10 Tradisi Pernikahan Ini Punya Sejarah Kelam, Mengerikan

Tradisi pernikahan yang dijalani saat ini ternyata berawal dari kisah menyeramkan, lho

23 Juni 2022

10 Tradisi Pernikahan Ini Pu Sejarah Kelam, Mengerikan
Pexels/sergio souza

Tradisi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Manusia sudah berabad-abad lamanya menempati bumi dan kehidupan yang dijalani tentunya mengikuti tradisi turun temurun dari nenek moyang.

Sebagian tradisi yang hidup di tengah masyarakat mulai hilang. Namun, ada salah satu tradisi yang masih dipegang kuat hingga saat ini, yaitu pernikahan.

Pernikahan sejatinya untuk memperoleh keturunan dan melanjutkan generasi dari masa lalu. Nah, tradisi pernikahan yang dilakukan selalu ada dan berulang-ulang, karena alasan yang sama seperti orang tua melakukannya.

Namun, ada kisah mengerikan dibalik tradisi pernikahan yang hingga kini masih dijalani. Berikut Popmama.com telah merangkumnya untukmu.

Disimak, yuk!

1. Pendamping pengantin laki-laki

1. Pendamping pengantin laki-laki
Pexels/Neal Cruz

Kata groomsmen mungkin familiar di telinga. Nah, groomsmen memiliki arti sebagai pendamping pengantin laki-laki saat akan menuju pernikahan. Namun, ada hal yang menyeramkan mengenai tradisi groomsmen itu.

Dikutip dari Reader’s Digest, tradisi ini bermula saat perempuan menjadi praktik perdagangan. Kala itu, perempuan diculik oleh seorang laki-laki (lawan dari negosiasi sang papa perempuan) untuk kemudian dinikahi. Peristiwa tersebut dikenal sebagai pernikahan penculikan.

Keluarga perempuan yang tidak terima mungkin akan mendatangi pihak pengantin laki-laki.

Nah, agar terhindar dari perkelahian, pengantin laki-laki memiliki pendamping laki-laki (groomsmen) untuk berjaga-jaga. Mereka juga menjaga agar pengantin perempuan tidak kabur.

2. Pengiring pengantin perempuan

2. Pengiring pengantin perempuan
Pexels/Dewey gallery

Jika laki-laki memiliki groomsmen, perempuan pun memiliki pendamping, yaitu bridesmaid.

Penampilan pengiring saat ini tak kalah anggunnya dengan sang pengantin perempuan. Namun, bridesmaid zaman kuno bertujuan untuk melindung sang pengantin.

Menurut Ellen Bell, penulis buku Penulis buku All About Wedding, menceritakan jika pada zaman dulu, bridesmaid bertugas untuk pasang badan melindungi pengantin dari roh jahat di pesta pernikahan.

Tetapi, ada juga cerita yang mengatakan bridesmaid berpakaian sama dengan pengantin agar membingungkan saingan dari pengantin laki-laki. Selain itu, bridesmaid melindungi penjahat yang hendak menculik sang pengantin.

Para pengiring mengenakan gaun yang sama agar penjahat kesulitan mencar pengantin yang asli. Itulah sebabnya tradisi bridesmaid berpakaian sama dengan pengantin perempuan bertahan hingga tahun 1880-an.

3. Bulan madu

3. Bulan madu
Pexels/Ron Lach

Seperti yang diketahui, jika ada praktik penculikan perempuan oleh pihak laki-laki agar dinikahi secara paksa. Kemudian, pihak laki-laki dikejar oleh keluarga sang perempuan dan pengantin laki-laki menyembunyikan perempuan hingga hamil.

The New York Times mencatat bahwa "bulan madu" mungkin berasal dari kata Norse hjunottsmanathr, yang secara harfiah berarti ‘bersembunyi’. Praktik tersebut juga diyakini dari Babilonia pada abad ke-16, di mana pengantin baru diberikan persediaan anggur madu selama sebulan untuk mempercepat kehamilan.

4. Veil pada pengantin perempuan

4. Veil pengantin perempuan
Pexels/Ольга Солодилова

Veil merupakan sebuah penutup kepala hingga wajah, yang masih digunakan hingga saat ini. Selain kesopanan, pemakaian veil pada perempuan diyakini bisa mengusir roh jahat serta meredam nafsu laki-laki.

Tetapi, tradisi ini berkaitan dengan praktik perjodohan yang ada di seluruh dunia. Praktik ini awalnya sebagai negosiasi orangtua dari pihak laki-laki maupun perempuan. Namun, laki-laki yang dijodohkan tidak akan tahun rupa sang perempuan hingga hari pernikahan.

Nah, veil akan digunakan pengantin perempuan sebagai perjanjian pihak laki-laki tidak akan mengetahui wajahnya. Ratu Victoria sebagai ratu modern pertama yang menikah dengan menggunakan veil dan akhirnya menjadi tradisi pernikahan modern.

Editors' Pick

5. Cincin berlian

5. Cincin berlian
Pexels/Marta Branco

Salah satu pengikat janji pada pertunangan yaitu memakaikan cincin berlian. Namun, harga cincin berlian zaman dulu tak semahal saat ini.

Pada akhir abad ke-19, banyak penemuan tambang berlian dan kemudian membanjiri pasar. Tetapi, karena permintaan berlian yang sedikit, sedangkan pasokan berlian yang melimpah, membuat keluarga De Beers menyewa biro iklan, N.W. Ayer.

Iklan tersebut menyindir dan mengatakan kepada pihak laki-laki jika tidak pantas melamar perempuan kalau tidak menggunakan cincin berlian. Akhirnya, para selebritas diajak memamerkan cincin berlian dan mengaitkan pernikahan dengan cincin berlian.

Mirisnya, kabar tersebut membuat harga berlian melonjak dari US$23 pada 1939 juta menjadi US$2,1 miliar pada 1979.

6. Tradisi Garter

6. Tradisi Garter

Tradisi garter masih banyak dilakukan hingga kini. Setelah bucket bunga dilempar dan ditangkap oleh tamu perempuan, pengantin laki-laki akan melepas garter mempelai perempuan dan melempar ke kerumunan laki-laki.

Bagi laki-laki lajang yang mendapat garter, harus diserahkan kepada perempuan yang menerima bucket bunga. Namun, tradisi ini dulunya dianggap meresahkan pihak pengantin.

Dikutip dari The Knot, pada zaman dulu, para tamu undangan merobek pakaian dari pengantin perempuan untuk jimat keberuntungan. Garter akhirnya sebagai pengganti agar tamu undangan tidak perlu merobek gaun perempuan.

7. Sang papa mendampingi anak perempuannya menuju altar

7. Sang papa mendampingi anak perempuan menuju altar
Pexels/Ignatios Kourouvasilis

Tradisi ini merupakan salah satu momen emosional, karena sang papa akan menyerahkan anak perempuannya kepada calon suaminya. Momen ini juga sebagai bentuk penghormatan papa dari anaknya.

Tetapi, tradisi ini dulunya mengundang cerita menyeramkan. Tradisi ini pada awalnya sebagai bentuk negosiasi, bukan atas dasar cinta.

Penulis buku Marriage Customs of the World, George Monger, mengungkapkan jika ada kesepakatan menjual pengantin perempuan antara papanya dan papa dari pihak laki-laki sebelum upacara pernikahan.

Sang papa mengantar anak perempuannya kepada calon suaminya, untuk berjaga-jaga jika pengantin laki-laki atau keluarganya melanggar kesepakatan.

8. Cincin kawin

8. Cincin kawin
Pexels/Huynh Van

Pernikahan identik dengan cincin kawin. Orang yang memakai cincin kawin tandanya sudah menikah. Tradisi tukar cincin umum dilakukan kepada pasangan yang melangsungkan pernikahan.

Tradisi tersebut memiliki kisah yang mengharukan pada masa lalu. Penulis buku The Roman Wedding: Ritual and Meaning in Antiquity, Karen K. Hersch, mengungkapkan jika cincin menjadi alat transaksi bisnis di Roma.

Kala itu, pengantin laki-laki akan menawarkan cincin kepada perempuan sebagai tanda keseriusannya. Cincin tersebut bisa disimpan mempelai perempuan apabila laki-laki memutuskan mundur dari pernikahan.

9. Undangan pernikahan

9. Undangan pernikahan
Pexels/Olya Kobruseva

Pernikahan merupakan momen yang membahagiakan bagi sepasang kekasih. Sudah sewajarnya mereka membuat undangan pernikahan kepada keluarga maupun kerabatnya.

Dilansir Simply Catholic, pada Abad pertengahan, pasangan yang hendak menikah tidak perlu mengundang pihak gereja maupun masyarakat. Bahkan, pernikahan bisa dijalankan tertutup tanpa saksi.

Namun, yang menjadi masalah adalah status masing-masing mempelai yang sudah menikah atau belum. Karena itu, Gereja menerbitkan Konsili Lateran IV agar masyarakat memberi tahu jika mempelai tela menikah sebelumnya.

10. Membawa bucket bunga

10. Membawa bucket bunga
Pexels/Pixabay

Mungkin sebagian orang banyak yang membawa bucket bunga saat menghadiri pesta pernikahan. Bucket bunga akan diberikan kepada pengantin sebagai ucapan selamat.

Pada Abad Pertengahan, bau yang busuk dipercaya dapat menularkan penyakit. Karena itu, para tamu undangan membawa benda-benda harum seperti bunga dan rempah-rempah yang wangi.

Ditambah lagi saat itu pernah terjadi wabah pes (Black Death), perempuan membawa wewangian untuk mengusir penyakit. Bucket bunga yang harum akhirnya menjadi tradisi kerap dibawa saat pernikahan hingga kini.

Itulah beberapa sejarah mengenai tradisi pernikahan yang pernah ada. Meski memiliki masa lalu yang kelam, tradisi pernikahan masih tetap dijalankan sampai saat ini.

Baca juga:

The Latest