realistis Tips Membuatnya
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Menjelang berakhirnya bulan pertama di tahun 2024, apakah resolusi yang telah dibuat untuk tahun ini mulai terlihat, Ma?

Ya, tahun baru memang identik dengan pembuatan resolusi atau suatu pencapaian yang ingin diraih seseorang. Meski memang setiap orang bebas menentukan apa resolusinya, tetapi jika tidak realistis justru bisa membebankan pada orang tersebut untuk mencapainya.

Hal ini juga yang disampaikan oleh Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog, dalam Popmama Talk edisi bulan Januari 2024. Menurutnya, resolusi perlu dibuat secara realistis agar nantinya lebih mudah dicapai dan pastinya jangan membuat resolusi hanya karena ikut-ikutan tren saja, Ma.

Lantas, mengapa membuat resolusi itu harus realistis dan bagaimana cara membuat resolusi yang realistis?

Untuk pembahasannya lebih lanjut, Popmama.com siap mengulas selengkapnya. Simak sampai akhir, ya!

1. Alasan bikin resolusi harus realistis ala Psikolog

1. Alasan bikin resolusi harus realistis ala Psikolog
Pexels/Mikhail Nilov

Dalam penjelasannya, psikolog dari Amanasa Indonesia itu menyebutkan bahwa setiap individu yang memiliki resolusi itu harus membuatnya secara realistis lantaran adanya kemungkinan hilangnya motivasi dan resolusi yang tidak tercapai nantinya.

"Kemungkinan untuk satu, demotivasi dan dua, resolusi itu tidak tercapai itu gede banget," ungkap Anna Deasyana.

Misalnya ketika seseorang memiliki resolusi tahun ini untuk menikah, tetapi saat ini masih harus menyelesaikan kuliah. Itu berarti dalam menuju pencapaian tersebut, yang harus dilakukan secara step by step adalah menyusun skripsi atau tesis terlebih dahulu, baru menyusun persiapan menikah.

Editors' Pick

2. Bedakan mimpi dengan resolusi

2. Bedakan mimpi resolusi
Freepik/master1305

Satu hal penting dalam membuat resolusi yang realistis adalah membedakan mana mimpi, mana resolusi. Misalnya, jika seseorang menyebutkan jika tahun ini dirinya ingin menjadi pasangan dari sang idola papan atas.

"Boleh, mimpi itu boleh. Tapi kita perlu tahu, kapan itu mimpi, mana itu realita, jangan sampai nyambung. Realistis nggak tuh pacaran sama idol kamu?" ungkap Anna Deasyana dalam Popmama Talk.

Lebih lanjut, Anna menjelaskan bahwa sesuatu yang tidak realistis justru akan lebih sulit untuk digapai. Jika ingin menjadi pasangan dari sang idola, apakah kita memiliki jaringan tersendiri untuk bisa berhubungan dengannya? Itu tentunya yang perlu menjadi pertimbangan.

Lalu, apakah resolusi tersebut kemungkinan tercapai atau tidak? Jika sekadar bertemu dalam suatu konser atau event yang didatangi oleh sang idola, kemungkinan resolusinya bisa tercapai. 

Jadi pastikan dalam membuat resolusi itu, kamu harus bisa membedakan mana yang mimpi mana yang resolusi ya. Dengan begitu, pencapaiannya pun akan lebih mudah diraih dan menghindari demotivasi jika nantinya tidak tercapai di penghujung tahun.

3. Realistis dan achievable, dua hal penting membuat resolusi

3. Realistis achievable, dua hal penting membuat resolusi
Pexels/Juditpeter

Dalam Popmama Talk edisi bulan Januari 2024 ini, Anna Deasyana menjelaskan bahwa ada dua hal penting dalam membuat resolusi yang perlu diperhatikan, yaitu realistisdan achievable.

"Dua hal ini adalah hal mendasar yang perlu kita lakukan untuk membuat resolusi. Sehingga menjadi tujuan, si realistis dan achievable. Karena kalau nggak realistis dan achievable, susah mencapainya. Kalau sudah mencapainya, kemungkinan gagalnya gede. Kalau udah gagalnya gede, itu bisa membuat kita merasa gagal dan segala macam," sambungnya menjabarkan.

