Cara Mengelola Rasa Bersalah Mama pada Anak

Yuk lakukan 6 cara ini agar rasa bersalah Mama pada anak sedikit terobati!

15 Mei 2020

Cara Mengelola Rasa Bersalah Mama Anak
Pexels/Austin Guevara

Menjadi seorang Mama tak bisa lepas dari yang namanya perasaan bersalah pada anak, karena sejatinya tidak ada Mama yang sempurna di dunia ini. Meski demikian anak akan selalu menganggap Mama merupakan yang terbaik dan sempurna di mata mereka.

Hal ini bertentangan dengan perasaan para Mama yang kerap merasa bersalah karena belum bisa memberikan yang terbaik bagi anaknya, baik itu dari segi waktu, tenaga, pikiran, perhatian maupun materi.

Bagi Mama yang memutuskan tetap bekerja dan meniti karir, kebersamaan bersama si Kecil menjadi berkurang. Mama terpaksa menitipkan dan mempercayakan mereka pada pengasuh.

Tentu ada rasa sedih yang menyelimuti setiap kali hendak pergi bekerja dan anak menangis ingin ikut. Mau tidak mau Mama harus menguatkan hati dan melangkah pergi mencari rezeki bagi buah hati yang menanti di rumah.

Perasaan bersalah karena tidak memiliki cukup waktu bagi anak membuat sebagian besar Mama rentan terkena stress. Apa saja yang dapat Mama lakukan untuk mengelola rasa bersalah Mama pada anak?

Popmama.com akan membagikan 6 cara mengelola rasa bersalah Mama pada anak sebagai berikut:

1. Tidak ada Mama yang sempurna

1. Tidak ada Mama sempurna
Pexels/Daria Shevtsova

Tanamkan pada benak Mama bahwa tidak ada Mama yang sempurna di dunia ini. Ada berbagai kekurangan yang kerap hadir pada masa pengasuhan si Kecil.

Bagi Mama yang bekerja, kurangnya waktu dan perhatian menimbulkan rasa bersalah yang berkepanjangan.

Begitupun bagi Mama yang berperan sebagai IRT, terkadang lalai dalam mengurus si Kecil dan menyebabkannya terjatuh bisa menimbulkan trauma tersendiri.

Ingatlah bahwa tidak ada Mama yang sempurna dan tidak pernah melakukan kesalahan. Yang dapat Mama lakukan adalah terus memperbaiki diri dalam menjaga dan memberikan yang terbaik bagi anak. 

2. Sering jalin komunikasi

2. Sering jalin komunikasi
Pexels/bruce mars

Meskipun Mama berada di kantor, bukan berarti Mama tidak bisa menjalin komunikasi dengan si Kecil. Mama bisa memasang CCTV yang dilengkapi fasilitas audio dua arah sehingga dapat berbicara langsung dengan si Kecil dan pengasuhnya.

Dengan cara ini Mama pun merasa lebih tenang dan aman karena bisa mengawasi apa yang terjadi di rumah dari tempat kerja Mama. Mama juga bisa melakukan panggilan telepon maupun video call di jam istirahat kantor.

Selain komunikasi melalui media seluler, saat tiba di rumah Mama pun hendaknya membangun komunikasi dua arah yang baik dengan anak.

Tanyakan apa kegiatannya hari ini dan biasakan bercerita sampai hal-hal kecil. Dengan begitu anak merasa bahwa orangtuanya menaruh perhatian padanya walaupun Mama harus bekerja dan tidak bisa menemaninya di rumah.

Komunikasi yang Mama bangun dapat menjadi obat tersendiri dan menghindarkan Mama dari rasa bersalah yang berkepanjangan. 

Editors' Pick

3. Berlibur bersama anak

3. Berlibur bersama anak
Pexels/Agung Pandit Wiguna

Manfaatkan cuti yang Mama dapatkan dari kantor untuk mengajak anak berlibur ke luar kota. Perjalanan bersama Mama akan menjadi suatu kenangan tersendiri bagi anak.

