8 Fakta Keluarga Dee Lestari, Penuh Toleransi dan Talenta

Dee Lestari lahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara dalam keluarga Simangunsong. Ia tumbuh besar di tengah keluarga yang erat dan penuh kehangatan bersama keempat saudaranya yaitu Key Mangunsong, Imelda Rosalin, Arina Ephipania, dan satu saudara lainnya yang tidak banyak disorot oleh publik.

Kehidupan masa kecil Dee dipenuhi oleh kebersamaan, diskusi serta dinamika antar saudara yang memperkaya perspektifnya sejak dini.

Dalam berbagai kesempatan, Dee pernah mengungkapkan bahwa perannya sebagai anak tengah membuatnya lebih peka terhadap emosi serta kebutuhan orang lain, karena ia terbiasa menjadi penengah di antara kakak dan adiknya.

Pengalaman tumbuh di tengah keluarga besar ini turut membentuk karakter Dee yang reflektif, bijak, dan penuh empati. Berbagai karakter ini kerap terasa kuat dalam karya-karyanya.

Bakat seni Dee Lestari tidak datang secara tiba-tiba. Keluarganya memang dikenal sebagai keluarga yang artistik. Kakaknya, Key Mangunsong, adalah sutradara film dan sinetron ternama, Imelda Rosalin adalah pianis jazz profesional, dan Arina Ephipania adalah vokalis band indie populer, Mocca.

Lingkungan rumah yang penuh dengan musik dan diskusi kreatif sejak kecil inilah yang membentuk Dee menjadi pribadi reflektif dan ekspresif dalam karya-karyanya.

Dee Lestari lahir di Bandung, 20 Januari 1976, dari keluarga berdarah Batak Toba dengan marga Simangunsong. Meski besar di lingkungan urban dan multikultur, Dee tidak melupakan akar budayanya.

Ia bahkan pernah menyebut bahwa filosofi hidup Batak, seperti pentingnya marga dan silsilah keluarga ikut memengaruhi cara ia membangun karakter tokoh-tokoh dalam novel-novelnya.

Pada tahun 2003, Dee Lestari menikah dengan penyanyi Marcell Siahaan. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama Keenan Avalokita Kirana. Sayangnya, rumah tangga mereka tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian pada tahun 2008.

Meski telah berpisah, keduanya tetap menjalin hubungan baik demi anak mereka. Dee bahkan menyebut bahwa ia dan Marcell sama-sama tumbuh dan belajar banyak dari pernikahan tersebut.

Tak lama setelah bercerai, Dee menikah dengan Reza Gunawan, seorang praktisi penyembuhan holistik. Hal yang menarik, mereka menjalani pernikahan lintas agama, Dee memeluk Buddha, sedangkan Reza beragama Islam.

Meski begitu, mereka berhasil menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukan penghalang untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Mereka bahkan sering mengadakan acara spiritual bersama yang terbuka untuk semua agama.

Kebahagiaan Dee Lestari sempat diuji saat Reza Gunawan meninggal dunia pada 6 September 2022 setelah berjuang melawan stroke. Kepergian Reza menjadi duka mendalam bagi keluarga dan komunitas holistik di Indonesia.

Dee menuliskan pesan menyentuh di akun media sosialnya dan menyebut bahwa Reza telah berpulang dalam damai, meninggalkan warisan cinta dan kebaikan yang besar.

Dee Lestari dikenal sebagai pencinta makna, dan hal ini tercermin dari nama anak-anaknya. Anak pertama dari Marcell diberi nama Keenan Avalokita Kirana, yang berarti cahaya cinta kasih dari Avalokitesvara.

Anak keduanya dari Reza diberi nama Atisha Prajna Tiara, yang berarti mahkota kebijaksanaan yang menyinari. Keduanya tumbuh dalam lingkungan penuh kasih, seni, dan spiritualitas.

Kehidupan rumah tangga Dee Lestari dan mendiang Reza Gunawan dikenal luas sebagai potret keluarga yang harmonis meski berbeda keyakinan. Dee beragama Buddha, sementara Reza memeluk Islam.

Namun, perbedaan tersebut tak pernah menjadi penghalang. Mereka justru saling mendukung dan menghormati praktik spiritual masing-masing, bahkan sering merayakan hari besar bersama, seperti Lebaran bersama keluarga Reza.

Anak-anak mereka pun tumbuh dalam suasana toleransi dan diajarkan untuk menghargai keberagaman sejak dini. Dee serta Reza berhasil membuktikan bahwa cinta, komunikasi, dan rasa saling menghargai jauh lebih penting daripada perbedaan keyakinan dalam membangun keluarga yang bahagia.

Itulah beberapa fakta keluarga Dee Lestari. Kisah keluarga Dee Lestari membuktikan bahwa keluarga tak harus selalu seragam untuk menjadi harmonis.

Justru dalam keberagaman baik dari aspek budaya, profesi, maupun keyakinan terdapat kekuatan dan keindahannya tersendiri. Dee dan keluarganya adalah contoh nyata bahwa cinta, saling menghargai, dan nilai-nilai spiritual dapat menyatukan segala perbedaan.