Benarkah Pola Asuh yang Sehat Dimulai dari Kesehatan Mental Orangtua?

Pernah merasa hilang kesabaran saat menghadapi tingkah anak yang nggak ada habisnya? Bisa jadi bukan karena anak sulit untuk diatur, tapi karena diri sendiri yang lelah secara mental.

Sebagai orangtua bukan soal siapa yang paling sempurna. Tapi tentang siapa yang mampu hadir secara utuh, baik secara fisik maupun mental.

Orangtua yang sehat mental lebih sabar saat anak tantrum, lebih suportif saat anak gagal, dan lebih hangat saat anak butuh pelukan. Di tangan mereka, rumah akan menjadi tempat aman untuk belajar, tumbuh, dan jatuh cinta pada proses.

Sebaliknya, orangtua yang lelah dan burnout cenderung mudah tersulut emosi. Anak pun bisa tumbuh dalam tekanan tanpa tahu apa salahnya.

Ada kalanya kita menyalahkan anak karena terlalu rewel atau keras kepala. Tetapi, pernahkah kamu bertanya, ‘Bagaimana kabar aku hari ini?’

Tuntutan menjadi orangtua yang serba bisa, bisa sangat melelahkan. Mulai dari tekanan pekerjaan, urusan rumah tangga, kurangnya waktu untuk diri sendiri, hingga ekspektasi sosial yang bikin napas terasa sempit.

Itulah mengapa, banyak sekali orangtua yang kehilangan keseimbangan mentalnya. Dan ketika itu terjadi, pola asuh pun jadi lebih mudah berubah jadi ledakan-ledakan kecil yang membekas di hati anak.

Meskipun hanya 10 menit sehari, penting bagi orangtua untuk menyisihkan waktu untuk diri sendiri. Secangkir teh hangat atau mendengarkan lagu favorit bisa memberi ketenangan sejenak.

Bahkan, waktu sejenak ini bisa membantu kamu mengurangi stres dan merasa lebih siap menghadapi hari. Luangkan waktu untuk diri sendiri, agar tetap bertenaga dalam mendampingi anak.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Anak tidak memerlukan sosok sempurna, yang dibutuhkan adalah orangtua hadir dengan hati tenang dan penuh kasih.

Ketika kamu bisa menerima kekurangan diri sendiri, itu memberikan contoh yang berharga tentang bagaimana menghadapi tantangan dengan ketenangan. Ini juga mengajarkan anak untuk lebih menghargai proses daripada hasil yang sempurna.

Obrolan sederhana dapat membantu meringankan beban mental orangtua. Komunikasi yang baik dengan anak dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat dan mengurangi stres.

Dengan saling berbagi perasaan, orangtua dan anak dapat saling mendukung untuk menghadapi hari-hari yang penuh tantangan. Ini juga membantu anak merasa lebih dipahami dan lebih aman dalam mengungkapkan perasaan mereka.

Meminta bantuan atau dukungan dari pasangan, keluarga, atau teman dekat adalah langkah bijak. Kesehatan mental orangtua sangat penting untuk kesejahteraan keluarga.

Terkadang, berbicara dengan orang yang dipercaya dapat memberikan perspektif baru dan mengurangi rasa tertekan. Ini juga memperkuat jaringan dukungan yang dapat membantu orangtua menjalani peran dengan lebih baik.

Ingat, kebahagiaan Mama adalah kunci bagi kebahagiaan keluarga. Ciptakan lingkungan yang positif dan nyaman agar anak bisa berkembang dengan baik, baik secara emosional maupun akademis.

Ketika Mama merasa bahagia, energi positif itu akan menular ke seluruh rumah. Anak pun akan merasa lebih aman dan percaya diri dalam menjalani hari-harinya.

Demikianlah informasi terkait pola asuh yang sehat dimulai dari kesehatan mental orangtua. Kesehatan mental bisa menciptakan lingkungan yang aman, di mana anak dapat berkembang, baik secara emosional maupun akademis.