Sedih, Dokter Mengazani Bayi Pasien karena Sang Papa Positif Covid-19

dr. Sandy Prasetyo, SpOG menceritakan dua pengalamannya saat diminta untuk mengazani bayi pasiennya

8 Desember 2020

Sedih, Dokter Mengazani Bayi Pasien karena Sang Papa Positif Covid-19
Instagram.com/sandysandyprasetyo

Mengazani bayi baru lahir menjadi salah satu kegiatan sunnah yang sangat dianjurkan untuk umat muslim. Sang Papa harus mengumandangkan azan di telinga kanan anaknya sebagai upaya agar kelak anak tumbuh menjadi sosok yang selalu ingat untuk menyembah Allah SWT.

Apabila suami sedang berhalangan hadir saat menemani proses persalinan karena urusan pekerjaan, maka mengazani bayi baru lahir bisa digantikan oleh laki-laki lain dalam keluarga. Paman atau sang Kakek diperbolehkan untuk mengumandangkan azan. 

Jika semua anggota keluarga sedang berhalangan hadir, maka orang lain yang sudah mendapatkan amanah dari keluarga pun bisa turut mengumandangkan azan. 

Terkait dengan hal ini, dr. Sandy Prasetyo, SpOG, pun mempunyai kisah tersendiri karena mendapatkan amanah harus mengadzankan dua bayi baru lahir. Ada dua permintaan khusus yang diceritakan oleh dr. Sandy melalui Instagram pribadinya. 

"Permintaan khusus, amanah untuk mengazankan dari 2 orang ayah. Dua momen ini punya cerita harunya masing-masing. Nggak pernah terbayang saya akan di posisi ini," kata dr. Sandy. 

Jika Mama ingin mengetahui beberapa cerita dari dr. Sandy Prasetyo, SpOG, terkait mendapatkan amanah karena harus mengadzankan dua bayi baru lahir, kali ini Popmama.com telah merangkumnya. 

1. Amanah untuk mengadzankan datang karena papa dari bayi tersebut dinyatakan positif Covid-19 

1. Amanah mengadzankan datang karena papa dari bayi tersebut dinyatakan positif Covid-19 
Instagram.com/sandysandyprasetyo

Melalui Instagram pribadinya, dr. Sandy sempat menceritakan bahwa ia mendapatkan amanah untuk mengadzankan salah satu bayi baru lahir yang merupakan pasiennya karena sang Papa dinyatakan positif Covid-19. 

Berdasarkan ceritanya, pasien dan suaminya termasuk pasangan yang kontrol rutin di awal-awal kehamilan. Namun, ketika mendekati persalinan pasangan ini harus menerima kenyatakan karena salah satu dari mereka dinyatakan positif Covid-19. 

"Sampailah saat persalinan akan tiba, pasien dan suami di swab untuk persiapan persalinan, hasilnya suami positif sehingga harus dirawat di RS," tulis dr. Sandy dalam unggahannya. 

Setelah mengetahui bahwa suami dari pasiennya harus dirawat, dr. Sandy pun mendapatkan amanah untuk mengadzankan anak mereka. 

Editors' Pick

2. Amanah untuk mengadzankan datang karena papa dari bayi tersebut meninggal dunia 

2. Amanah mengadzankan datang karena papa dari bayi tersebut meninggal dunia 
Instagram.com/sandysandyprasetyo

Selain mendapatkan amanah untuk mengadzankan satu bayi baru lahir karena sang Papa dinyatakan positif Covid-19, dr. Sandy juga menceritakan kisah lain yang begitu mengharukan. 

Amanah untuk mengadzankan datang karena papa dari bayi tersebut telah meninggal dunia. Tulisan yang mengharukan ini telah mendapatkan berbagai komentar positif karena banyak netizen ikut merasa sedih membaca cerita tersebut. 

"Pasien ini pertama kali ketemu saya tiga tahun yang lalu bersama suaminya, saat itu dalam kondisi keguguran. Setelah itu terus berjuang selama dua tahun untuk mendapatkan kehamilan, sampai akhirnya sembilan bulan yang lalu pasien dan suami datang ke saya," cerita dr. Sandy dalam unggahannya. 

