Deretan Isu Dugaan Perselingkuhan Kompol Anggraini Putri
- Kompol Anggraini Putri dikaitkan dengan isu perselingkuhan bersama Irjen Krishna Murti yang memicu sorotan publik.
- Beredar tuduhan fasilitas mewah seperti uang bulanan Rp50 juta, apartemen hingga mobil dari sang jenderal.
- Polri melalui Divisi Propam menggelar sidang etik, sementara Irjen Krishna Murti dimutasi dari jabatan strategisnya.
Belakangan ini publik dikejutkan oleh kabar yang menyeret nama Kompol Anggraini Putri, seorang perwira menengah Polri yang dikenal memiliki karier cukup cemerlang. Namanya tiba-tiba ramai diperbincangkan setelah dikaitkan dengan isu dugaan perselingkuhan bersama seorang jenderal Polri berinisial “KM” yang diduga kuat adalah Irjen Krishna Murti.
Kasus ini menjadi sorotan bukan hanya karena menyangkut kehidupan pribadi seorang aparat negara, tetapi juga karena adanya tuduhan fasilitas mewah hingga mutasi jabatan di tubuh kepolisian. Masyarakat pun semakin penasaran karena belum ada pernyataan resmi langsung dari Kompol Anggraini sendiri, sehingga spekulasi terus bermunculan.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum deretan isu dugaan perselingkuhan kompol Anggraini Putri.
Yuk, disimak!
Deretan Isu Dugaan Perselingkuhan Kompol Anggraini Putri
1. Isu perselingkuhan dengan Irjen Krishna Murti
Isu utama yang menyeret nama Kompol Anggraini Putri adalah dugaan perselingkuhannya dengan Irjen Krishna Murti, mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri. Kabar ini pertama kali mencuat di media sosial dan kemudian ramai diliput berbagai media.
Banyak pihak menyoroti kasus ini karena melibatkan dua perwira kepolisian dengan jabatan berbeda, sehingga dianggap bisa merusak citra institusi. Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Kompol Anggraini maupun Irjen Krishna Murti terkait tuduhan tersebut.
Fakta ini membuat publik terus berspekulasi, bahkan memperhatikan setiap langkah keduanya di media sosial.
2. Isu fasilitas mewah dan aliran dana fantastis
Salah satu hal yang paling menyita perhatian publik adalah kabar mengenai fasilitas mewah yang disebut-sebut diterima Kompol Anggraini dari Irjen KM.
Dalam pemberitaan, ia diduga mendapat uang bulanan sebesar Rp50 juta, sebuah jumlah yang fantastis jika dibandingkan dengan gaji seorang polisi berpangkat komisaris.
Tidak hanya itu, Anggraini juga dikaitkan dengan pemberian apartemen di kawasan elite Kemang Village, Jakarta Selatan. Bahkan, ia disebut sempat menerima sebuah mobil Pajero yang kemudian diganti dengan merek BAIC.
Ada pula kabar bahwa dirinya memiliki akses ke kartu kredit milik sang jenderal untuk kebutuhan pribadi. Namun, hingga kini belum ada bukti autentik yang dipublikasikan terkait tuduhan tersebut.
Hal ini membuat publik terpecah, antara yang percaya pada isu tersebut dan yang masih menunggu kejelasan resmi dari Polri.
3. Proses etik dan mutasi jabatan di tubuh polri
Kasus ini tidak hanya menjadi gosip publik, tetapi juga memunculkan langkah internal di tubuh Polri. Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) dilaporkan telah menggelar sidang etik tertutup pada akhir Juli 2025 untuk mendalami dugaan pelanggaran kode etik. Walaupun hasil sidang tersebut belum dipublikasikan, dampaknya sudah terasa.
Irjen Krishna Murti yang diduga terlibat dalam kasus ini dimutasi dari jabatan strategisnya sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) dan dipindahkan menjadi Staf Ahli Kapolri bidang Manajemen. Langkah ini dipandang sebagai bentuk penegasan bahwa isu dugaan perselingkuhan tidak bisa dianggap remeh.
Selain itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga menyoroti kasus ini dan berencana meminta klarifikasi langsung kepada Polri. Tindakan ini dilakukan agar publik tidak hanya mengandalkan isu yang beredar di media sosial, melainkan juga mendapatkan penjelasan resmi.
Itulah deretan isu dugaan perselingkuhan kompol Anggraini Putri. Perlu diingat bahwa isu dugaan perselingkuhan ini masih terus bergulir dan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait. Penting bagi kita untuk tetap bijak dalam menyikapi informasi, tidak langsung mempercayai gosip yang beredar, dan menunggu kejelasan dari lembaga resmi.
Apa pun hasil akhirnya, kasus ini menjadi pengingat bahwa transparansi dan integritas sangat penting, apalagi bagi aparat penegak hukum yang menjadi teladan di masyarakat.
