Dalam podcast, ia berkata, “Gua tuh masuk di 3% orang yang berhasil jebol.” Artinya, meski jarang terjadi, tetap ada kemungkinan kecil KB spiral tidak berfungsi sempurna.
Cerita Rigen saat Istri Hamil Padahal Sudah Pakai KB Spiral
Intinya sih...
- KB spiral tidak selalu efektif
- Rigen dan istrinya menerima kejadian tak terduga dengan tenang
- Mereka beralih ke metode alami setelah pengalaman tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Alat kontrasepsi adalah metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan, baik melalui cara hormonal, alat bantu, maupun metode alami.
Salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan adalah IUD (Intrauterine Device) atau dikenal sebagai KB spiral, yaitu alat kecil berbentuk huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah sperma membuahi sel telur.
Meskipun dikenal sangat efektif, keberhasilannya tetap tidak mencapai 100%. Menurut NHS.UK, IUD atau KB spiral memiliki tingkat efektivitas lebih dari 99% jika digunakan dengan benar.
Namun, pengalaman komedian Rigen Rakelna menunjukkan bahwa selalu ada kemungkinan kecil untuk “jebol”.
Dalam podcast Pojok Terminal pada akun YouTube @corbuzier, Rigen berbagi kisah tak terduga tentang kehamilan istrinya meski sudah menggunakan KB spiral. Simak, cerita lengkapnya yang telah Popmama.com rangkumkan untuk Mama berikut ini!
1. Ketika KB spiral tak bekerja sesuai harapan
Rigen menceritakan bahwa istrinya sudah menggunakan alat kontrasepsi spiral untuk mencegah kehamilan setelah anak kedua. Ia pun percaya diri bahwa metode ini cukup aman, karena menurut dokter, efektivitas spiral mencapai sekitar 97%.
Namun, siapa sangka, justru dari alat kontrasepsi yang seharusnya mencegah kehamilan itu, Rigen dan istrinya malah dikaruniai anak ketiga.
Hal ini sejalan dengan penjelasan dari NHS.UK, yang menyebutkan bahwa dalam 100 wanita yang menggunakan IUD, kurang dari 1 wanita bisa tetap hamil dalam satu tahun pertama penggunaan.
2. Menerima kejadian tak terduga dengan tenang
Meski awalnya terkejut, Rigen dan istrinya mencoba menerima kenyataan dengan tenang. Ia sempat bingung karena merasa spiral seharusnya bisa mencegah kehamilan secara efektif.
Namun, dokter menjelaskan bahwa posisi spiral yang bergeser atau reaksi tubuh yang berbeda bisa membuat efektivitasnya menurun.
Dalam percakapan ringan di podcast, Rigen dan temannya menanggapi kejadian itu dengan tawa, kejadian ini juga mengingatkan tentang pentingnya kontrol rutin setelah pemasangan KB spiral.
Pemeriksaan berkala ke dokter bisa membantu memastikan posisi dan fungsi alat tetap optimal agar kejadian serupa tidak terulang.
3. Beralih ke metode alami
Setelah pengalaman tersebut, Rigen mengaku istrinya belum kembali menggunakan alat kontrasepsi. Kini mereka mengandalkan metode alami yang disebutnya “geli angkat”.
Metode ini mengandalkan penarikan sebelum ejakulasi, namun secara medis dianggap berisiko tinggi karena cairan praejakulasi pun bisa menyebabkan kehamilan.
Dilansir dalam NHS.UK, metode alami seperti ini hanya efektif sekitar 76% dalam penggunaan normal, jauh lebih rendah dibandingkan spiral yang mencapai lebih dari 99%. Meski begitu, keputusan tiap pasangan tentu berbeda.
Meski begitu, yang terpenting adalah harus tetap ada komunikasi dan kesepakatan antara suami dan istri dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi dan kenyamanan mereka.
Cerita Rigen saat istri hamil padahal sudah pakai KB spiral membuktikan bahwa meski KB spiral sangat efektif, tetap ada peluang kecil untuk gagal. Setelah kejadian itu, ia dan istri memilih metode alami dengan risiko lebih tinggi.
Kisah ini menjadi pengingat pentingnya kontrol rutin dan konsultasi dengan dokter untuk memastikan efektivitas alat kontrasepsi.
