Rupanya, film Jangan Panggil Mama Kafir ini diangkat dari kisah nyata. Hal ini diungkapkan langsung oleh Yoen K selaku produser dari film tersebut.
Ia menjelaskan bahwa judul film telah mengalami beberapa perubahan, dari Janji Maria, kemudian sempat menjadi Mamaku Kafir, hingga akhirnya diputuskan menjadi Jangan Panggil Mama Kafir setelah melalui banyak pertimbangan.
Yoen K menekankan bahwa fokus utama film ini bukanlah untuk membahas masalah perbedaan agama, tetapi untuk menonjolkan pentingnya arti sebuah keluarga serta hubungan erat antara seorang mama dan anak.
Ia menambahkan, inti cerita ini berpusat pada ikatan antara seorang mama dan anak yang memiliki keyakinan berbeda.
Tak hanya Yoen K, Dyan Sunu Prastowo selaku sutradara juga menyampaikan bahwa alasannya membuat film yang bertema pernikahan beda agama.
Menurutnya, ide mengangkat topik tersebut berasal dari realita yang ada. Yoen menyatakan bahwa kondisi tersebut sangat berhubungan erat dengan kehidupan nyata di masyarakat, terutama mengenai tantangan dan risiko yang dihadapi dalam pernikahan berbeda keyakinan