Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Baby Blues, Apakah Termasuk Kondisi yang Berbahaya?
Freepik

Intinya sih...

  • Baby blues adalah perubahan suasana hati yang ringan dan sementara setelah melahirkan, muncul pada 2–3 hari pertama hingga dua minggu.

  • Gejala baby blues berupa mood swings, perasaan sedih, cemas, mudah lelah, dan sulit tidur. Bila berlangsung lebih dari dua minggu, bisa mengarah ke depresi pascapersalinan.

  • Dukungan emosional dan fisik penting untuk melewatinya dengan lebih ringan. Istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, luangkan waktu untuk aktivitas rileks, berbagi cerita dengan keluarga atau komunitas ibu baru.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah melahirkan, banyak perubahan fisik dan emosional yang dialami seorang ibu. Tidak jarang, perubahan hormon, kurang tidur, dan tuntutan merawat bayi menimbulkan rasa sedih, mudah menangis, hingga cepat lelah.

Kondisi ini dikenal dengan istilah baby blues. Dilansir dari Nestlé FamilyNes, hingga 80% ibu baru mengalami baby blues di minggu pertama pascamelahirkan.

Walau terdengar mengkhawatirkan, baby blues umumnya bersifat ringan dan sementara, berbeda dengan depresi pascapersalinan.

Namun, penting bagi Mama untuk memahami, sebenarnya baby blues apakah termasuk kondisi yang berbahaya?

Simak penjelasannya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!

1. Apa itu baby blues dan penyebabnya

Freepik

Baby blues adalah perubahan suasana hati yang ringan dan bersifat sementara setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya muncul pada 2–3 hari pertama dan bisa berlangsung hingga dua minggu.

Dilansir dari Stanford Medicine Children’s Health, gejala umumnya berupa perasaan sedih mendadak, mudah marah, hingga merasa kesepian.

Penyebab utamanya diduga karena perubahan hormon yang drastis setelah persalinan, ditambah kurang tidur, rasa lelah, dan tuntutan mengurus bayi baru.

Dilansir dari Nestlé FamilyNes, rasa tidak siap, nyeri setelah persalinan, hingga perasaan kewalahan juga bisa menjadi pemicu.

Meski membuat Mama tidak nyaman, kondisi ini umumnya tidak berbahaya karena bisa pulih dengan sendirinya seiring waktu.

2. Gejala yang perlu dikenali

Freepik

Gejala baby blues bisa berbeda pada setiap Mama, tetapi ada pola umum yang bisa diperhatikan. Rata-rata gejala ini muncul di minggu pertama setelah persalinan dan biasanya berangsur hilang dalam dua minggu.

Dilansir dari Nestlé FamilyNes, inilah beberapa tanda yang sering muncul:

  • Perubahan suasana hati atau mood swings

  • Perasaan sedih dan sering menangis tanpa sebab jelas

  • Rasa cemas dan mudah gelisah

  • Mudah lelah, sulit tidur, atau nafsu makan berubah

Jika Mama mengalami gejala tersebut hanya sementara, Mama tidak perlu terlalu khawatir.

Namun, bila berlangsung lebih dari dua minggu atau justru semakin berat, maka bisa mengarah ke depresi pascapersalinan atau postpartum depression, yang butuh perhatian medis.

Jadi, baby blues sendiri bukan kondisi berbahaya, tetapi bisa menjadi tanda awal bila tidak ditangani dengan baik.

3. Bagaimana cara mengatasinya

Freepik

Sebagian besar baby blues akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. Namun, dukungan emosional dan fisik sangat penting agar Mama bisa melewatinya dengan lebih ringan.

Dilansir dari Nestlé FamilyNes, beberapa langkah yang bisa membantu antara lain:

  • Istirahat cukup, usahakan tidur ketika bayi tidur

  • Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung energi dan suasana hati

  • Luangkan waktu untuk aktivitas sederhana yang membuat rileks, seperti berjalan di luar rumah

  • Berbagi cerita dengan pasangan, keluarga, atau komunitas ibu baru

  • Jangan ragu meminta bantuan untuk pekerjaan rumah atau merawat bayi

Baby blues, apakah termasuk kondisi yang berbahaya? Jawabannya tidak. Baby blues adalah kondisi umum, ringan, dan biasanya hilang dalam dua minggu.

Penyebabnya berhubungan dengan perubahan hormon, kurang tidur, hingga stres merawat bayi.

Meski begitu, bila gejala menetap atau memburuk, Mama perlu waspada karena bisa mengarah pada depresi pascapersalinan.

Editorial Team