Demi Kesehatan Mental, Angga Yunanda Kurangi Penggunaan Media Sosial

Angga Yunanda singgung pentingnya bijak menggunakan media sosial

2 November 2023

Demi Kesehatan Mental, Angga Yunanda Kurangi Penggunaan Media Sosial
Popmama.com/Sania Chandra

Di zaman serba modern ini, media sosial seolah sudah menjadi bagian dari diri kita. Media sosial juga menjadi sarana untuk menyebarkan informasi secara cepat. Hanya dalam waktu hitungan detik, perputaran informasi yang tersebar di media sosial bisa dengan cepatnya berubah.

Itu sebabnya, penting sekali untuk menggunakan media sosial secara bijak dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang dilakukan Angga Yunanda dalam kesehariannya. Ia berusaha memfilter segala informasi yang dapatkan dan sebarkan di platform media sosialnya. 

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas cerita Angga Yunanda kurangi penggunaan media sosial demi kesehatan mental. 

1. Angga Yunanda singgung pentingnya bijak menggunakan media sosial

1. Angga Yunanda singgung penting bijak menggunakan media sosial
Popmama.com/Sania Chandra

Berprofesi sebagai publik figur, Angga Yunanda termasuk orang yang aktif di media sosial, khususnya Instagram. Namun, tak bisa dipungkiri, aktor kelahiran 2000 ini menyadari bahwa informasi yang tersebar di media sosial itu tidak boleh serta merta dipercaya langsung.

“Persebaran nformasi yang ada di media sosial itu sangat cepat. Kecepatan informasi itulah yang membuat kita terkadang kurang punya pemikiran panjang dalam mengolah informasi, termasuk berita-berita yang sedang trending,” kata Angga Yunanda ketika diwawancarai secara eksklusif oleh Popmama.com.

Itu sebabnya, setiap pengguna media sosial memang ada baiknya bersikap bijak dalam menerima maupun menyebarkan informasi pada platform yang ada. Teguran untuk bijak menggunakan media sosial juga disinggung dalam film terbaru Angga Yunanda berjudul Budi Pekerti.

Budi Pekerti ini bercerita tetang Bu Prani yang mendapatkan bullying di media sosial karena video marah-marahnya selama 15 detik itu viral. Sebenarnya, mereka sebagai netizen itu belum tahu kebenarannya. Tapi karena framing yang membentuk pemberitaan tersebut, jadi membuat hal yang salah justru menjadi benar dan berujung membuat Bu Prani terpojok,” ungkap Angga Yunanda.

Menurut Angga, permasalahan yang diangkat dalam film Budi Pekerti menjadi salah satu kasus yang kerap terjadi di masayarakat zaman sekarang. Mudah sekali warganet mempercayai suatu informasi, tanpa mencari tahu kebenarannya.

“Jadi, penting sekali kita sebagai pengguna media sosial untuk bisa lebih bijak dalam melihat berita. Jangan hanya karena melihat headline atau 10 detik video itu langsung menghakimi mereka, padahal belum tentu itu semua adalah sebuah kebenaran,” jelasnya.

Editors' Pick

2. Mengurangi membaca komentar negatif demi kesehatan mental

2. Mengurangi membaca komentar negatif demi kesehatan mental
Popmama.com/Sania Chandra

Angga mengaku terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam menggunakan media sosial. Dulunya, Angga merupakan tipikal orang yang sangat sering membaca komentar terkiat dirinya.

Namun, seiring berjalannya waktu, Angga lebih memilih untuk mengurangi membaca komentar dari warganet, terlebih jika komentar tersebut justru bersifat negatif atau membuatnya merasa kurang nyaman.

“Kalau dulu, jujur aku masih sangat sering melihat komentar. Menurut aku sebenarnya alhamdulillahnya setiap komentar yang aku dapatkan itu kebanyakan memang kritik dan saran yang membangun jadi hal-hal tersebut aku sering melihat,” cerita Angga Yunanda.

“Tapi untuk kesehatan mental aku sendiri, terkadang aku ada di beberapa fase yang sengaja sengaja aku tidak baca. Aku masih cukup beberapa kali melihat (komentar) tapi tidak sesering yang dulu,” lanjutnya.

3. Memfilter informasi yang diperoleh dari media sosial

3. Memfilter informasi diperoleh dari media sosial
Popmama.com/Sania Chandra

Berprofesi sebagai aktor ternama membuat Angga Yunanda tak terlepas dari komentar negatif warganet. Sebagai bentuk dari upaya menggunakan media sosial secara bijak, Angga berusaha memfilter apa yang ingin ia publikasikan di media sosial.

“Terkadang media sosial itu sangat baik untuk bisa membuat kita menjadi pribadi yang positif, bisa memberikan insight baru, serta informasi baru yang mendidik,” ujar Angga Yunanda.

“Tapi, terkadang media sosial juga bisa bersifat sebaliknya (memberikan pengaruh buruk). Jadi, aku harus memfilter apa yang perlu aku publikasikan di media sosial serta memilih konten seperti apa yang aku konsumsi di media sosial,” tambahnya.

4. Angga Yunanda akui merasa lebih tenang usai mengurangi media sosial

4. Angga Yunanda akui merasa lebih tenang usai mengurangi media sosial
Popmama.com/Sania Chandra

Detoks media sosial adalah tindakan seseorang yang sengaja membatasi atau mengurangi penggunaan media sosial dalam hidup mereka untuk jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak negatif yang muncul akibat penggunaan media sosial secara berlebihan.

Angga mengaku dirinya tidak pernah melakukan detoks media sosial, namun belakangan ini diakui dirinya tengah berusaha mengurangi penggunaannya. Setelah mencoba hal tersebut, diakui dirinya lebih merasa tenang secara fisik dan mental

“Aku bukan tipe yang harus hapus aplikasi media sosiak, bukan sampai di tahap itu. Tapi aku berusaha untuk mengurangi jam terbang aku di media sosial, itu semua lumayan aku kurangi dalam waktu belakangan ini,” cerita Angga Yunanda.

“Efek yang aku dapat setelah mengurangi bermain media sosial itu terasa lebih tenang aja sih untuk aku pribadi. Tapi, memang kekurangannya adalah kita jadi tidak bisa menerima informasi secepat biasanya karena nggak buka media sosial,” pungkasnya.

Baca juga:

The Latest