3 Tips Bisnis Branding bagi Pemula agar Lebih Percaya Diri

Mulai dari menyusun strategi pemasaran, hingga memanfaatkan platform digital

18 Desember 2023

3 Tips Bisnis Branding bagi Pemula agar Lebih Percaya Diri
Freepik/tirachardz

Saat ini, industri UMKM kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital. Tentunya, kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM, untuk terus memaksimalkan diri, sehingga penghasilan mereka pun turut meningkat.

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM ialah bisnis branding. Bisnis branding diperlukan untuk membangun nama brand di hadapan publik, sehingga usaha yang dibangun oleh pelaku UMKM akan lebih dikenal dan dipercaya masyarakat. Ini tentunya bisa mendatangkan peluang-peluang baru dalam perkembangan bisnis.

Dalam acara bertajuk “Felancy Challenge Me, Felancy Change Me” yang digelar oleh Felancy pada Jumat (15/12/2023) di Salihara, Jakarta Selatan, Zata Ligouw mentor digital personal branding, membagikan beberapa tips bisnis branding bagi para pemula agar lebih percaya diri.

Di kesempatan yang sama, Felancy juga memenuhi janjinya untuk memberikan modal usaha bagi pemenang ‘Felancy Challenge Me, Felancy Change Me’ dari program bersama pemula UMKM. Mereka yang masuk dalam daftar pemenang yakni Arsena Qadarindah (Juara 1), Farhah (Juara 2), dan Diah Rosanti (Juara 3).

Di bawah ini Popmama.com rangkum informasi selengkapnya untuk Mama.

1. Awali bisnis branding dengan membuat konsep perencanaan pemasaran

1. Awali bisnis branding membuat konsep perencanaan pemasaran
Popmama.com/Rahayu LS
Zata Ligouw - mentor digital personal branding

Zata Ligouw sebut bahwa langkah awal membangun bisnis branding yakni dengan membuat konsep perencanaan pemasaran. Ini disebut juga sebagai SOSTAC (Situation Analysis, Objective, Strategy, and Tactics).

SOSTAC merupakan konsep model perencanaan pemasaran, yang bisa diimplementasikan dalam digital marketing. Menurut Zata, pelaku UMKM bisa memanfaatkan SOSTAC untuk memasarkan produknya.

"Untuk bisnis branding itu pakai SOSTAC. Jadi SOSTAC itu bisa digunakan untuk segala keperluan kita. Nah dalam bisnis branding, temen-temen itu juga harus punya SOSTAC," ungkap Zata Ligouw.

2. Brand manifesto

2. Brand manifesto
Popmama.com/Rahayu LS

Setiap orang tentu ingin jika bisnis yang dijalankannya dikenal baik oleh masyarakat. Karena dengan begitu, produk yang ditawarkan akan memiliki nilai jual yang tinggi dan lebih menguntungkan kita sebagai owner atau pemilik.

Untuk mencapai itu, Zata menyebut bahwa pelaku UMKM perlu membuat brand manifesto. Ini merupakan pernyataan tertulis, yang secara terbuka menyatakan niat bisnis, tujuan, serta pandangan kita sebagai pemilik suatu brand.

"Pertama tulis dulu brand bisnisnya apa. Setelah itu, ada banyak yang perlu kita isi, yang paling penting salah satunya adalah apa yang mau diselesaikan atau disampaikan. Sama satu lagi, yang harus ada adalah solusi yang mau teman-teman tawarkan ke konsumen. Misalnya barang kita produk pakaian dalam wanita, berarti nanti konsumen kita, mereka butuh barang-barang yang bisa bikin nyaman sebagai perempuan,” jelasnya.

Dalam brand manifesto, pelaku bisnis sangat disarankan untuk menawarkan solusi kepada konsumen.

Contohnya saat menjual produk bra, Mama bisa tawarkan layanan konsultasi terkait ukuran. Karena seperti diketahui, bentuk payudara perempuan cukup beragam, ada yang besar, kecil, bahkan ada yang ukurannya tidak balance antara payudara kanan dan kiri.

Ini bisa dijadikan peluang untuk meningkatkan bisnis branding yang kita miliki. Sehingga nantinya konsumen lebih memilih produk dari brand kita.

“Ambil satu contohnya, seperti bra. Nanti berikan detail kalau belanja di kita, bisa konsultasi ukuran contohnya. Intinya itu ada solusi yang kita tawarkan, ada masalah yang kita selesaikan,” jelasnya.

3. Go your brand digitally

3. Go your brand digitally
Pexels/PhotoMIX Ltd

Di era yang serba digital ini, setiap orang dituntut untuk mampu memanfaatkan platform digital, guna mengembangkan bisnis. Platform digital bisa menjadi wadah untuk berbagi informasi antara penjual dan pembeli, terkait barang dan jasa yang ditawarkan.

Zata Ligouw menyarankan Mama memilih minimal dua platform digital untuk bisnis branding, contohnya Instagram dan TikTok. Terkait pemilihan platform digital, tentunya harus disesuaikan lagi dengan bisnis yang dijalankan, serta keahlian kita dalam menggunakan platform tersebut.

"Pilih satu atau dua platform yang sesuai dengan karakter Mama, dengan personal branding yang mau dibangun. Nah, sama, bisnis branding juga begitu. Pilih satu dua platform, di mana di situ pokoknya cocok banget dengan bisnis branding kita. Misalnya, mau jadi reseller produk pakaian perempuan berkualitas, kayaknya cocok di TikTok atau di Instagram, sedangkan kalau di Threads atau di X itu kurang cocok," ungkapnya.

Memilih platform digital yang cocok dengan karakter dan bisnis kita, tentunya akan mempermudah pekerjaan. Mama jadi bisa menghemat waktu terkait pembuatan konten, karena sudah cukup familiar. Serta lebih semangat, karena pembuatan konten dirasa mudah dan menyenangkan.

Kalau sudah yakin, yuk, mulai dari sekarang!

Baca juga:

The Latest