Selain itu menjelajah tempat wisata baru, mencoba kuliner yang berbeda serta menginap di hotel dapat membuat pengalaman anak meningkat dan menjadi bahan ceritanya nanti pada teman-temannya.

Berlibur bersama anak tidak mesti mewah. Sesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing. Sekalipun Mama memiliki banyak uang, jangan selalu mengajaknya liburan mewah karena dapat menyebabkan anak menjadi hedonis.

Mama bisa membawanya berlibur ke pantai maupun pegunungan dan memilih tempat menginap yang biasa serta makan di pasar rakyat yang menyajikan menu lezat tetapi ramah di kantong.

4. Belikan mainan

4. Belikan mainan
Pexels/Singkham

Saat si Kecil masih dalam masa tumbuh kembang, Mama dapat membelikannya mainan sebagai penebus rasa bersalah Mama.

Pilihlah mainan yang dapat merangsang motorik halus dan kasar serta membutuhkan kinerja otak. Misalnya dengan mainan puzzle maupun lego.

Tetapi bila anak sudah relatif besar maka cara ini kurang bijak dilakukan karena anak akan terbiasa dimanja dan tidak berusaha untuk mendapatkan sesuatu.

Mama dapat mengakalinya dengan membelikan mainan setiap anak melakukan suatu pekerjaan yang baik secara rutin maupun meraih prestasi tertentu. Dengan demikian anak akan terbiasa berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.

Baca juga: 

5. Sesekali biarkan anak tidur lebih malam

5. Sesekali biarkan anak tidur lebih malam
Willowparkmontessori.com

Anak tentunya selalu menunggu waktu Mama pulang agar bisa bermain bersama meski sebentar saja.

Terkadang lembur membuat Mama pulang lebih malam, anakpun menjadi terjaga lebih lama demi main bersama. Lawanlah rasa lelah dan kantuk Mama, temani si Kecil bermain sebentar. Sesekali tidak mengapa membiarkan anak tidur lebih malam.

Saat bermain, ingatkan anak untuk tidak menunggu Mama jika Mama sedang rapat dan akan pulang larut malam. Edukasilah anak bahwa saat hari Sabtu dan Minggu tiba maka Mama akan menebusnya dengan bermain bersama.

6. Pulang tepat waktu

6. Pulang tepat waktu
Pexels/Moose Photos

Sebagai seorang Mama yang bekerja, tanggungjawab kita tidak hanya pada urusan kantor saja, tetapi tanggungjawab pada anak lebih besar dan tidak bisa diabaikan. Oleh sebab itu gunakan waktu bekerja seefisien mungkin sehingga Mama dapat pulang ke rumah tepat pada waktunya.

Hal ini sangat bijak untuk dilakukan Mama demi menebus rasa bersalah pada anak. Anakpun akan merasa tetap diperhatikan dan bisa bermain bersama saat malam tiba.

Tetapi saat Mama memang diharuskan lembur, beri pengertian pada anak agar ia tidur saja dan tidak usah menunggu Mama.

Dengan demikian ia akan mengerti bahwa tidak setiap keinginannya dapat terkabul setiap hari. Bagaimanapun Mama telah mengusahakan yang terbaik bagi si Kecil dengan berusaha pulang tepat pada waktunya. Sesekali lembur tidak akan membuat anak begitu kecewa.

Nah itulah 6 cara mengelola rasa bersalah Mama pada anak. Mama tidak perlu khawatir pada perkembangan si Kecil karena berdasarkan penelitian di Academy of  Social Sciences,  London, Inggris, anak dari ibu yang bekerja dan tidak bekerja menunjukkan kemampuan yang sama dalam bidang bahasa dan matematika, begitu juga perilakunya. 

Peran Mama dalam menerapkan pola asuh yang tepat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Baik Mama yang bekerja maupun IRT tetap dapat memiliki anak-anak yang baik dan cerdas.

The Latest