6 Fakta Pertemanan di Film Thunderbolts*, Berbeda dengan Avengers

Sebelum para grup anti-hero ini menjadi satu kesatuan, mereka tidak memiliki chemistry yang baik saat awal ketemu. Mereka tidak peduli dengan satu sama lain awalnya, hanya para anti-hero yang bekerja sendirian.

Di film Thunderbolts*, mereka diberikan kesempatan untuk meningkatkan chemistry dengan satu sama lain. Mereka yang disebut anti-hero bukanlah penjahat. Dengan tantangan yang hadir kepada mereka, setiap karakter akan diberi proses yang kompleks untuk memperbaiki chemistry satu sama lain.

Film Thunderbolts* akan dihiasi dengan visual-visual yang mencekam dan aksi-aksi yang fantastis. Namun, fokus utama yang sebenarnya di film Thunderbolts* adalah mengembangkan potensi karakter utama. Pastinya, para karakter utama ini akan dihantam dengan hubungan pertemanan yang tidak mereka inginkan.

Alhasil, film Thunderbolts* ini tidak akan memberikan kisah hubungan pertemanan yang biasa saja. Pertemanan yang mereka hadapi akan diuji dengan rintangan-rintangan berat. Oleh karena itu, film ini sangat berpotensi untuk mengembangkan karakter utama yang jarang disorot kamera dalam proyek film Marvel.

Proses yang sangat emosional akan digunakan untuk mengembangkan hubungan pertemanan di sekelompok karakter ini. Setiap karakter utama di film Thunderbolts* memiliki masa lalu yang kelam. Hal inilah yang menjadikan ujian untuk mereka.

Film Thunderbolts* akan memberikan kisah yang mendalam tentang pengembangan karakter. Di sini mereka akan melewati pendalaman karakter terlebih dahulu sebelum menjadi kelompok yang hebat. Namun, proses yang akan mereka lewati, penuh akan peristiwa emosional yang mengundang air mata.

Yelena dan Red Guardian merupakan satu keluarga di sekelompok tim ini. Hubungan mereka merupakan papa dan anak. Walau Red Guardian hanya papa angkat dari Yelena, namun hubungan mereka sangatlah menyentuh hati.

Meskipun hubungan mereka awalnya dibangun dalam, benih kasih sayang tumbuh menjadi nyata. Di film Thunderbolts*, kedekatan ini bisa jadi jangkar emosional bagi tim. Keduanya saling melindungi, saling memahami trauma masing-masing, dan bisa menjadi contoh kecil bahwa hubungan dalam tim ini tidak semuanya didasarkan pada kewajiban.

Bucky Barnes merupakan satu-satunya karakter yang pernah bergabung sebagai Avengers di kelompok ini. Thunderbolts* bertujuan untuk menciptakan sekelompok pahlawan baru karena Avengers sudah tidak ada. Kehadiran Bucky di sini bisa menyeimbangkan dinamika hubungan antar karakter anti-hero.

Ia mungkin tidak langsung menjadi sahabat semua orang, tetapi kehadirannya sebagai mantan Avengers dalam tim memberi kesan bahwa seseorang sedang menjaga, meski diam-diam.

Dalam momen-momen genting, Bucky bisa jadi satu-satunya yang berani memeluk kekacauan tim dan menenangkannya dengan caranya sendiri. Hal ini mencerminkan sifat seorang papa yang tidak ingin anak-anaknya hilang arah.

Salah satu pesan emosional paling dalam dari Thunderbolts*, yakni terkadang kita tidak bisa memilih keluarga atau tim. Tapi dari situasi yang tidak ideal, bisa muncul hubungan yang justru lebih kuat dari pertemanan biasa. Poin utama dari film Thunderbolts* ini adalah mengembangkan suatu tim baru dengan hubungan yang kolaboratif.

Pertemanan ini bukanlah sekelompok orang yang saling memilih di awal pertemuan. Namun, mereka secara perlahan akan saling menemukan satu sama lain. Ego, trauma, dan rasa dendam di antara mereka akan berkurang sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, pertemanan mereka akan tumbuh menjadi pertemanan yang abadi.

Jadi, itulah deretan informasi tentang fakta pertemanan di film Thunderbolts* yang dapat ditonton di film. Semoga dengan informasi ini, Mama selalu mengapresiasi hubungan pertemanan yang sedang dijalani.

Jangan lupa juga untuk menonton film Thunderbolts* di bioskop kesayangan, ya.