7 Tanda Tubuh Kebanyakan Makan Gorengan

Gorengan umumnya mengandung kalori yang tinggi karena proses penggorengan menambahkan lemak ke dalam makanan. Konsumsi kalori berlebih secara terus-menerus dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Menurut World Health Organization (WHO), asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.

Selain itu, lemak trans yang sering ditemukan dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng dapat meningkatkan risiko obesitas. Lemak trans tidak hanya meningkatkan jumlah kalori, tetapi juga dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga mempersulit proses pembakaran lemak.

Penambahan berat badan ini tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk memantau asupan gorengan dan menjaga keseimbangan kalori harian.

Mengganti gorengan dengan metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang atau merebus, dapat membantu mengurangi asupan kalori dan lemak berlebih, sehingga membantu dalam pengendalian berat badan.

Konsumsi gorengan yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama jika digunakan berulang kali, dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya. Lemak trans ini dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).

Menurut American Heart Association, peningkatan kadar kolesterol LDL dan penurunan HDL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, membatasi konsumsi gorengan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung.

Selain itu, lemak trans juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko lain untuk penyakit kardiovaskular. Mengganti gorengan dengan makanan yang dipanggang atau direbus dapat membantu mengurangi asupan lemak trans dan menjaga kadar kolesterol tetap sehat.

Memilih minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun atau minyak kanola, dan menghindari penggunaan minyak secara berulang kali juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dalam darah.

Makanan yang digoreng cenderung lebih sulit dicerna oleh tubuh. Kandungan lemak yang tinggi dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan perasaan kembung, mual, atau bahkan nyeri perut.

Selain itu, minyak yang digunakan untuk menggoreng dapat memicu produksi asam lambung berlebihan, hal ini dapat menyebabkan refluks asam atau mulas. Bagi mereka yang memiliki kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), konsumsi gorengan dapat memperburuk gejala.

Mengurangi asupan gorengan dan menggantinya dengan makanan yang lebih mudah dicerna, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan. Selain itu, memastikan asupan serat yang cukup juga penting untuk menjaga fungsi pencernaan tetap optimal.

Jika kamu mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi gorengan, pertimbangkan untuk mengurangi frekuensi dan porsinya, serta perhatikan bagaimana tubuh kamu merespons perubahan tersebut.

Banyak gorengan yang mengandung kadar tinggi natrium, terutama jika ditambahkan garam atau bumbu penyedap. Konsumsi natrium berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.

Menurut WHO, asupan natrium yang tinggi berkontribusi pada tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. WHO merekomendasikan untuk membatasi asupan natrium harian tidak lebih dari 5 gram (sekitar satu sendok teh) untuk orang dewasa.

Selain itu, lemak trans yang ditemukan dalam gorengan juga dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah, hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.

Mengurangi konsumsi gorengan dan memilih makanan yang rendah natrium serta lemak jenuh dapat membantu mengontrol tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung.

Konsumsi makanan berlemak, seperti gorengan, dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Diet tinggi lemak dan makanan olahan dapat meningkatkan produksi sebum (minyak) di kulit, yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Selain itu, gorengan sering kali memiliki indeks glikemik yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan memicu peradangan, ini juga berkontribusi pada perkembangan jerawat.

Mengurangi asupan gorengan dan menggantinya dengan makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit. Selain itu, memastikan hidrasi yang cukup dan menjaga rutinitas perawatan kulit juga penting untuk mencegah jerawat.

Jika kamu mengalami masalah kulit yang berkelanjutan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli gizi untuk mendapatkan saran tepat mengenai diet dan perawatan kulit.

Gorengan mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Konsumsi lemak trans secara berlebihan dapat memicu peradangan dalam tubuh dan meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang dapat mempercepat pembentukan plak di arteri.

Menurut WHO, pola makan tinggi lemak jenuh juga berkontribusi pada tekanan darah tinggi dan peradangan sistemik dalam tubuh. Untuk menjaga kesehatan jantung, sebaiknya kurangi konsumsi gorengan dan pilih makanan yang mengandung lemak sehat, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak.

Makanan digoreng sering kali memiliki indeks glikemik tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Selain itu, konsumsi gorengan yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, orang yang sering mengonsumsi makanan berlemak dan berminyak memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Mengurangi konsumsi gorengan dan menggantinya dengan makanan kaya serat, seperti sayuran dan biji-bijian utuh, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil serta mengurangi risiko diabetes.

Gorengan memang lezat dan sulit untuk ditolak, namun, dengan mengetahui 7 tanda tubuh kebanyakan makan gorengan dapat kamu jadikan pertimbangan untuk lebih bijak dalam mengonsumsinya. 

Coba kurangi frekuensi makan gorengan dan mulai beralih ke metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang atau merebus. Jadi, mulai sekarang, yuk lebih bijak dalam memilih makanan! Jaga pola makan yang seimbang agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.