pexels.com/SHVETS production
Ada beberapa langkah yang bisa Mama lakukan untuk tetap aman meski menggunakan KB hormonal. Dikutip dari Healthline, vaksinasi HPV menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi tipe HPV berisiko tinggi. Dikutip dari CDC, vaksin disarankan mulai usia 11–12 tahun, tetapi masih bisa diberikan hingga usia 26 tahun, dan pada usia 27–45 tahun setelah konsultasi dokter.
Selain itu, dilansir dari American College of Obstetricians and Gynecologists, penggunaan kondom saat berhubungan intim dapat membantu mengurangi risiko penularan, meskipun nggak memberikan perlindungan total. Pemeriksaan rutin seperti pap smear juga penting untuk mendeteksi perubahan sel serviks lebih dini, terutama mulai usia 21 tahun.
Menjaga kesehatan tubuh, nggak merokok, serta mengontrol kondisi medis tertentu juga dapat membantu tubuh melawan infeksi HPV lebih baik.
Penggunaan KB hormonal memang disebut dapat berpengaruh pada risiko HPV, namun kaitannya masih terus diteliti. Risiko HPV sendiri dipengaruhi banyak faktor, seperti riwayat seksual, daya tahan tubuh, dan gaya hidup, jadi nggak bisa hanya dilihat dari penggunaan KB semata, Ma.
Sebagai langkah pencegahan, vaksinasi HPV, penggunaan kondom, pap smear rutin, serta menjaga gaya hidup sehat dapat membantu menurunkan risiko infeksi maupun komplikasinya.
Pada akhirnya, setiap tubuh memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebelum memilih atau mengganti metode kontrasepsi, konsultasikan dengan dokter agar Mama mendapatkan pilihan yang paling aman dan sesuai kondisi. Dengan informasi yang tepat dan pemeriksaan rutin, Mama bisa tetap nyaman menjalani metode kontrasepsi sekaligus menjaga kesehatan reproduksi dalam jangka panjang.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!