"Setiap jam ada dua perempuan meninggal karena kanker leher rahim di Indonesia, padahal sebenarnya kita bisa mencegahnya lewat imunisasi HPV," ujarnya dengan tegas.
Amankah Vaksin HPV untuk Perempuan yang Ingin Hamil? Ini Faktanya!

- Kanker serviks masih mengancam perempuan di Indonesia
- Kanker serviks ditemukan pada tahap awal memiliki peluang pengobatan yang jauh lebih baik
- Vaksinasi dan pemeriksaan rutin seperti pap smear atau IVA sangat penting dilakukan sebelum hamil
Sebelum merencanakan kehamilan, menjaga kesehatan reproduksi menjadi langkah penting yang sering kali terlewatkan. Salah satu perlindungan yang sangat direkomendasikan untuk calon Mama adalah vaksin HPV, karena kanker leher rahim masih menjadi ancaman besar bagi perempuan Indonesia.
Melalui vaksin HPV, risiko kanker serviks dapat ditekan sejak dini. Namun, hingga kini masih banyak masyarakat yang termakan hoaks yang menganggap vaksin ini berbahaya, padahal faktanya vaksin HPV sudah terbukti aman dan efektif melindungi perempuan sebelum memasuki masa kehamilan.
Popmama.com sudah merangkum pentingnya lindungi diri lewat vaksin HPV sebelum hamil dan langkah yang diambil pemerintah agar nggak termakan hoaks. Yuk simak lengkapnya!
1. Kanker serviks masih mengancam perempuan di Indonesia

Dalam sambutan pada acara kelas jurnalis yang diselenggarakan oleh MSD Indonesia dengan dukungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Senin (17/11/2025) di Jakarta, Staf Khusus Menteri Kesehatan RI, Drg. Monica R. Nirmala, MPH, memaparkan bahwa kanker leher rahim masih menjadi ancaman serius bagi perempuan Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa setiap jam terdapat dua perempuan meninggal akibat penyakit ini, sementara setiap tahunnya Indonesia mencatat sekitar 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian. Angka tersebut menunjukkan betapa besarnya beban kanker serviks di tanah air, terlebih sebagian besar kasus ditemukan dalam kondisi yang sudah terlambat.
Vaksin HPV sendiri terbukti memiliki efektivitas lebih dari 90% dalam mencegah infeksi HPV penyebab utama kanker leher rahim. Perlindungan ini menjadi langkah penting bagi perempuan yang sedang mempersiapkan diri untuk hamil, karena kesehatan reproduksi yang baik sejak awal akan memberikan dampak besar pada keseluruhan proses kehamilan dan masa depan keluarga.
Dengan edukasi yang tepat dan kesadaran yang semakin meningkat, diharapkan semakin banyak perempuan berani mengambil langkah pencegahan ini tanpa rasa takut atau ragu.
2. Deteksi dini lebih cepat daripada menunggu terlambat

Kanker serviks yang ditemukan pada tahap awal memiliki peluang pengobatan yang jauh lebih baik. Pada tahap awal, kanker bisa ditangani dengan metode yang lebih ringan dan dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, jika perempuan baru mengetahui kondisinya ketika sudah memasuki stadium lanjut, penanganan medis menjadi semakin kompleks dan tingkat keberhasilannya menurun drastis. Inilah alasan mengapa vaksinasi dan pemeriksaan rutin seperti pap smear atau IVA sangat penting dilakukan sebelum hamil.
Bagi calon Mama, deteksi dini dan pencegahan bukan hanya menjaga kesehatan pribadi, tetapi juga menjadi bagian dari persiapan kehamilan yang aman. Tubuh yang sehat akan mempersiapkan lingkungan terbaik untuk proses mengandung dan melahirkan.
3. Peran AI dalam melawan misinformasi seputar HPV

Namun di lapangan, masih banyak perempuan dan orang tua yang ragu memberi vaksin HPV karena berita hoaks yang menyebar di media sosial. Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, misinformasi bisa tersebar lebih luas daripada informasi yang benar. Karena itu, edukasi yang tepat dan akses informasi terpercaya menjadi sangat penting, terutama bagi calon Mama yang sedang mempersiapkan kehamilan.
Menurut Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM., kecerdasan buatan (AI) kini memiliki peran besar dalam membantu pemerintah dan tenaga kesehatan memantau serta mengatasi misinformasi seputar HPV dan imunisasinya.
“Kecerdasan buatan kini dapat menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan merespons penyebaran berita negatif mengenai HPV dan kanker leher rahim. AI membantu kami memantau pola hoaks secara lebih cepat, menganalisis sentimen negatif di media sosial, serta memberikan edukasi yang lebih akurat kepada masyarakat.” ujarnya.
Saat ini, beberapa inovasi sudah diterapkan oleh pemerintah, seperti chatbot edukatif berbasis AI, pemantauan hoaks yang dikoordinasikan bersama Biro Komunikasi, hingga Notifikasi WhatsApp ASIK yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT sebagai pengingat imunisasi.
Dengan dukungan teknologi tersebut, calon Mama dapat memperoleh informasi terpercaya sebelum mengambil keputusan penting terkait program hamil.
4. Vaksin HPV terbukti aman dan direkomendasikan sebelum hamil

Banyak perempuan di Indonesia masih merasa takut atau ragu untuk mengambil langkah vaksin HPV. Ketakutan ini umumnya muncul karena maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial, mulai dari anggapan bahwa vaksin HPV berbahaya, menyebabkan gangguan kesuburan, hingga memicu efek samping jangka panjang.
Padahal, semua informasi tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Kekhawatiran ini akhirnya membuat banyak perempuan menunda vaksinasi, bahkan ketika mereka sedang merencanakan kehamilan dan membutuhkan perlindungan ekstra untuk kesehatan reproduksi.
Padahal, seperti dijelaskan Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, vaksin HPV sudah digunakan sejak 2006 dan dipakai di lebih dari 130 negara, sehingga keamanannya sudah terbukti dan bukan hal baru. Ia menegaskan bahwa HPV sering kali nggak menimbulkan gejala, tetapi dapat berkembang menjadi kanker setelah 15–20 tahun berada dalam tubuh tanpa disadari.
HPV menjadi penyebab 71% kanker serviks, serta memicu berbagai penyakit lain seperti kanker vagina, vulva, penis, orofaring, hingga 90% kasus kutil kelamin. Prof. Soedjatmiko juga menambahkan jika vaksin HPV sama sekali tidak memengaruhi kesuburan perempuan.
“Vaksin HPV tidak memengaruhi kesuburan perempuan. Justru vaksin ini membantu menjaga kesehatan reproduksi sebelum hamil.” ujarnya.
Dengan kata lain, vaksinasi adalah investasi penting dalam menjaga tubuh tetap sehat sebelum memasuki masa kehamilan. Ketika Calon Mama mendapatkan informasi yang benar, langkah pencegahan ini akan terasa jauh lebih mudah dan tidak menakutkan.
Melalui pemahaman yang tepat dan edukasi yang terus diperkuat, diharapkan semakin banyak perempuan merasa aman, percaya, dan berani melindungi diri dari risiko kanker serviks sebelum mereka merencanakan kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!


















