Kenali Bahaya Oligohydramnios Saat Jumlah Air Ketuban di Bawah Normal

Air ketuban sangat penting bagi kehidupan janin dalam kandungan

25 Agustus 2018

Kenali Bahaya Oligohydramnios Saat Jumlah Air Ketuban Bawah Normal
Pixabay/MedicalPrudens

Cairan ketuban merupakan salah satu komponen penting dalam kandungan. Dengan cairan ini, janin tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim Mama.

Oleh sebab itu, jumlahnya pun harus selalu dijaga. Apabila Mama kekurangan cairan ketuban, efeknya bisa memengaruhi kesehatan janin.

Yuk berkenalan lagi dengan cairan ketuban, Ma. Yuk simak rangkuman informasinya seperti ditulis oleh Popmama.com berikut ini:

1. Fungsi cairan ketuban

1. Fungsi cairan ketuban
Pixabay/MedicalPrudens

Selama masa kehamilan, janin tumbuh di dalam rahim dikelilingi oleh cairan ketuban. Selaput dinding rahim dan cairan ketuban menjaga dan melindungi janin dari dunia luar.

Termasuk salah satunya melindungi janin dari efek negatif jika terjadi benturan di perut Mama.

Selain itu, cairan ketuban juga membantu mematangkan paru-paru dan sistem pencernaan janin. Bahkan tumbuh kembang otot dan tulang janin juga banyak dibantu oleh cairan ketuban.

Keberadaan cairan ketuban juga membantu melindungi janin dari bahaya infeksi, serta menjaga tubuh janin tetap hangat.

Editors' Pick

2. Kadar normal cairan ketuban

2. Kadar normal cairan ketuban
Pixabay/MartinStr

Di dalam kandungan, janin secara teratur menelan cairan ketuban dan mengeluarkannya kembali sebagai urine. Maka dari itu, jumlah cairan ketuban pun berubah-ubah setiap harinya.

Seiring pertambahan usia kehamilan, jumlah cairan ketuban pun seharusnya semakin bertambah. Ini karena ukuran tubuh janin pun akan semakin besar.

Pada awal kehamilan, jumlah cairan ketuban biasanya hanya beberapa mililiter saja. Namun saat nanti usia kehamilan Mama sudah mencapai 36 minggu, jumlahnya bisa meningkat hingga mencapai antara 800 hingga 1.000 mililiter (ml).

Kemudian saat sudah mencapai 38 minggu, secara bertahap cairan ketuban akan berkurang hingga waktunya persalinan.

Ketika cairan ketuban Mama berjumlah lebih sedikit dari normal, disebut sebagai oligohidramnion. Sebaliknya, saat cairan ketuban terlalu banyak disebut sebagai polihidramnion atau hidramnion.

Baca juga: Mencegah Kekurangan Air Ketuban Pada Trimester Ketiga

3. Tanda-tanda cairan ketuban terlalu sedikit

3. Tanda-tanda cairan ketuban terlalu sedikit
Pixabay/1041483

Biasanya cairan ketuban lebih sedikit dari seharusnya baru ketahuan setelah dokter melakukan pemeriksaan USG. Dugaan ini kuat muncul salah satunya jika berat badan bayi lebih kecil dari yang diharapkan.

Pemeriksaan cairan ketuban juga biasanya akan dilakukan dokter atau bidan jika Mama memiliki faktor risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Misalnya riwayat memiliki anak dengan berat badan lahir rendah.

Selain itu, pemeriksaan juga akan dilakukan jika Mama hamil dengan memiliki kondisi medis tertentu seperti lupus. Masalah pada tekanan darah juga seringkali membuat dokter lebih memerhatikan cairan ketuban Mama.

4. Pengaruh cairan ketuban sedikit terhadap janin

4. Pengaruh cairan ketuban sedikit terhadap janin
Pixabay/3194556

Efek dari cairan ketuban yang terlalu sedikit terhadap janin bergantung pada penyebab rendahnya cairan, jumlah cairan yang ada, dan usia kehamilan Mama.

Kadar cairan ketuban yang sedikit dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan janin, terutama pada tumbuh kembang paru-parunya.

Apabila sedikitnya cairan ketuban ini terjadi pada trimester pertama atau awal trimester kedua, salah satu risikonya adalah keguguran.

Namun demikian, sebagian besar kasus cairan ketuban yang sedikit terjadi pada trimester ketiga. Pada masa ini, dokter atau bidan pun biasanya akan secara ketat tingkat cairan dan pertumbuhan janin.

Cairan ketuban yang terlalu sedikit dapat menyebabkan komplikasi persalinan. Salah satunya janin berada dalam posisi sungsang.

5. Penyebab cairan ketuban sedikit

5. Penyebab cairan ketuban sedikit
Pixabay/albaroma7

Sampai saat ini, alasan sebenarnya dari cairan ketuban yang sedikit masih belum jelas. Dokter pun seringkali tidak tahu persis mengapa kondisi tersebut bisa terjadi pada Mama. Namun ada beberapa penyebab umum dari cairan ketuban yang terlalu sedikit.

Salah satunya adalah rusaknya ketuban. Apabila ketuban sudah pecah, maka sedikit demi sedikit cairannya akan keluar.

Penyebab lainnya adalah masalah pada plasenta dan konsumsi obat tertentu. Beberapa obat dapat menyebabkan cairan ketuban menjadi lebih sedikit, biasanya obat tekanan darah dan obat anti-peradangan non-steroid, seperti ibuprofen. Maka dari itu, obat jenis ini biasanya tidak diberikan pada ibu hamil.

Bisa juga terjadi masalah pada janin di dalam kandungan. Salah satunya ketika janin tidak memproduksi urine yang cukup. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan pada ginjal atau sistem ekskresinya.

Jangan lupa konsultasikan pada dokter jika terjadi gangguan pada kesehatan Mama. Tanyakan kondisi cairan ketuban Mama jika diperlukan. Dengan begitu, segala perubahan yang ada bisa diatasi sedini mungkin.

The Latest