8 Fakta Keluarga Ahmad Sahroni, Tak Mengenal Sosok Papanya

Ahmad Sahroni merupakan laki-laki asli Jakarta yang lahir pada 8 Agustus 1977. Ia memiliki darah keturunan Minang dari mamanya, sementara itu mengalir juga darah Medan dari papanya.

Menjadi anggota dewan adalah suatu pencapaian cukup besar bagi Roni yang semasa kecil hidup di tengah keluarga sederhana. Akibat adanya permasalahan ekonomi, Roni yang hidup bersama mama dan neneknya harus mencari pundi-pundi rupiah sejak usia dini. 

Kerja kerasnya itu sudah ia lakukan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari berjualan es, semir sepatu, tukang cuci piring, sampai ojek payung pernah ia lakukan disela-sela waktu sekolah. 

Sejak kecil ia tak mengenal atau pun bertemu sosok papa kandungnya. Hernawati Peggy selaku mama Roni mengaku sakit hati dengan perlakuan suaminya. Itu sebabnya ia tak pernah mempertemukan Roni dengan papa kandungnya. 

"Jadi kalau mau liat Roni, saya umpetin dia. Sampai berantem saya sama mama saya, tanpa dia (mantan suami) saya bisa besarin anak saya," kata mama Roni pada sebuah kanal YouTube. 

Roni sendiri mengaku sempat mencari keberadaan papanya di Medan saat masih SMP, namun tak berhasil ditemukan. Bagi Roni, figur mama dan sang nenek yang sangat berjasa dalam hidupnya. 

Barulah sampai nama Roni dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, keluarga sang papa menemuinya ke Jakarta. Namun, Hernawati tetap tak memberinya kesempatan untuk bertemu Roni

"Saya omelin mereka, 41 tahun yang lalu kalian kemana. Sekarang anak saya tuh gambarnya ada di mana-mana. Dia mau ketemu Roni 'nggak bisa' saya bilang, berapa kali dia datang saya tolak terus itu," jelasnya. 

Hernawati Peggy berjuang membesarkan anak tanpa adanya figur suami. Meski demikian, ia mendapat banyak dukungan dari keluarga, terlebih kala itu mamanya membuka usaha warung makan. 

"Saya pikir kan memang saya masih ada orangtua untuk support, nenek saya masih ada. Mama saya punya rumah makan, karena saya dikasih support jadi ada semangat," kata Hernawati. 

Ahmad Sahroni sempat membagikan potret gerobak nasi bersejarah yang menghidupi keluarganya itu. Pertama kali sang nenek, Hajjah Noerhayati berjualan nasi di depan pelabuhan. 

Sempat berjaya dengan dua rumah makan, namun tak lama kemudian usaha tersebut merosot. Alasan inilah yang membuat Roni tak bisa melanjutkan sekolahnya selepas SMA dan harus bekerja sebagai sopir.

Ahmad Sahroni baru bisa melanjutkan pendidikan perguruan tingginya setelah ia bisa mengumpulkan uang sendiri. 

Kini Ahmad Sahroni berhasil membangun rumah untuk sang mama tercinta. Rumah tersebut sengaja ia bangun di tengah pemukiman padat penduduk tepat di depan rumah lama yang pernah ia huni bersama keluarga besarnya. 

Dahulu, Roni dan tinggal dalam satu rumah sempit di kawasan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Rumah tersebut berada di gang dengan kamar yang dibuat dengan dinding bufet dan gorden.

Di rumah berdinding tanpa plester tersebut, Roni dan adiknya tidur di ruang tamu menggelar kasur. Tanpa televisi dan kulkas, bahkan jika hujan lantai tersebut dijejeri ember dan baskom untuk menampung tetesan air dari atap yang bocor.

Dua sosok perempuan yang hadir sejak Roni lahir ke dunia adalah mama dan neneknya. Mereka membesarkan Roni dengan kasih sayang penuh, bahkan kerap memberinya nasihat positif yang sampai saat ini menjadi bekal kehidupannya. 

"Nenek saya selalu berpesan bahwa hidup harus dijalani dengan hati yang ikhlas, mandiri, juga pantang mengeluh. Pesan tersebut yang sampai sekarang masih saya tanamkan dalam diri saya," tulis Roni pada situs Facebook resminya. 

Sementara itu, mamanya Roni selalu memberinya pesan untuk tak sombong kepada siapa pun. Saat Roni meminta izin kepada mamanya untuk terjun ke dunia politik, Hernawaty berpesan terkait tiga hal yang harus selalu diingat.

"Dia waktu ke politik saya bilang 3 motto, jangan terlalu berani, jangan terlalu takut, jangan takabur (merasa lebih besar)," ungkapnya. 

Berbagai pengalaman pahit dalam hidup turut dirasakan Roni saat dirinya belum menjadi sesukses sekarang. Salah satu yang pernah ia ungkap ke publik ketika paman Roni mengusirnya dari rumah sang nenek karena suatu permasalahan.

"Nggak tau kenapa dulu diusir, dulu baju gue dibuang dari lantai dua ke bawah. Diusir, akhirnya gue tinggal di rumah gue punya om dan di rumah dia, gue belajar tinggal di rumah. Karna di rumah mama gue posisinya rumah kecil. Ditampung lah gue sama om gue," kata Roni. 

Paman yang menampungnya itu merupakan pegawai negeri di kantor Menteri Keuangan. Setiap harinya Roni membersihkan rumah pamannya, mencuci dan memanasi mobil sambil berangan-angan memiliki mobil mewah tersebut. 

Saat ini angan-angannya pun menjadi kenyataan, ia diketahui mengoleksi banyak mobil sport, seperti Tesla, Ferrari, hingga Porsche. 

Hernawaty menikah lagi usai berpisah dari suami pertamanya. Dari pernikahan tersebut ia kembali melahirkan buah hati bernama Heri Susanto yang kini menjadi adik Roni. 

Meski berbeda papa, keduanya hidup cukup rukun, terlebih saat masih tinggal di rumah sepetak yang terletak di gang sempit. Roni dan Heri kerap tidur bersama di ruang tamu beralaskan kasur lantai. 

Meski tak memiliki figur seorang kepala keluarga, namun kini Ahmad Sahroni menduduki posisi tersebut untuk keluarga kecilnya bersama Feby Belinda. Dari pernikahan tersebut, mereka telah dikaruniai dua anak. 

Buah hatinya itu bernama Roffbell Arabella dan Kyrene Thalia Arabella Sahroni. Mereka tak merasakan nasib seperti sang papa yang harus banting tulang sejak kecil, politisi tersebut telah memfasilitasinya dengan sederet kemewahan, mulai dari rumah hingga pendidikan. 

Itulah beberapa fakta keluarga Ahmad Sahroni yang dikenal sebagai pejuang tangguh dari Tanjung Priok.

Semoga kisah keluarga yang cukup menginspirasi ini bisa bermanfaat untuk kamu, ya.