Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
bkgn 2025
Dok. Pepsodent

Intinya sih...

  • BKGN 2025 fokus pada kesehatan gusi, kolaborasi besar antara Pepsodent, PDGI, AFDOKGI, dan ARSGMPI.

  • Penyakit gusi adalah masalah kesehatan mulut terbesar kedua di Indonesia setelah gigi berlubang.

  • BKGN 2025 hadir dengan pelayanan gratis, mudah diakses, dan didukung digitalisasi modern.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap tahun, Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) menjadi momen penting untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mulut. Tahun 2025 ini, BKGN oleh Pepsodent bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), serta Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI) yang berfokus ke kesehatan gusi.

Bertema "Cek Gigi dan Gusi: Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet", program ini mengajak masyarakat untuk lebih sadar bahwa gusi sehat sama pentingnya dengan gigi kuat. Tersedia perawatan gigi gratis di berbagai daerah, BKGN juga memberikan edukasi tentang bahaya penyakit gusi yang sering diabaikan.

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya!

1. Gigi dan gusi seha untuk senyum Indonesia hebat

Popmama.com/Putri Syifa N

Tahun ke-16 pelaksanaan BKGN diwarnai kolaborasi besar antara Pepsodent, PDGI, AFDOKGI, dan ARSGMPI dengan tema "Cek Gigi dan Gusi: Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet" BKGN 2025 memberikan perhatian lebih pada kesehatan gusi, yang selama ini sering terabaikan meskipun berperan penting dalam kesehatan mulut secara menyeluruh.

Acara ini dijalankan dengan layanan gratis seperti pembersihan karang gigi (scaling), penambalan, aplikasi fluoride atau fissure sealant, hingga pencabutan sederhana. Pelayanan ditujukan bagi sekitar 28.000 hingga 29.000 masyarakat di 30 Fakultas Kedokteran Gigi dan Rumah Sakit Gigi Mulut Pendidikan seluruh Indonesia.

Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D selaku Ketua AFDOKGI menjelaskan lebih lanjut soal penyakit gusi memiliki dua tahapan, pertama adalah gingivitis yang ditandai dengan gejala gusi bengkak, merah, atau mudah berdarah. Pada tahap ini, masalah gusi masih dapat diatasi dan bahkan bisa menjadi kembali sehat dengan perawatan yang tepat. Selanjutnya adalah periodontitis, di tahap ini kerusakan sudah sampai ke tulang dan jaringan pendukung gusi, seringkali bersifat irreversible, dimana gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. 

"Sangat perlu kita waspadai adalah, bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan," tuturnya saat press conference, Minggu (21/9/2025).

2. Kenapa kesehatan gusi perlu diperhatikan? Bahaya "silent killer"

Popmama.com/Putri Syifa N

Meski gigi berlubang sering jadi sorotan, gangguan gusi seperti gingivitis dan periodontitis ternyata masuk sebagai masalah kesehatan mulut terbesar kedua di Indonesia. Studi menunjukkan prevalensi penyakit periodontal di Indonesia bahkan mencapai 74,1 % di beberapa kelompok penduduk.

Ahli menjelaskan bahwa kerusakan gusi tidak hanya berdampak lokal, karena bakteri dari jaringan gusi yang terinfeksi bisa masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga komplikasi kehamilan.

drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar PDGI menerangkan, tahun 2025 ini BKGN memberikan perhatian khusus pada kesehatan gusi karena penyakit gusi adalah permasalahan gigi kedua terbesar di Indonesia setelah gigi berlubang namun masih sering terabaikan dan kerap disebut ‘silent killer’ karena gejalanya muncul secara samar dan tidak menimbulkan rasa sakit, terutama di tahap awal. 

"Padahal jika dibiarkan, penyakit gusi tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, namun bisa menjadi bahaya tersembunyi untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh," jelasnya pada kesempatan yang sama. 

3. Program gratis dan edukasi yang mudah diakses

Dok. Pepsodent

BKGN 2025 hadir dengan pelayanan yang tidak hanya gratis dan mudah diakses, tapi juga didukung digitalisasi modern. Pepsodent melalui situsnya mencatat lebih dari 143.756 masyarakat telah menggunakan layanan konsultasi online "Tanya Dokter Gigi". 

Edukasi juga menjangkau sekolah-sekolah dan wilayah terpencil seperti Simeulue, Kotawaringin Barat, Jeneponto dan Sorong agar tidak ada lagi wilayah yang tertinggal dalam akses kesehatan gigi.

Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK, Ketua ARSGMPI menerangkan, selama 15 tahun BKGN berlangsung, pembersihan karang gigi atau scaling sebagai salah satu upaya menangani masalah gusi selalu menjadi perawatan yang paling banyak dilakukan di RSGMP yang berpartisipasi. 

Artinya permasalahan ini memang sangat sering terjadi di tengah masyarakat, seringkali tanpa mereka sadari. 

"Untuk itu selain memberikan pelayanan, di BKGN 2025 seluruh RSGMP juga siap mengedukasi masyarakat untuk terus menjaga kesehatan gusi dengan menyikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi khusus untuk kesehatan gusi, melakukan pembersihan karang gigi secara teratur, serta kontrol rutin ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali," pungkasnya.

Pelayanan dapat diakses secara online di FKG dan RSGMP yang berpartisipasi, artinya masyarakat tinggal “klik daftar” tanpa ribet. Semua dokter gigi yang terlibat disebut kompeten sehingga kita bisa datang dengan tenang. 

Itulah tadi informasi mengenai menjaga gusi sehat dalam rangka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN). Jangan lupa untuk merawat kesehatan mulut secara keseluruhan ya!

Editorial Team