4 Kondisi Ibu Hamil yang Membutuhkan Induksi Persalinan

Meskipun berguna untuk mempermudah persalinan, tidak semua calon mama membutuhkan induksi

13 Oktober 2018

4 Kondisi Ibu Hamil Membutuhkan Induksi Persalinan
Pregnancy-mama.com

Memasuki minggu-minggu akhir usia kehamilan, para calon Mama pasti sudah tak sabar menanti kelahiran si Kecil. Berbagai cara pun dilakukan demi mempercepat proses persalinan, seperti berjalan kaki, naik turun tangga hingga berhubungan seks demi merangsang kontraksi rahim.

Namun sayangnya, ada beberapa calon Mama yang justru tidak merasakan apa-apa saat due date kelahiran tiba. Tidak pula ada tanda-tanda persalinan seperti keluarnya flek atau pecah ketuban, sehingga dokter menganjurkan induksi persalinan.

Induksi persalinan merupakan prosedur yang bertujuan untuk memudahkan serta mempercepat proses persalinan dengan cara merangsang kontraksi rahim. Tindakan ini tidak bisa sembarangan dilakukan.

Tidak semua ibu hamil dapat melakukan induksi persalinan karena memiliki resiko yang cukup tinggi bagi calon Mama dan bayinya. Siapa saja yang boleh melakukannya?

1. Usia kehamilan melebihi due date

1. Usia kehamilan melebihi due date
Pixabay/Fotorech

Jika usia kehamilan Mama sudah melebihi tanggal perkiraan persalinan yang telah ditentukan, maka biasanya dokter akan menganjurkan Mama untuk melakukan induksi persalinan. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan bayi di dalam perut Mama, seperti plasenta kurang efektif sehingga distribusi nutrisi untuk bayi tidak optimal atau volume air ketuban yang sudah mulai menipis dan berwarna hijau.

Pada kondisi ini, proses persalinan harus segera dilakukan dan salah satu cara memancing kontraksi rahim adalah dengan induksi persalinan.

Editors' Pick

2. Pecah ketuban

2. Pecah ketuban
parents.com

Resiko infeksi meningkat saat air ketuban pecah sebelum Mama merasakan kontraksi. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama sebab akan membahayakan keselamatan bayi.

Jika pecah ketuban terjadi saat usia kehamilan Mama masih dibawah 37 minggu, dokter biasanya akan mengajak berdiskusi mengenai tindakan persalinan yang akan dipilih, sebab terkait dengan bayi terlahir prematur yang beresiko terhadap berbagai gangguan kesehatan.

Namun jika pecah ketuban terjadi saat mendekati atau melewati due date, maka dokter akan menawarkan pilihan induksi persalinan untuk menuju pada proses persalinan normal.

3. Infeksi di cairan ketuban

3. Infeksi cairan ketuban
noroobaby.com

Jika di minggu-minggu akhir usia kehamilan Mama mengalami infeksi pada rahim atau cairan ketuban (chorioamnionitis), kemungkinan besar Mama akan diinduksi untuk mempercepat proses persalinan. Disaat bersamaan, induksi juga bertujuan untuk mengobati infeksi.

Baca juga: Kenali Bahaya Oligohydramnios Saat Jumlah Air Ketuban di Bawah Normal

Baca juga: Lakukan 6 Hal Ini Saat Ketuban Pecah Menjelang Persalinan

Baca juga: Perlengkapan yang Wajib Dibeli Menjelang Persalinan

4. Gangguan kesehatan pada calon mama

4. Gangguan kesehatan calon mama
Pixabay/Parentingupstream

Induksi persalinan juga sangat dianjurkan bagi calon Mama yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, kolestrerol atau berat badan berlebih. Pada kondisi tertentu, misalnya Mama mengalami preeklamsia atau abrupsio plasenta, induksi persalinan pun menjadi pilihan yang terbaik untuk mempercepat dan memudahkan proses persalinan.

The Latest