Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
gambar perempuan yang sedang haid (freepik.com/wayhomestudio)
gambar perempuan yang sedang haid (freepik.com/wayhomestudio)

Intinya sih...

  • Tidak ada waktu pasti untuk kembalinya menstruasi setelah melahirkan.

  • ASI eksklusif dapat menunda menstruasi karena hormon prolaktin yang tinggi.

  • Frekuensi menyusui berkurang atau memberikan makanan pendamping ASI bisa memicu kembalinya menstruasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ma, setelah melewati proses persalinan, tubuh Mama membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan pulih sebelum siklus haid kembali normal.

Banyak Mama yang penasaran kapan haid akan muncul lagi setelah melahirkan, karena hal ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi dan faktor.

Memahami kapan haid akan datang kembali penting agar Mama bisa lebih siap secara fisik dan emosional menghadapi perubahan yang terjadi.

Siklus haid pasca melahirkan juga bisa menjadi penanda kesehatan reproduksi Mama, lho.

Popmama.com sudah merangkum kapan akan haid lagi setelah melahirkan agar Mama dapat mengenali timing haid pasca persalinan. Yuk simak!

1. Kapan menstruasi bisa kembali setelah melahirkan?

ilustrasi darah haid (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Ma, sayangnya nggak ada angka pasti kapan si ‘tamu bulanan’ bakal mampir kembali setelah Mama melahirkan, karena setiap tubuh punya waktunya sendiri.

Waktu kembalinya menstruasi sangat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti seberapa pulih kondisi fisik Mama, fluktuasi hormon pascapersalinan, serta intensitas menyusui si Kecil.

Dilansir dari What To Expect, jika Mama memilih ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, kemungkinan menstruasi baru datang jauh kemudian, bahkan bisa menunggu berbulan-bulan.

Sedangkan, kalau Mama nggak menyusui atau hanya memberi ASI sebagian, menstruasi mungkin muncul lebih cepat, biasanya dalam 3 hingga 10 minggu pasca melahirkan.

Menyusui atau nggak memang menjadi faktor penentu waktu haid datang. Namun, jika hingga 3–4 bulan setelah melahirkan menstruasi belum muncul sama sekali, apalagi kalau Mama nggak menjalani ASI eksklusif, ada baiknya Mama berkonsultasi ke dokter kandungan, ya.

Ketika periode haid Mama kembali, jangan kaget kalau siklusnya masih loncat-loncat, karena 1 sampai 3 bulan pertama pasca melahirkan adalah fase adaptasi hormon. Jadi, volume darah, durasi, dan jadwal menstruasi bisa berubah-ubah. Mama juga perlu tahu, ovulasi atau pelepasan sel telur bisa terjadi sebelum menstruasi pertama muncul, lho. Artinya, meski belum haid, peluang hamil tetap ada!

2. Pengaruh ASI ekslusif terhadap haid

Ilustrasi Menyusui (photo by pinterest)

Kalau Mama memilih memberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, haid bisa tertunda cukup lama, Ma, bahkan bisa bertahan hingga 6–8 bulan atau lebih.

Dikutip dari Healthline, hal Ini karena hormon prolaktin yang meningkat selama menyusui bisa menekan hormon reproduksi, sehingga tubuh belum siap untuk ovulasi.

Jadi, meskipun Mama sedang tidak haid, itu bukan berarti belum punya kesempatan untuk hamil, tapi tubuh Mama memang sedang fokus untuk memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil.

Begitu produksi ASI atau frekuensi menyusui mulai menurun, hormon Mama juga mulai beradaptasi kembali dan membuka peluang datangnya menstruasi.

Biasanya, tanda-tanda haid akan mulai muncul saat frekuensi menyusui berkurang atau ketika Mama sudah mulai memberikan makanan pendamping ASI.

Dengan begitu, Mama bisa lebih memahami proses alami tubuh setelah melahirkan dan tetap nyaman menjalani masa menyusui sambil menjaga kesehatan reproduksi.

