5 Fakta Video Klip 'Dream' Lisa BLACKPINK Bersama Kentaro Sakaguchi

Lisa BLACKPINK menggandeng Kentaro Sakaguchi, aktor papan atas Jepang yang dikenal lewat berbagai drama dan film romantis seperti We Made a Beautiful Bouquet dan Signal.

Kehadirannya memberi warna baru pada proyek ini, apalagi chemistry keduanya terlihat begitu alami. Kentaro tidak hanya menjadi pasangan Lisa di layar, tetapi juga membawa kedalaman emosi yang membuat setiap adegan terasa lebih nyata.

'Dream' menampilkan perjalanan emosional sepasang kekasih yang saling mencintai, namun takdir memisahkan mereka. Kisahnya dibangun melalui potongan kenangan indah yang kontras dengan kenyataan pahit di masa kini.

Dari tawa ringan di tepi jalan hingga tatapan kosong penuh kerinduan, video ini menangkap rasa cinta yang tak lagi bisa diwujudkan, seolah membuat penonton ikut merasakan pedihnya perpisahan.

Di antara rangkaian adegan video klip 'Dream', terselip satu adegan yang terasa begitu hangat. Lisa dan Kentaro duduk berdampingan, berbincang seolah waktu berhenti hanya untuk mereka.

Dalam momen itu, Lisa bertanya pada Kentaro, jika diberi kesempatan untuk terlahir kembali, ia ingin menjadi apa. Kentaro tak langsung menjawab, justru mengembalikan pertanyaan itu padanya.

Lisa menatapnya dan berkata bahwa ia ingin menjadi pohon yang dapa diartikan tumbuh kokoh, memberi kehidupan, dan berdiri teguh di tempatnya. Kentaro pun menyesuaikan jawabannya dengan pilihan Lisa, menjadikannya bagian dari kisah mereka.

“Kalau begitu, aku ingin menjadi danau di depan pohon. Ada sesuatu yang menakjubkan dari bagaimana danau bisa memantulkan bayangan pohon. Jadi aku ingin menjadi danau.” ucap Kentaro.

Pohon memberi kehidupan, kestabilan, dan keindahan, sementara danau merefleksikan pohon itu, menyimpan bayangannya selamanya. Jika Lisa adalah pohon, seolah kokoh, tumbuh, dan kuat. Lalu Kentaro sebagai danau menjadi pendamping yang menghargai kehadirannya dan mencerminkan keindahannya.

Adegan-adegan bernuansa alam ini menambah sentuhan puitis yang memperkuat pesan cinta abadi, meski tak lagi bersama. Simbol ini juga menyiratkan kenyataan pahit, yaitu pohon dan danau akan selalu bersebelahan, tetapi tak pernah benar-benar bersatu.

Ada salah satu adegan di tengah video di mana Kentaro berhenti di tempat pengisian bensin. Adegan ini bisa diartikan sebagai, Kentaro selalu menjadi orang yang “mengemudi,” “membawa” Lisa melewati setiap perjalanan, menyiapkan diri menghadapi segalanya dengan setelan rapi dan formal.

Hingga akhirnya tiba di satu titik di jalan di mana ia sadar tak lagi bisa “mengemudi” untuknya. Ia menyerahkan kunci mobil dan tangki penuh bensin agar Lisa bisa terus melaju dengan tenang tanpa dirinya.

Lalu ia berjalan pergi, kembali dengan pakaian biasa yang begitu familiar di kehidupan nyata. Simbol ini menyiratkan cinta yang rela melepaskan demi kebahagiaan orang yang dicintai.

Sepanjang MV 'Dream', penonton diajak menyelami kisah dari sudut pandang Lisa. Namun, dalam trailer-nya, perspektifnya dari sudut pandang Kentaro Sakaguchi.

Di trailer singkat itu menampilkan monolog pribadi Kentaro di mana ia memberikan sebuah pengakuan yang terdengar seperti pesan terakhir kepada seseorang yang tak bisa lagi ia genggam.

“Semua hal baik di dunia ini memang hanya sementara, begitu pula dengan kita. Tidak ada yang bisa memutarbalikkan waktu di dunia ini. Jadi yang bisa kulakukan hanyalah melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak bisa melakukan apa pun,” ucap Kentaro dalam trailer video klip 'Dream'.

Monolog ini menghadirkan lapisan emosional baru, memperlihatkan isi hati Kentaro yang dalam video klipnya hanya terlihat melalui mata Lisa. Dari sini, penonton bisa merasakan bahwa perpisahan bukan hanya milik satu sisi, melainkan luka yang diam-diam dibawa oleh keduanya.

Itulah deretan fakta video klip 'Dream' Lisa BLACKPINK. 'Dream' bukan sekadar video musik, melainkan potongan kisah yang dibalut dalam bahasa visual dan emosi.

Setiap detail dari tatapan mata, simbol alam, hingga dialog singkat, menjadi bagian dari cerita tentang cinta yang indah, namun takdirnya berujung perpisahan.

Lisa dan Kentaro Sakaguchi berhasil menghadirkan hubungan yang terasa hidup di layar, sehingga membuat penonton ikut larut dalam kehangatan kenangan sekaligus dinginnya kehilangan.