Panic Buying, Seorang Mama Menangis karena Sulit Temukan Popok Bayi

Habis karena panic buying, Mama ini menangis tidak mendapatkan popok untuk bayinya

20 Maret 2020

Panic Buying, Seorang Mama Menangis karena Sulit Temukan Popok Bayi
Tiktok/browncoatbetty

Semakin meluasnya wabah virus corona membuat banyak orang melakukan panic buying atau berbondong-bondong membeli banyak barang dalam jumlah besar sekaligus.

Efek dari panic buying sendiri dirasakan Lauren Whitney, Mama 4 orang anak yang berasal dari Washington ketika dirinya ingin membeli popok untuk anak-anaknya namun ternyata habis karena banyak orang berbondong melakukan panic buying.

Peristiwa ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang untuk tidak melakukan panic buying. Dilansir dari Today Parents, berikut Popmama.com merangkum peristiwa yang dialami Lauren.

1. Ceritanya viral di media sosial

Kejadiaan ini bermula dari video yang ia unggah pada akun TikTok pribadinya, kemudian curhatannya itu menjadi viral di media sosial.

Dalam video yang ia bagikan, ia merekam dirinya ketika berada di Walmart setempat untuk membeli popok anaknya yang berusia 18 bulan bernama Rosalynd. Ia juga bercerita sambil menangis karena tidak mendapatkan popok akibat stok yang habis karena panic buying.

2. Baru saja mengalami penurunan jabatan

2. Baru saja mengalami penurunan jabatan
Freepik

Lauren juga bercerita bahwa dirinya tengah mengalami masa sulit karena baru saja dikabarkan dirinya masuk daftar karyawan dengan penurunan jabatan, namun tidak ada alasan yang jelas. 

Dengan keterbatasan uang yang ada, Walmart bukanlah toko pertama yang ia datangi untuk mencari popok untuk anaknya.

Dari beberapa toko, semua stok habis terjual karena panic buying. Itulah yang membuatnya semakin frustasi dan sedih karena tidak mendapatkan popok untuk anaknya.

3. Menyayangkan adanya panic buying

3. Menyayangkan ada panic buying
Shutterstock/Mr Aesthetics

"Orang-orang yang membeli dalam jumlah besar membuat lebih sulit bagi kita yang berpenghasilan rendah atau hanya dibayar setiap dua minggu atau bahkan sebulan sekali," ungkap Lauren.

Ia menyayangkan adanya panic buying yang membuat keluarga dengan finansial seperti dirinya tidak mampu mendapatkan barang sesuai kebutuhannya. 

Hal seperti ini tentu membuatnya frustasi karena ketika baru memiliki uang untuk membeli barang, tetapi stoknya tidak ada karena dihabiskan oleh orang-orang yang mampu membeli barang dalam jumlah besar sekaligus atau panic buying.

Kasus penyebaran virus corona ini tentunya bisa kita jadikan pelajaran, salah satunya menahan diri dan tidak egois dalam situasi sesulit apapun. Semua orang sama-sama sedang berjuang dan bertahan, apalagi untuk anak. Tetap semangat dan stay safe everyone!

Baca juga:

The Latest