Siapa yang tidak tahu dengan Ki Hadjar Dewantara? Sosok Ki Hadjar Dewantara selama ini sudah dikenal publik sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Bahkan tanggal lahirnya yang jatuh pada 2 Mei pun telah ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional di Indonesia.
Meski sosoknya sudah sangat dikenal, ternyata tak sedikit orang yang tahu soal latar belakang keluarganya.
Dari fakta yang ada, terungkap kalau Ki Hadjar Dewantara berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Meski begitu, Ki Hadjar Dewantara memilih untuk mengganti nama dan tidak lagi memakai gelar bangsawan di depan namanya agar lebih bebas dekat dengan rakyat.
Selain fakta tersebut, masih ada fakta menarik lainnya seputar keluarga Ki Hadjar Dewantara yang sangat perlu untuk diketahui.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta keluarga Ki Hadjar Dewantara secara lebih detail.
Simak beberapa faktanya berikut ini, yuk!
1. Ki Hadjar Dewantara terlahir dari keluarga bangsawan Jawa
Dok. Internet
Ki Hadjar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Dia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Dia adalah seorang anak yang lahir dari keluarga bangsawan Jawa.
Di keluarganya, Soewardi adalah anak kelima dari pasangan Pangeran Soeryaningrat dan Raden Ayu Sandiah. Sementara kakeknya adalah Sri Pakualam III, penguasa di wilayah Kadipaten Pakualaman.
2. Ki Hadjar Dewantara pernah dijuluki oleh 'Jemblung' oleh papanya dan 'Trunogati' oleh sahabat papanya
Dok. Internet
Ki Hadjar Dewantara ternyata dulu pernah mendapatkan julukan 'Jemblung' yang diperoleh dari papanya. Julukan itu sendiri muncul karena Ki Hadjar Dewantara dulu lahir dengan kondisi perut yang buncit.
Sementara, julukan 'Trunogati' diberikan oleh sahabat papanya, Kiai Soleman. Julukan itu ternyata terdiri dari kata 'Truno yang berarti pemuda, dan 'gati' atau 'wigati' yang adalah penting atau berarti.
Julukan itu kemudian disempurnakan papanya menjadi 'Jemblung Joyo Trunogati'.
Editors' Pick
3. Keturunan keluarga bangsawan, Ki Hadjar Dewantara bisa sekolah di ELS
commons.wikimedia.org
Sebagai keturunan keluarga bangsawan, Ki Hadjar Dewantara mendapat kesempatan belajar di Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Dasar Belanda 7 tahun di kampung Bintaran Yogyakarta.
Setelah lulus, dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Kweekschool (Sekolah Guru) di Yogyakarta.
Menariknya, Ki Hadjar Dewantara juga mendapat tawaran dari dr. Wahidin Sudiro Husodo di Puro Pakualaman untuk masuk STOVIA (School Fit Opleiding Van Indische Artsen) atau Sekolah Dokter Jawa di Jakarta dengan mendapat beasiswa. Dia pun menerima tawaran tersebut.
Sayangnya, sakit yang dialaminya selama 4 bulan membuat Ki Hadjar Dewantara tidak naik kelas. Tak hanya itu saja, beasiswa yang diterimanya juga harus dicabut akibat peristiwa itu.
Akan tetapi, sakit bukanlah alasan satu-satunya bagi Ki Hadjar Dewantara, melainkan ada alasan politik. Hal itu karena dia mendeklarasikan sebuah sajak yang disinyalir akan dapat membangkitkan semangat memberontak terhadap Pemerintah Hindia Belanda kala itu.
Walau gagal menyelesaikan sekolahnya di STOVIA, Ki Hadjar Dewantara tetap memperoleh banyak pengalaman baru, salah satunya menjadi seorang jurnalis atau wartawan di beberapa surat kabar.
