Pemerintah Australia Larang Warga ke Bali karena Japanese Encephalitis

Infeksi virus yang menyerang otak ini sangat mematikan!

15 November 2018

Pemerintah Australia Larang Warga ke Bali karena Japanese Encephalitis
Flickr/Thomas Depenbusch (Depi)

Pemerintah Australia melarang warganya, terutama yang membawa anak kecil bepergian ke Bali. Peringatan bepergian ini karena serangan virus Japanese Encephalitis (JE) yang mewabah di Bali. 

Sementara itu, Dinas Kesehatan Bali membantah terjadinya wabah. 

Bagaimana fakta sebenarnya? Popmama.com merangkumnya untuk Mama.

1. Pemerintah Australia melaporkan kasus JE

1. Pemerintah Australia melaporkan kasus JE
Pixabay/CC0 Creative Commons

Dua situs berita dari Australia, news.com.au dan dailymail.co.uk menulis bahwa Pemerintah Australia melarang warganya ke Bali karena wabah JE.

Pemerintah Australia menghimbau warganya yang harus ada di Bali untuk mengamankan diri mereka.

“Warga dihimbau untuk tinggal di daerah sejuk dan bersih. Mereka dilarang melakukan aktivitas di wilayah yang kotor, misalnya peternakan,” tulis news.com.au

Australia menjadi sangat khawatir karena Bali dikenal sebagai tujuan wisata dan bisnis oleh banyak warga Australia.

Editors' Pick

2. Bantahan Pemerintah Indonesia

2. Bantahan Pemerintah Indonesia
Pxhere/CC0 Public Domain

Pemerintah Indonesia, melalui Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya, membantah terjadinya wabah. Bahkan menurutnya, tidak ada sama sekali pasien JE di Bali sejak bulan April 2018. 

“Saya menjamin bahwa Bali bebas dari JE sejak April lalu,” tegas Suarjaya. 

Menurutnya, JE telah dicegah melalui vaksinasi besar-besaran terhadap anak-anak usia 9 bulan-15 tahun. “Sudah 960.000 anak divaksinasi JE. Sejak itu tidak ditemukan satu pun kasus JE yang silaporkan,” kata Suarjaya. 

Sebelumnya, memang terdeteksi kasus JE di Bali. Tahun 2014 ada 2 kasus, tahun 2015 sebanyak 22 kasus, dan 17 kasus pada tahun 2016. 

Hingga April 2018, ada 116 kasus terduga JE dan hanya 1 yang benar-benar terbukti JE. “Itu pun tidak fatal. Penderitanya sembuh,” kata Suarjaya.  

“Sampai saat ini tidak ada lagi kasus JE ditemukan,” kata Dewa Kresna, juru bicara RSUD Sanglah, Denpasar, Bali.

3. JE bisa mematikan

3. JE bisa mematikan
Pixnio/James Gathany

Penyebaran virus JE terjadi melalui gigitan nyamuk Culex. Orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala sakit 5-15 hari setelah terinfeksi. 

Virus itu menyebabkan radang otak dengan gejala pusing, mual, muntah, sakit kepala, demam, dan kehilangan kesadaran. 

Tak ada obat untuk menyembuhkan JE namun pengobatan mencegah virus menjadi fatal.

Dokter akan menangani pasien agar bisa melalui fase-fase sulit di masa virus menyerang. Jika masa kritis terlampaui maka pasien JE bisa sembuh. 

Cara Mencegah Infeksi JE

Cara Mencegah Infeksi JE
wikimedia commons/ Azt3cs

Cara paling efektif untuk mencegah JE adalah dengan vaksin JE. Vaksin ini bisa diberikan pada bayi hingga orang dewasa. 

Selain itu, virus bisa dicegah dengan cara menghalau gigitan nyamuk: 

  1. Gunakan krim antinyamuk saat keluar rumah
  2. Gunakan baju dan celana panjang jika bepergian ke daerah yang banyak nyamuk
  3. Gunakan kelambu saat tidur
  4. Hindari berada di tempat-tempat yang berpotensi nyamuk Culex, misalnya ladang, sawah, atau peternakan.

Baca juga: Tak Mau Imunisasi, Wabah Campak Serang Thailand Bagian Selatan

The Latest