Cakra Khan merupakan penyanyi yang mulai populer di dunia musik tanah air sejak 2011 silam. Sosoknya mulai dikenal publik usai merilis lagu 'Harus Terpisah' yang menjadi single andalannya sampai saat ini.
Berkat kerja kerasnya, Cakra Khan berhasil punya rumah sederhana yang nyaman di kawasan Cinere. Sebelum punya rumah pribadi, diketahui kalau Cakra Khan sempat tinggal di kos sampai kontrakan.
Berikut ini Popmama.com bagikan foto rumah Cakra Khan, pengoleksi wayang golek.
Disimak, yuk!
Cakra Khan sempat memperlihatkan sisi rumahnya melalui kanal YouTube yang bertajuk house tour. Pertama kali ia membagikan suasana halaman rumah yang nampak sebuah gazebo sederhana.
Gazebo tersebut sering digunakan untuk bersantai hingga berkumpul bersama teman-temannya. Spot dengan suasana yang sejuk dan asri ini jadi tempat favorit Cakra Khan di rumahnya.
"Ini semua dibikinin dari Pangandaran langsung," ungkap Cakra Khan.
Memasuki ruangan pertama rumah Cakra Khan tak didesain untuk ruang tamu. Di ruangan tersebut lebih banyak dekorasi pajangan, seperti wayang golek, foto, hingga motor sport.
"Ini memang, kalian tau sendiri kalau saya suka wayang kan. Jadi akan ada banyak wayang di rumah saya," katanya.
Di setiap sisi dinding rumahnya juga terdapat banyak pajangan foto keluarga besar Cakra Khan.
Saat berada di area ruang keluarga, terdapat lebih banyak wayang golek koleksi Cakra Khan. Penyanyi tersebut mengungkapkan kalau ia menyukai wayang sejak dulu, bahkan dulu ia sering menonton pertunjukkan wayang setiap malam Minggu.
Seluruh wayang koleksinya merupakan wayang golek yang berasal dari Jawa Barat. Cakra Khan membelinya langsung di Pangandaran dan dibuat langsung oleh salah seorang dalang di sana.
"Kan nama gue (artinya) juga dari senjata-senjata wayang," ujarnya.
Rumah Cakra Khan tersebut sudah dibelinya sejak 7 tahun silam yang sebelumnya sempat dihuni oleh orang asing. Sebelum pindah ke rumah barunya, Cakra sempat tinggal di Fatmawati mulai dari ngekos sampai mengontrak rumah.
"Abis ngekos, terus ngontrak, abis itu beli rumah di Sawangan terus kejauhan. Akhirnya dijual. Terus beli ini, udah betah. Kebetulan ini daerahnya masih banyak pohon," tutur Cakra.
Selain karena sekitarnya banyak pohon, ia menyukai desain bangunan rumah yang tak memiliki banyak ruangan. Ia mengaku tak butuh rumah besar karena tidak suka dengan jarak antar ruangan yang berjauhan.
"Gue mau ruangan tuh yang kalau gue capek, pulang tuh langsung kamar nggak mau naik-naik kemana-mana. Jadi semuanya ngumpul, gue juga nggak bisa kalau jauh-jauh," lanjutnya.
Di ruang tengah atau ruang tamu ini cukup dekat menjangkau ke seluruh ruangan rumah, seperti dapur, kamar, kamar mandi, hingga halaman belakang.
Dekat dengan halaman belakang terdapat area dapur bersih yang jarang digunakan. Cakra sendiri mengaku jarang memasak di rumahnya itu.
Alhasil, dapur tersebut hanya digunakan untuk meletakkan beberapa peralatan dan perlengkapan dapur saja.
Uniknya, Cakra Khan bukan hanya mengoleksi wayang, tetapi juga mengoleksi mainan tradisional era 90-an. Kepada rekannya, Cakra memperlihatkan mainan lompat karet yang cukup panjang.
Cakra mengaku karet tersebut ia buat ketika sedang merasa bosan di rumah. Selain karet, ia juga punya layangan yang sering ia terbangkan bersama pemain lainnya.
Mainan tradisional terakhir adalah kapal otok-otok. Kapal tersebut diberi nama sesuai bunyinya ketika dijalankan di atas air. Kapal otok-otok bergerak menggunakan api penghasil energi panas yang kemudian berubah menjadi energi gerak.
Di rumah Cakra Khan terdapat halaman belakang berupa taman yang asri dengan kehijauan dari tanaman hias dan rerumputan. Ia melengkapinya dengan meja dan kursi untuk bersantai.
"Pokoknya gue main-main di sini atau cari inspirasi di sini, bikin lagu," kata Cakra.
Sebagai seorang penyanyi Cakra mengaku harus ada speaker portable di setiap sudut rumahnya. Sesuai dengan rutinitasnya setiap pagi, Cakra harus mendengar musik dengan kualitas suara yang bagus.
Salah satu speaker milik Cakra merupakan barang klasik yang sudah tak produksi lagi.
Di halaman depan rumah Cakra Khan terdapat akses tangga melingkar menuju ke ruangan kantor pribadinya. Sebelum itu, terdapat satu hal yang menarik yaitu rumah pohon.
Rumah pohon ini sengaja dibuat mengingat masa kecil Cakra Khan di kampung yang suka memanjat pohon. Cakra mengaku sering bersantai di tempat ini dari Subuh menjelang fajar sambil mendengar suara burung.
Tak lupa, di rumah pohon tersebut juga dilengkapi dengan speaker.
Nah di depan rumah pohon tersebut ada sebuah ruangan yang merupakan replika kantor pribadi Cakra Khan. Ruangan tersebut dibuat menyerupai kantornya yang ada di label musik yang menaunginya.
Seluruh atap ruangan tersebut dibangun menggunakan kayu yang dibawa langsung dari Pangandaran. Selain karena harganya yang murah, kayu di Pangandaran punya kualitas yang lebih bagus.
Furnitur yang didominoasi kayu tersebut dilengkapi dengan pencahayaan berwarna kuning, sehingga suasananya terasa hangat.
Karier Cakra Khan di dunia musik sudah mengantarkannya kepada beragam penghargaan bergengsi. Lantas ia pun memajang dengan rapi berbagai piala penghargaan di rak rumahnya.
"Alhamdulillah saya sangat bersyukur, gara-gara teman-teman yang selalu mendukung musik saya, saya mendapat alhamdulillah penghargaan yang menurut saya ini, saya nggak pernah kejar penghargaan, tapi menurut saya ini apresiasi dari teman-teman yang akan saya tunjukkan ke kalian," kata Cakra Khan.
Tak heran kalau Cakra Khan dijuluki sebagai penyanyi yang sederhana. Ia jadi salah satu artis yang tak ingin hidup di tengah kemewahan, justru Cakra Khan hanya ingin rumah sederhana yang nyaman untuknya.
Kali ini adalah kamar tidur Cakra Khan yang terlihat bernuansa klasik. Di dalam kamarnya itu juga terdapat ruangan walk in closet dan kamar mandi pribadi.
Di sekitar tempat tidurnya, Cakra Khan memiliki sederet set up komputer hingga peralatan rekaman. Area tersebut biasanya ia gunakan saat cover lagu atau melakukan siaran langsung di media sosial.
Itulah beberapa foto rumah Cakra Khan yang punya koleksi wayang golek. Selain menyukai seni musik, rupanya Cakra Khan juga pengagum seni tradisional ya, Ma.