Jadi, Mama sudah tahu kan alasan mengapa membuat resolusi itu harus berdasarkan realistis? Selain mengetahui hal tersebut, yang tak kalah penting adalah bagaimana membuat resolusi tersebut agar lebih realistis dan tidak mudah gagal.

Anna Deasyana menjelaskan bahwa membuat resolusi perlu dibarengi dengan evaluasi. Dijelaskan olehnya, "Kuncinya adalah evaluasi. Kita perlu lihat ini achievable atau tidak. Karena kembali lagi permasalahan terbesar dari pembuatan resolusi adalah jangan-jangan ada isu lain di luar isu resolusi ini yang menempel."

4. Jangan merasa terbebani dalam membuat resolusi

4. Jangan merasa terbebani dalam membuat resolusi
Freepik/rawpixel-com

Dalam mencapai sebuah resolusi memang bukan perkara mudah, itulah mengapa perlu membuatnya secara realistis. Namun, kadang kala kita justru tidak bisa menikmati proses dalam mencapai resolusi tersebut yang pada akhirnya malah menjadi beban tersendiri.

Nah, hal yang seperti ini yang perlu dihindari dalam membuat dan menjalankan resolusi agar berhasil dicapai. Pasalnya, ketika seseorang justru merasa kelelahan dalam menjalani resolusi tersebut, bisa jadi resolusinya justru menjadi beban.

"Nah, kita istirahat dulu. Cool down, jangan-jangan kita lari segitu cepetnya padahal sebenarnya ini kebetulan baru awal bulan di 2024. Boleh jalan santai dulu nggak? Boleh nggak pacenya diatur?," jelas Anna Deasyana.

Ditambahkan olehnya, dalam mencapai resolusi itu haru dilakukan bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil yang rutin dilakukan. Sampai kemudian lambat laun menjadi kebiasaan dan pasti menemukan jalan untuk mencapainya.

5. Jangan overthingking!

5. Jangan overthingking
yourtango.com

Nah, tips yang satu ini sangat penting dalam menjalani resolusi, Ma. Jangan overthinking!

Resolusi itu kita yang membuat, kita pula yang akan menjalankan. Wajar jika dalam menjalaninya akan ada waktu di mana motivasi kita naik dan turun, tapi jangan sampai membuat ini menjadi beban hingga overthinking, ya.

"Jadi, motivasi ini memang akan naik dan turun, sangat berpengaruh pada perilaku. Untuk mencapai si target dan resolusi kita. Karena mungkin sekali bisa ditunggangi oleh isu yang lain juga. Berarti dalam mencapai si resolusi ini, itu sebenarnya bukan peran kita saja tetapi juga lingkungan," jelas Anna.

Saat melihat resolusi yang akan dicapai, penting untuk bertanya pada diri sendiri secara lebih dalam. Kembali lagi, untuk apa sih kita membuat resolusi ini pada awalnya? Ditambahkan oleh Anna, "Resolusi itu bukan cuman sekedar hal yang kita perlu buat setiap tahun."

Itulah alasan mengapa resolusi harus realistis dan tips membuatnya agar lebih mudah tercapai, ala Psikolog Anna Deasyana. Semoga informasinya bermanfaat dan bisa menambah insight baru ya, Ma.

Jika Mama masih bingung apakah resolusi itu penting atau tidak, dan bagaimana cara membuat resolusi agar lebih pasti, yuk cari tahu informasi selengkapnya dalam Popmama Talk edisi Januari 2024 di bawah ini:

PODCAST POPMAMA TALK EP.7 - Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog - Amanasa Indonesia 

Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Host - Wahyuni Sahara
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Ninda Anisya
Internship - Dewi Hanifah
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Krisnaji Iswandani
Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto
Stylist - Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist -  Putri Syifa Nurfadilah
Wardrobe - PWP (plat with pattero) 

Baca juga: 

Popmama Star

Popmama Talk: Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog - Amanasa Indonesia
Popmama Star

Popmama Talk: Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog - Amanasa Indonesia

Biar Resolusi Gak Jadi Halusinasi

The Latest