Dok. Museum MACAN/Liandro Siringoringo
Karyanya yang berkaitan dengan sejarah Sunda Kelapa di masa lalu dengan kehidupan Jakarta masa kini membuat Kei Imazu menciptakan peta waktu. Ia menghadirkan kerangka visual yang menyajikan bagaimana masa lalu, masa kini, dan masa depan saling terhubung.
Dalam pameran ini, Imazu memadukan teknik melukis tradisional dengan manipulasi digital dan pemodelan tiga dimensi. Ia juga merujuk karya seninya pada peristiwa, arsip, artefak sejarah, dan juga mitologi lokal yang menguatkan hubungan antara kolonialisme, perubahan lingkungan, dan juga perkembangan uban.
Selain menghadirkan unsur sejarah dalam karya seni yang ditampilkan pada pameran perdananya, Kei Imazu juga menghadirkan tokoh mitologis dalam pamerannya, yakni Nyai Roro Kidul yang dikenal sebagai penguasa Laut Selatan dengan bentuk instalasi tiga dimensi.
“Seringkali, kekuatan yang tak terlihat dan terlupakan membentuk realitas kita saat ini. Mitos hadir sebagai suara yang menyampaikan narasi-narasi tersembunyi itu, dan melalui pameran ini, saya berupaya memberi wujud pada suara yang nyaris tak terdengar tersebut,” jelas Imazu.
Telah menetap di Indonesia sejak 2018, karya yang diciptakan Imazu juga dipengaruhi oleh cara masyarakat lokal memandang sejarah yang hidup dan diwariskan melalui tradisi, lisan, ritual, dan alam.
Itu dia penjelasan mengenai karya pameran Kei Imazu di Museum MACAN padukan seni, sejarah, dan ekologi. Lewat pameran ini, Kei Imazu menyoroti karya seni dengan sejarah dan ekologi yang menjadi renungan hubungan manusia dengan alam yang kerap disepelekan.
Karya yang ditampilkan sangat mendalam maknanya, Ma! Jangan lupa untuk mengunjungi pamerannya, ya!