5 Fakta dan Sinopsis Film Lupa Daratan, Vino G. Bastian Kena Karma

Lupa Daratan mengikuti perjalanan Vino Agustian (Vino G. Bastian), aktor yang sedang berada di puncak popularitas setelah meniti karier dari nol bersama sang kakak, Iksan (Agus Kuncoro).

Namun kesuksesan membuat Vino berubah. Ia menjadi sombong, menjauh dari keluarga, dan merasa dirinya bintang yang tak tergantikan.

Di tengah kesibukan mempersiapkan proyek film besar, Vino tiba-tiba kehilangan kemampuan berakting, sesuatu yang menjadi identitas dan kebanggaannya selama ini. Ia panik dan berusaha menutupi kondisi tersebut dari publik sambil mencari cara untuk memulihkannya.

Dalam proses itu, Vino mulai mengingat kembali orang-orang yang pernah mendukungnya serta menyadari bahwa egonya telah membuatnya lupa daratan. Perjalanan ini menjadi titik balik bagi Vino untuk menemukan kembali dirinya dan memulihkan hubungan yang telah ia abaikan.

Ernest Prakasa menyebut Lupa Daratan sebagai proyek yang mendorongnya keluar dari pola film yang biasa ia garap.

Ia mencoba pendekatan cerita yang lebih satir, khususnya dalam menggambarkan dunia hiburan dari sudut pandang seorang aktor yang “kehilangan kemampuan akting”.

“Di film ini aku ingin dengan sengaja keluar dari zona nyaman dalam arti bekerja dengan orang-orang baru,” ujar Ernest di press conference film Lupa Daratan.

Ernest juga bekerja lebih intens dengan para pemain untuk mempertahankan keseimbangan antara humor dan emosi. Pendekatan baru ini membuat film tersebut terasa segar di antara karya-karyanya yang lain.

Vino G. Bastian menghadapi tantangan unik karena harus memainkan aktor sukses yang justru tidak bisa berakting. Vino harus menciptakan ekspresi dan gestur yang terlihat “salah” secara sengaja, namun tetap meyakinkan sebagai bagian dari cerita.

Hal ini membuat proses pendalaman karakter menjadi jauh lebih kompleks dibanding peran-peran sebelumnya. Vino menyebut bahwa memerankan “aktor gagal” adalah latihan mental sekaligus teknik yang menarik untuk dicoba.

Dalam proses produksi, Ernest Prakasa dan Vino G. Bastian bekerja sama dengan komedian Ardit Erwandha sebagai konsultan komedi. Ardit membantu membangun ritme humor yang tepat, memastikan setiap momen lucu muncul secara natural tanpa mengganggu alur drama.

Ia juga memberikan arahan terkait timing, gaya komedi, serta penyesuaian dialog agar lebih hidup dan sesuai karakter. Kehadiran Ardit membuat elemen komedi di film ini terasa lebih matang dan organik, sehingga penonton bisa menikmati keseimbangan antara drama dan humor.

Film ini menyoroti bagaimana kesombongan dapat membuat seseorang kehilangan arah, terutama ketika berada di puncak popularitas. Melalui karakter Vino Agustian, penonton diajak melihat betapa pentingnya dukungan orang terdekat dalam perjalanan karier.

Cerita ini turut menyuarakan realitas bahwa tekanan industri hiburan dapat mengubah pribadi seseorang tanpa disadari. Pesan inilah yang membuat Lupa Daratan terasa relevan bagi banyak penonton.

Deretan pemeran pendukung seperti Agus Kuncoro, Dea Panendra, dan Emil Kusumo memberikan dinamika kuat pada perjalanan karakter utama. Setiap aktor membawa warna emosional dan humor yang berbeda-beda, memperkaya keseluruhan alur cerita.

Kehadiran beberapa cameo terkenal juga membuat film ini terasa lebih hidup dan interaktif. Kolaborasi banyak aktor lintas genre menjadikan Lupa Daratan semakin menarik untuk ditonton.

Itulah rangkuman deretan fakta dan sinopsis film Lupa Daratan. Lupa Daratan bukan hanya menyajikan hiburan, tetapi juga kisah yang mengajak penonton merenungkan kembali arti kesederhanaan, dukungan keluarga, dan pentingnya tetap rendah hati.

Dengan alur yang ringan namun menyentuh, film ini layak menjadi pilihan tontonan keluarga di akhir pekan. Jika Mama mencari film dengan pesan positif namun tetap menghibur, karya terbaru Ernest Prakasa ini bisa menjadi pilihan yang tepat.