6 Strategi dalam Membangun Usaha untuk Ibu Rumah Tangga

Perempuan khususnya seorang ibu perlu mengetahui strategi dalam membuka usaha!

13 Juli 2023

6 Strategi dalam Membangun Usaha Ibu Rumah Tangga
Popmama.com/Nurul Khoiriyah
Konferensi pers peluncuran "Modul Perempuan Maju Digital" pada Rabu (12/7/2023).

Seorang ibu tidak hanya sekadar berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan keluarganya. Peran ibu lebih besar daripada itu karena perempuan juga berperan sebagai pilar perekonomian Indonesia.

"Ada 64 juta usaha mikro di Indonesia, dengan lebih dari setengahnya atau 60 persennya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Artinya, perempuan adalah penopang ekonomi nasional,” ujar Menteri PPPA RI, Bintang Puspayoga dalam acara Konferensi Pers Tokopedia bersama KemenPPPA RI dan UPRINTIS Luncurkan "Modul Perempuan Maju Digital" pada Rabu (12/7/2023) di Tokopedia Tower. 

Menurut data State of The Global Islamic Economy Report 2020-2021, peran perempuan yang menjadi wirausaha, dapat berkontribusi hingga US$ 5 triliun. Namun, perempuan khususnya seorang ibu harus menerapkan strategi tertentu dalam membangun usaha.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar 6 strategi dalam membangun usaha untuk ibu rumah tangga yang dapat disimak di bawah ini. Apa saja? 

1. Upayakan membayar jasa untuk diri sendiri

1. Upayakan membayar jasa diri sendiri
Pexels/Ron Lach

Mungkin Mama pernah mengalami dalam membuka usaha sering kali hanya menghitung biaya produksi saja dan mengesampingkan biaya jasa diri sendiri. Novita Hardini, Founder UPRINTIS Indonesia mengungkap bahwa jasa lelah dalam membangun usaha juga perlu dibiayakan.

"Dalam menjual itu tidak hanya beli barang kemudian dijual, belinya Rp10 ribu dijualnya Rp5 ribu, tapi kadang-kadang mereka gak ngerti bahwa jasa mereka, lelahnya mereka, jam kerjanya mereka juga bisa dibiayakan," ungkap Novita dalam acara yang sama. 

Dirinya juga menyinggung minimnya pengetahuan perempuan akan hal tersebut mengakibatkan usaha mereka tidak mendapatkan keuntungan dan alhasil, harus menutupi kekurangan yang ada. 

"Banyak perempuan yang gak tau akhirnya mereka hanya berjualan, mereka hanya lelah, tapi kok gak untung-untung malah yang ada nomboki terus," ujar Novita. 

2. Perlunya manajemen yang baik

2. Perlu manajemen baik
Freepik/Pch.vector

Minimnya pengetahuan pengusaha perempuan atas jasa yang dikeluarkan juga perlu dibayarkan sebagai akibat dari adanya permasalahan keuangan, pemasaran, dan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).

"Ada masalah faktor keuangan, kemudian pemasaran, setelah itu kita lihat adalah manajemen, kebanyakan pengusaha itu pasti menjadi pengusaha yang sangat-sangat ramah pake ilmu metodenya tukang cukur jadi yang nyukur, yang bersihin, semuanya masih menjadi satu orang," ujar Novita.

Berbagai permasalahan manajemen tersebut menjadi fokus yang harus diperhatikan bagi Mama yang ingin membuka usaha. Tentunya, dalam mengetur manajemen yang baik seorang ibu juga harus dibantu dan didukung oleh keluarga dan lingkungan. 

Editors' Pick

3. Pandai mengatur waktu

3. Pandai mengatur waktu
Pexels/Alex Green

Seorang ibu rumah tangga kerap kali disibukkan dengan aktivitas rumah seperti mengurus anak-anak, pekerjaan rumah tangga, hingga melayani suami. Leny Nurhayanti Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA RI menyoroti kesibukkan tersebut yang menjadi tantangan seorang ibu dalam membangun usaha. 

