Penting Diketahui dari Risiko Water Birth, Cari Tahu sebelum Memilih

Jenis air yang dibutuhkan dalam metode water birth adalah air hangat

5 Maret 2023

Penting Diketahui dari Risiko Water Birth, Cari Tahu sebelum Memilih
Pexels/lucas mendes

Hidroterapi adalah penggunaan air selama persalinan. Dimana water birth mengacu pada persalinan di kolam air yang dapat memberikan pereda nyeri. Sebelum memasuki kolam, pasien harus dalam persalinan aktif atau kira-kira melebar enam centimeter. Sedangkan bayi harus memiliki detak jantung yang sehat. 

Jenis air yang dibutuhkan dalam metode water birth adalah air hangat, sehingga tubuh Ibu saat berendam akan terasa lebih rileks dan bisa bernapas lebih teratur. Otomatis rasa nyeri kontraksi akan lebih teredam. Namun Mama perlu mengetahui beberapa risiko dari proses persalinan water birth. Yuk, cek ulasan dari Popmama.com!

1. Alami dehidrasi selama proses persalinan

1. Alami dehidrasi selama proses persalinan
Pexels/Andrea Piacquadio

Bahwa kombinasi kerja keras fisik dan berendam dalam bak air hangat dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh melalui keringat. Dehidrasi sendiri dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan demam ringan. Di sini pasien akan diminta minum setidaknya 8 ons cairan atau air putih setiap jam untuk mencegah dehidrasi.

Artinya, kemungkinan dehidrasi bisa terjadi selama proses water birth. Sedangkan hidrasi dan nutrisi yang tepat sangat penting untuk kehamilan. Terutama saat kelahiran dan bayi yang sehat. Tetap terhidrasi penting bagi Mama. Asupan air yang cukup juga sangat baik untuk perkembangan bayi.

Editors' Pick

2. Sulit memperkirakan jumlah darah yang dikeluarkan

2. Sulit memperkirakan jumlah darah dikeluarkan
Pexels/cottonbro studio

Selama proses water birth, seorang bidan atau profesional kesehatan yang merawat pasien dalam persalinan. Ini agar mencegah terjadinya kehilangan darah saat lahir. Sebab perdarahan postpartum adalah sebagai salah satu penyebab utama kematian perempuan yang melahirkan.

Sangat sulit memperkirakan jumlah darah yang dikeluarkan seorang ibu hamil setelah dia melahirkan plasenta. Ada beberapa penelitian menunjukkan, bahwa jumlah kehilangan darah yang sedikit lebih besar setelah water birth. 

Perawat atau bidan akan sering memeriksa rahim pasien untuk memastikan tidak ada pendarahan yang berlebihan. Jika ada kekhawatiran, pasien mungkin akan diminta keluar dari bak mandi untuk pemeriksaan.

3. Masalah tali pusat yang serius

3. Masalah tali pusat serius
Pexels/Isaac Taylor

Hati-hati, tali pusat bisa putus sebelum bayi keluar dari air. Suhu tubuh bayi mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pada kondisi lain selama melahirkan di air, tali pusat bayi bisa robek di bawah air. Robekan tali pusat di bawah air mungkin sulit untuk dinilai oleh tim medis yang menyebabkan pendarahan janin berlebihan.

Bahkan masalah tali pusat yang serius dapat menyebabkan kerusakan otak atau kematian bayi. Jadi dalam metode water birth, bayi yang sudah sepenuhnya lahir akan segera diangkat ke permukaan dengan cepat. Gerakan ini bisa berisiko robeknya tali pusat atau pendarahan yang bisa jadi penyebab anemia pada bayi.

4. Risiko sindrom aspirasi mekonium

4. Risiko sindrom aspirasi mekonium
Pexels/Casey Clausen

Mekonium adalah kotoran pertama atau feses dari bayi baru lahir. Sindrom aspirasi mekonium terjadi ketika bayi baru lahir menghirup campuran mekonium dan cairan ketuban ke dalam paru-paru sekitar waktu persalinan.

Bahwa sindrom aspirasi mekonium merupakan kondisi ketika bayi sudah buang air besar sebeum lahir, sehingga cairan ketuban terkontaminasi.

Kemudian bisa dihirup bayi dan menimbulkan masalah pernapasan. Jika hal itu terjadi dalam proses persalinan water birth, posisi Mama harus disesuaikan. Ini agar air ketuban yang terkontaminasi tidak sampai terhirup.

Itulah risiko dari water birth. Konsultasilah terlebih dahulu pada dokter untuk memastikan jika kondisi Mama dan janin benar-benar aman menjalankan water birth. 

Baca juga:

The Latest