3. Haid akan lebih cepat untuk Mama yang nggak menyusui

ilustrasi bayi minum susu botol (pexels.com/Sarah Chai)

Kalau Mama memilih untuk nggak menyusui atau hanya memberikan ASI sebagian, kemungkinan tamu bulanan akan datang lebih cepat dibanding Mama yang menyusui penuh.

Biasanya, menstruasi pertama setelah melahirkan pada Mama yang nggak menyusui secara eksklusif bisa muncul dalam 3 hingga 10 minggu, dengan rata-rata sekitar hari ke-45 pasca persalinan.

Hal ini dapat terjadi karena nggak ada pengaruh hormon menyusui seperti prolaktin yang tinggi, sehingga siklus reproduksi Mama bisa kembali aktif lebih cepat.

Artinya, tubuh nggak menunda ovulasi terlalu lama, sehingga proses ovulasi dan menstruasi pun terjadi lebih awal.

Namun, perlu diingat bahwa kondisi ini nggak selalu sama untuk setiap perempuan ya, Ma.

Ada juga yang mengalami keterlambatan haid meskipun nggak menyusui secara penuh, karena berbagai faktor seperti hormon tubuh, kondisi fisik setelah melahirkan, tingkat stres, dan kesehatan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk tetap memperhatikan tanda-tanda dari tubuh sendiri. Jika haid nggak kunjung datang setelah beberapa bulan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan dan saran yang tepat untuk kesehatan Mama.

4. Kapan harus waspada dan konsultasi ke dokter?

ilustrasi berobat ke dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Ma, meski sebagian besar perubahan haid setelah melahirkan termasuk hal yang wajar, ada beberapa tanda yang sebaiknya jangan Mama abaikan, ya!

Kalau Mama mengalami perdarahan yang sangat deras sampai harus mengganti pembalut tiap jam, ini bisa jadi tanda ada yang nggak normal. Begitu juga jika pendarahan terus berlangsung lebih dari satu minggu, sebaiknya segera diperhatikan ya, Ma.

Selain itu, jika Mama merasakan nyeri hebat, demam, atau ada bau yang nggak sedap dari area kewanitaan, jangan ditunda untuk cek ke dokter. Tanda-tanda ini bisa mengindikasikan infeksi atau masalah lain yang butuh penanganan cepat.

Kalau siklus haid belum juga muncul setelah 3–4 bulan, terutama kalau Mama nggak menyusui penuh, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter agar kondisi tubuh bisa diperiksa lebih lanjut dan Mama tetap sehat, ya.

5. Tips agar masa haid Mama lebih nyaman

ilustrasi menstruasi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Untuk membantu proses kembalinya haid setelah melahirkan berjalan lebih lancar, Mama bisa coba beberapa cara sederhana ini:

  • Pastikan Mama konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang kaya zat besi dan vitamin untuk mendukung pemulihan tubuh.

  • Cukupkan waktu istirahat dan usahakan mengurangi stres supaya hormon lebih stabil.

  • Catat jadwal dan tanda-tanda haid seperti volume dan durasi supaya Mama bisa mengenali pola menstruasi sendiri.

  • Jika belum siap hamil lagi, pilihlah kontrasepsi yang aman untuk Mama yang sedang menyusui supaya proses menyusui tetap nyaman dan aman.

  • Selalu perhatikan jika muncul gejala yang nggak biasa, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar Mama merasa lebih tenang dan sehat.

Jadi haid dapat kembalu setelah melahirkan bisa bevariasi ya, Ma. Semua tergantung kondisi tubuh, hormon, dan pola menyusui Mama. Yang penting, tetap jaga kesehatan dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika ada yang mengkhawatirkan.

Ingat, setiap Mama punya perjalanan yang unik, jadi jangan bandingkan dengan orang lain. Yang terpenting, Mama tetap sehat dan bahagia!

Editorial Team