Perempuan Banyak Mengalami Virus HPV, Apa Penyebabnya?

- HPV adalah virus yang sering menyerang perempuan dan dapat menyebabkan kanker serviks serta jenis kanker lainnya.
- Faktor risiko infeksi HPV pada perempuan meliputi aktivitas seksual, jumlah pasangan, kekebalan tubuh, gaya hidup, dan akses terhadap informasi kesehatan.
- Pencegahan infeksi HPV meliputi vaksinasi, skrining kanker serviks rutin, penggunaan kondom, menjaga hubungan monogami, dan pola hidup sehat.
Human Papillomavirus (HPV) menjadi salah satu virus yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Meski terdengar menakutkan, banyak yang belum benar-benar memahami bagaimana virus ini bisa menyebar dan apa yang membuat perempuan lebih rentan mengalaminya. Padahal, memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk mencegah infeksi yang bisa berdampak pada kesehatan reproduksi.
Virus HPV sendiri sebenarnya umum dan bisa menyerang siapa saja yang aktif secara seksual. Namun, ada beberapa faktor lain yang membuat perempuan lebih berisiko tertular. Popmama.com sudah merangkum penyebab perempuan banyak mengalami virus HPV. Yuk, simak bersama!
1. Apa itu HPV dan kenapa penting bagi perempuan?

Dilansir dari Mayo Clinic, infeksi HPV adalah kondisi di mana virus jenis human papillomavirus menyerang area kulit atau selaput lendir pada tubuh, termasuk area genital, mulut, dan tenggorokan. Untuk perempuan, memahami HPV sangat penting karena infeksi yang tidak tertangani atau terjadi secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko perubahan sel di leher rahim (serviks) hingga berkembang menjadi kanker.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar infeksi HPV tidak menyebabkan kanker. Namun, beberapa jenis HPV genital dapat memicu kanker serviks. Selain itu, infeksi HPV juga dikaitkan dengan jenis kanker lain seperti kanker anus, penis, vagina, vulva, serta bagian belakang tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel. Kanker akibat HPV sering kali membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk berkembang setelah seseorang pertama kali terinfeksi.
Meskipun begitu, sebagian besar infeksi HPV sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bukan berarti perempuan bisa mengabaikannya. Pencegahan dan deteksi dini tetap menjadi langkah penting agar infeksi tidak berkembang menjadi penyakit serius.
2. Faktor utama yang membuat perempuan lebih rentan terkena virus HPV

Aktivitas seksual dan jumlah pasangan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi risiko tertular HPV. Dilansir dari Mayo Clinic, semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan terpapar virus ini. Penularan dapat terjadi melalui berbagai jenis kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun sentuhan kulit-ke-kulit di area genital.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bahkan tanpa adanya hubungan seksual penetratif, HPV tetap bisa menular hanya melalui kontak langsung dengan area tubuh yang terinfeksi.
Selain itu, usia saat mulai aktif secara seksual juga berpengaruh terhadap risiko infeksi. Penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Microbiology (2022) menjelaskan bahwa pada usia remaja, sel-sel serviks perempuan masih dalam tahap perkembangan dan sistem kekebalan tubuh belum sepenuhnya matang. Kondisi ini membuat tubuh lebih sulit melawan virus, termasuk HPV, dibandingkan perempuan yang mulai aktif secara seksual di usia dewasa.
Faktor lain yang berperan besar adalah kondisi kekebalan tubuh. Menurut National Cancer Institute, perempuan dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang sedang mengonsumsi obat imunosupresif lebih rentan mengalami infeksi HPV yang menetap. Ketika daya tahan tubuh tidak mampu melawan virus dengan optimal, HPV dapat berkembang dan menyebabkan perubahan sel abnormal pada serviks yang berpotensi menjadi kanker.
Gaya hidup juga nggak kalah berpengaruh terhadap risiko infeksi HPV. Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kebiasaan merokok dapat melemahkan sistem imun lokal di serviks, membuat tubuh lebih sulit mengatasi virus. Perempuan yang memiliki banyak anak atau jarang melakukan pemeriksaan Pap smear juga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami infeksi yang tidak terdeteksi sejak dini.
Selain itu, penelitian dari Frontiers in Microbiology juga menemukan bahwa perempuan dengan akses terbatas terhadap informasi kesehatan atau pendidikan yang rendah cenderung kurang memahami pentingnya pencegahan HPV. Kurangnya pemahaman ini membuat mereka lebih rentan terpapar virus karena tidak mengetahui langkah-langkah perlindungan yang tepat.
3. Pencegahan dan cara menjaga diri dari virus HPV

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pencegahan yang konsisten dapat membantu melindungi tubuh dari virus ini dan menghindari masalah kesehatan yang mungkin ditimbulkannya di kemudian hari.
Langkah pertama yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi HPV. Vaksin ini aman, terbukti efektif. Menurut CDC, vaksin HPV dapat melindungi tubuh dari jenis virus yang paling berisiko menyebabkan kanker serviks, vagina, vulva, anus, hingga kanker tenggorokan. Vaksinasi bekerja paling baik jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual, tetapi juga tetap bermanfaat bagi yang sudah dewasa.
Selain vaksinasi, penting untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin. Pemeriksaan seperti Pap smear atau tes HPV sangat dianjurkan bagi perempuan berusia 21 hingga 65 tahun. Melalui skrining, perubahan sel abnormal di serviks dapat terdeteksi sejak dini sebelum berkembang menjadi kanker. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala sesuai anjuran tenaga medis.
Jika kamu aktif secara seksual, dilansir dari Mayo Clinic ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko penularan HPV. Gunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan seksual. Cara ini memang tidak memberikan perlindungan penuh, karena HPV bisa menular melalui area kulit yang tidak tertutup kondom, tetapi tetap efektif untuk mengurangi risiko infeksi.
Selain itu, berusahalah untuk menjaga hubungan yang monogami dan saling setia dengan pasangan. Hubungan yang saling terbuka dan sehat dapat membantu menekan kemungkinan penularan virus. Jika kamu atau pasangan memiliki kutil kelamin, sebaiknya hentikan aktivitas seksual hingga kutil benar-benar hilang.
Menjalani pola hidup sehat juga berperan penting dalam melindungi diri dari infeksi HPV. Menjaga kebersihan area genital, berhenti merokok, mengonsumsi makanan bergizi, serta rutin berolahraga dapat memperkuat sistem imun tubuh agar mampu melawan virus secara alami.
Dengan memahami penyebab, cara penularan, dan langkah pencegahan HPV, setiap perempuan bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Jangan ragu untuk melakukan vaksinasi dan pemeriksaan rutin, karena pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Yuk, mulai peduli sejak sekarang demi tubuh yang lebih sehat dan terlindungi!


