4. Di usia 40, Ki Hadjar Dewantara mengganti namanya agar lebih mudah bergaul dengan rakyat
anri.sikn.go.id
Nama Ki Hadjar Dewantara yang kini dikenal publik ternyata bukanlah nama dia sesungguhnya, melainkan nama baru atas penggantian nama yang dilakukannya.
Pada saat berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Sejak itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Hal itu dimaksudkan agar Ki Hadjar Dewantara dapat dengan bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Nama yang disandangnya dan dikenal publik hingga saat ini itu ternyata memiliki artinya tersendiri. Ki ialah panggilan untuk orangtua yang dihormati dan menjadi teladan, sementara Hadjar artinya pendidik, dan Dewan artinya utusan, dan tara berarti tak tertandingi.
Dengan begitu, nama Ki Hadjar Dewantara berarti bapak pendidik utusan rakyat yang tak tertandingi menghadapi kolonialisme.
5. Sampaikan pesan menyentuh atas vonis, papanya bangga dengan perjuangan Ki Hadjar Dewantara
commons.wikimedia.org
Tulisan yang pedas dan tajam membuat tiga serangkai, Ki Hadjar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker ditangkap dan ditahan dalam penjara.
Pada 18 Agustus 1913, keluarlah putusan dari Keputusan Pemerintah Hindia Belanda. Dari keputusan itu, Ki Hadjar Dewantara dibuang ke Bangka, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo ke Banda Neira, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker ke Timor Kupang. Akan tetapi, mereka kemudian dipindahkan ke Belanda.
Sebenarnya, Ki Hadjar Dewantara bisa bebas dari hukuman dengan bersedia menjadi Guru Pemerintah Hindia Belanda di Bangka. Namun, tawaran itu ditolak oleh Ki Hadjar Dewantara.
Saat sidang pengadilan dan vonis dijatuhkan, papanya Ki Hadjar Dewantara turut hadir. Setelah sidang, Ki Hadjar Dewantara langsung menghampiri papanya.
Sang papa kala itu mengulurkan tangan dan berkata, "Aku bangga atas perjuangannya. Terimalah doa dan restu bapak. Ingat, seorang ksatria tidak akan menjilat ludahnya kembali."
6. Ki Hadjar Dewantara hidup bersama istrinya dalam masa pembuangan
Twitter.com/ArsipNasionalRI
Dalam pembuangan di Belanda, Ki Hadjar Dewantara diketahui ditemani dengan istrinya, Raden Ajeng Sutartinah, hidup serba kekurangan.
Kehidupan mereka kala itu disokong oleh dana yang dikumpulkan oleh para pengurus Indische Partij yaitu, TADO (Tot Aan De Onafhankelijkheid) Fonds dan sebagai jurnalis di berbagai harian.
Selama dibuang, Ki Hadjar Dewantara memperdalam ilmu pendidikan hingga mendapatkan Akte Guru Eropa. Istrinya kala itu juga bekerja di Frobel School, yaitu Taman Kanak-Kanak di Weimaar, Den Haag.
7. Menikah dengan Raden Ajeng Sutartinah alias Nyi Hadjar Dewantara, Ki Hadjar Dewantara memiliki enam orang anak
commons.wikimedia.org
Dalam kehidupan kisah percintaan, Ki Hadjar Dewantara diketahui menikah dengan Raden Ajeng Sutartinah atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Nyi Hadjar Dewantara. Dari perkawinan itu, Ki Hadjar Dewantara dan istrinya dikaruniai enam orang anak.
Dua di antaranya, yang pertama seorang putri dan yang kedua seorang putra, diketahui lahir di Negeri Belanda pada saat Ki Hadjar Dewantara dan istrinya menjalani hukuman pengasingan. Sementara itu, empat anak mereka lainnya adalah kelahiran Indonesia.
Jadi, itulah beberapa fakta keluarga Ki Hadjar Dewantara yang sudah dirangkum dari berbagai sumber secara detail. Melalui rangkuman fakta ini tentunya kamu jadi lebih mengetahui latar belakang keluarga Ki Hadjar Dewantara hingga kisah keluarga kecilnya.