Ketika hasil testpack pasiennya positif, sang Suami langsung meminta dr. Sandy untuk membantu menjaga kehamilan istrinya sampai anak mereka terlahir dengan selamat.

"Saya nggak akan lupa wajah bahagia dan bagaimana antusiasnya sang Suami di hari itu, waktu untuk pertama kalinya dia liat detak jantung calon anaknya. Setelah itu lanjutlah kontrol rutin tiap bulan, nggak pernah lewat jadwal, selalu tepat waktu. Saya kenal banget sama pasangan ini karena tahu perjalanan dan perjuangan untuk dapat kehamilannya ini," tulis dr. Sandy. 

Saat menjalani kehamilan minggu ke-33, pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 dan tidak bisa kontrol rutin. Setelah masuk minggu ke-36, dr. Sandy sangat antusias karena pasiennya sudah sembuh dan ingin kembali menjalani kontrol ke rumah sakit untuk melihat perkembangan anaknya. 

Tiga hari kemudian, pasien dr. Sandy kembali kontrol tanpa didampingi oleh suaminya. Di momen tersebut tepat tiga minggu sebelum proses persalinan, suami dari pasiennya meninggal karena Covid-19. 

“Dok suami saya nggak bisa liat anaknya lahir, dok. Sekarang dia nggak bisa temani lagi dok ketemu dokter. Nanti titip adzanin ya, dok," kata sang Pasien kepada dr. Sandy.  

Dari kedua cerita tersebut, dr. Sandy masih tidak percaya karena ia bukanlah keluarga dan hanya dokter saja. Namun, diberikan kepercayaan dan amanah untuk mengadzankan anak-anak mereka. 

3. Mengazani bayi baru lahir bisa menjadi panggilan untuk si Kecil agar menyembah Allah SWT

3. Mengazani bayi baru lahir bisa menjadi panggilan si Kecil agar menyembah Allah SWT
Pixabay/StockSnap

Azan itu biasanya dikumandangkan oleh sang Papa ketika bayi baru saja dilahirkan. Azan yang dikumandangkan di telinga sebelah kanan untuk bayi laki-laki dan perempuan ini tentu memberikan nilai yang positif. 

Tak hanya mampu mengusir gangguan setan atau jin saja, namun azan yang dikumandangkan di telinga si Kecil mampu menanamkan benih-benih keimanan sejak pertama kali ia dilahirkan. Benih keimanan tersebut akan menjadi sesuatu yang positif karena akan selalu tertanam sejak ia kecil. 

Dilansir dari Life in Saudi Arabia, seorang Papa yang mengumandangkan azan di telinga kanan dan menyerukan iqamah di telinga kiri bayi baru lahir menjadi sebuah panggilan tersendiri untuk si Kecil. 

Azan yang dikumandangkan di telinga kanan si Kecil untuk pertama kalinya bertujuan agar si Kecil menjadi umat yang taat menyembah Allah SWT. 

4. Apa saja bacaan azan untuk bayi baru? 

4. Apa saja bacaan azan bayi baru 
Pixabay/blankita_ua

Ketika ingin mengazani bayi baru lahir, Papa perlu memerhatikan posisinya karena tetap harus menghadap ke arah kiblat seperti saat sedang salat. 

Berikut bacaan azan untuk bayi baru yang perlu dilantunkan di telinga kanan si Kecil, yakni:

(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ

(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ

(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ

(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ

(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ

(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Asyhadu allaa illaaha illallaah (2x)
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah (2x)
Hayya ‘alashshalaah (2x)
Hayya ‘alalfalaah (2x)
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (1x)
Laa ilaaha illallaah (1x)

Artinya:

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah Salat
Marilah menuju kepada kejayaan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah

Nah, itulah beberapa cerita dari dr. Sandy Prasetyo, SpOG yang menerima amanah untuk mengazankan dua bayi baru lahir. 

Semoga informasi terkait bacaan azan untuk bayi baru lahir di atas bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest