Sheila Marcia Curhat Dampak Daddy Issue di Hidupnya

Sheila Marcia menjelaskan bahwa banyak orang sering melabelinya memiliki masalah dengan figur papa atau daddy issue.

Namun, menurut pandangannya, masalah tersebut tidak berdiri sendiri karena konflik dalam rumah tangga sebenarnya berdampak berantai, di mana seorang mama yang terluka oleh suaminya akan kesulitan memberikan kasih sayang utuh kepada anaknya.

“Sulit bagi seorang perempuan untuk bisa fokus atau baik atau menyayangi anaknya kalau dia terus dibikin gila sama suaminya. We forgot about that too. So, I think it's a parent issue," tegas Sheila.

Pernyataan ini menegaskan bahwa ketidakharmonisan keluarga adalah tanggung jawab kedua orangtua.

Ketika Tuhan tidak dijadikan pusat dalam rumah tangga, dampaknya akan dirasakan oleh semua pihak, seolah menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi tumbuh kembang emosional seorang anak.

Meskipun menyadari adanya luka pengasuhan, Sheila Marcia awalnya bersikeras tidak mau menyalahkan papa atau mamanya atas kenakalan yang ia perbuat saat remaja.

Sheila takut jika ia mengakui kesalahan orangtuanya, hal itu justru akan menjadi alasan atau pembenaran baginya untuk terus melakukan hal-hal negatif.

"Jadi, aku nggak mau nyalahin kayak, 'Karena my dad is doing this, my mom is doing this to me.’ Gue paling nggak mau kayak gitu karena takutnya jadi pembenaran atas semua hal yang gue lakukan," ungkap Sheila.

Namun, Sheila menyadari bahwa sikap tersebut justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Terlalu menyalahkan diri sendiri (overblaming self) tanpa mengakui akar masalah yang sebenarnya justru membuatnya menjadi pribadi yang rapuh dan sangat mudah dimanipulasi oleh orang lain.

Dampak paling menyedihkan dari situasi tersebut adalah rasa hampa yang luar biasa dalam diri Sheila Marcia kecil. Ia mengaku bahwa sebenarnya keinginannya sangat sederhana, yaitu hanya ingin merasakan dicintai dan disayang, namun hal itu terasa sangat sulit didapatkan saat itu.

"Sebenarnya intinya simpel, yang Sheila ingin tuh cuma disayang aja gitu dari dulu. I just want to be loved. Aku pernah bilang sama Tuhan waktu aku kecil, 'Tuhan, buat apa aku dilahirkan kalau aku cuma untuk diginiin gitu? Kenapa aku nggak mati aja?'" cerita Sheila.

Rasa putus asa tersebut sempat membuatnya berpikir pendek dan mempertanyakan eksistensinya di dunia. Untungnya, kini Sheila telah berdamai dengan masa lalu dan menjadikan pengalaman pahit tersebut sebagai pelajaran berharga untuk mendidik anak-anaknya dengan lebih baik.

Itulah rangkuman dari bagaimana Sheila Marcia curhat soal dampak daddy issue di hidupnya.