"Kalau kita bekerja, mau jualan dan menjalankan aktivitas lainnya, ibu-ibu masih dibebani dengan pekerjaan rumah, harus nyuci baju dulu, harus nyetrika dulu, dan sebagainya, jadi banyak hal yang sebetulnya menjadi tantangan ibu-ibu semua," ungkap Leny. 

Mengatasi hal tersebut, perempuan terutama seorang ibu diharuskan pandai dalam mengatur waktu. Sama halnya dengan pernyataan Novita Hardini bahwa waktu juga harus dihitung secara ekonomi. 

"Kita harus pandai-pandai juga mengatur waktu kita, selain tadi waktu kita yang harus dihitung secara ekonomi, jadi jangan sampe bu waktu kita, ibu enggak dihitung secara ekonomi artinya, dibikin gratis aja biayanya 0 gitu," tambahnya. 

4. Menekankan kualitas dan harga

4. Menekankan kualitas harga
Pixabay/EmAji

Kunci kesuksesan dalam berbisnis terdapat dua hal, keuntungan dan harga. Perlu Mama ingat bahwa kualitas produk yang dijualkan dengan harga di pasaran menjadi penting untuk diperhatikan ketika bersaing. 

"Persaingan hanya terjadi di kualitas dan harga, jadi harga bisa ditekan semurah mungkin, kualitas harus dinaikkan setinggi mungkin. Itu kalau produk kita mau bersaing, sama-sama enak tapi keluarnya lebih murah pasti akan dibeli lebih banyak, sama-sama harganya tapi kalau kualitasnya lebih enak pasti dia akan lebih," ungkap Leny.

Leny menekankan jika baru merintis usaha dan ingin dipasarkan dengan harga murah bisa saja dilakukan ya asalkan tidak secara terus menerus diterapkan. Hal ini dilakukan demi menghindari kebangkrutan. 

"Kalau di awal kita untuk memperoleh (pelanggan) yaudah deh bu gak papa deh bu di awal murah dulu biar dapat pelanggan, boleh, tapi kalau keterusan ya bangkrut juga bu karena kita semua harus tau produk kita bisa laku dijual itu kuncinya hanya dua, kualitas dan harga," tambahnya. 

5. Pisahkan dengan keuangan keluarga

5. Pisahkan keuangan keluarga
Freepik/Skata

Siapa yang disini masih mencampurkan pendapatan usaha dengan keuangan keluarga? Mencampurkan pendapatan usaha dengan keuangan keluarga sering kali tidak tampak hasilnya, untuk itu alokasikan keuntungan pada bentuk investasi. 

"Pisahkan dengan keuangan keluarga, jangan rasa itu duit sendiri terus gitu ya ini yang bikin kacau terkadang, kalau sudah untung ibu-ibu jangan lupa kita ini kan bagian dari keluarga, artinya dari masyarakat, keuntungan tadi bisa kita alihkan," ujar Leny.

Mama bisa mengalokasikan keuntungan usaha untuk investasi pendidikan dan kebutuhan gizi anak tercinta. Pada dasarnya, anak-anak diharapkan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya.

"Pertama, memberikan tingkat pendidikan anak-anak kita lebih baik, terus yang kedua, kasih anak-anak kita makanan yang lebih bergizi," tambahnya. 

6. Gunakan branding yang eye-catching

6. Gunakan branding eye-catching
Unsplash/Patrik Michalicka

Brand atau merek menjadi ciri khas dari produk yang kita jual, ya Ma. Untuk itu, perlunya menentukan nama merek dagang yang baik dan menarik pelanggan.

"Gunakan branding atau merek yang eye-catching (menarik), branding-nya yang menarik bu, jadi kalau branding-nya menarik tuh terkadang rasanya pas-pasan ya laku juga, jadi harga mahal dikit laku juga," tutup Leny.

Strategi yang telah dijelaskan di atas juga dibutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan lingkungan agar perempuan dapat berdaya mendorong perekonomian masyarakat.

Itu dia informasi seputar 6 strategi dalam membangun usaha untuk ibu rumah tangga. Semoga bermanfaat untuk Mama.

Baca juga:

The Latest