Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/phduet
Freepik/phduet

Intinya sih...

  • Gejala Baby Blues

  • Mudah menangis tanpa sebab jelas

  • Dampak Baby Blues pada bayi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehadiran buah hati seharusnya memberikan kebahagiaan bagi Mama. Namun, sebagian mama mengalami baby blues syndrome setelah melahirkan si Kecil. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hampir 80 persen ibu yang baru melahirkan akan mengalami baby blues syndrome. 

Baby blues syndrome umumnya muncul setelah 2-3 hari pasca bayi lahir. Mama mengalami baby blues syndrome karena merasa ada perubahan dalam hidup setelah si Kecil lahir. Mama pun merasa tanggung jawab baru yang harus dipikul menjadi lebih berat. 

Selain memengaruhi kesehatan mama, baby blues syndrome nyatanya juga berpengaruh pada kesehatan bayi. Untuk penjelasan lengkapnya, Popmama.com telah merangkum informasi seputar dampak baby blues pada bayi seperti di bawah ini. 

Gejala Baby Blues

Freepik/dimaberlin

Baby blues biasanya muncul dalam bentuk:

  • Mudah menangis tanpa sebab jelas

  • Perasaan cemas atau sedih berlebihan

  • Sulit tidur meski bayi sudah beristirahat

  • Kehilangan semangat untuk beraktivitas

Memahami gejala ini penting supaya Mama bisa segera mencari dukungan, baik dari pasangan, keluarga, maupun tenaga medis.

Dampak Baby Blues pada bayi

1. Bayi jadi susah tidur

Freepik/onlyyouqj

Selama mengalami baby blues syndrome, si Kecil akan susah tidur karena bayi bisa merasakan kecemasan atau kegelisahan yang dirasakan oleh Mama. Pasalnya, setelah melahirkan, terjalin ikatan emosional antara bayi dan Mama. 

Itulah sebabnya, ketika Mama merasa gelisah atau cemas, bayi juga bisa merasakannya. Saat merasa cemas atau gelisah, Mama biasanya sulit tidur. Kondisi itu ternyata juga bisa dirasakan bayi dan memengaruhi siklus tidurnya. 

2. Pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu

Freepik/phduet

Tanpa Mama sadari, baby blues bisa memengaruhi produksi ASI. Pasalnya, baby blues menyebabkan Mama merasakan stres sehingga hormon tubuh tidak dapat memproduksi ASI dengan baik. 

Jumlah ASI yang berkurang tentu saja memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Jika bayi tidak mendapatkan cukup ASI hingga usianya beranjak enam bulan, maka dikhawatirkan pertumbuhan dan perkembangannya juga ikut terganggu.

Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI biasanya lebih rewel dibanding bayi-bayi lainnya. 

3. Bayi lebih pendiam

Freepik/shurkin_son

Baby blues yang Mama alami juga memengaruhi psikologis si Kecil. Sebab, selama mengalami baby blues, bayi akan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan Mama. Jika terus dibiarkan, bayi akan menjadi pendiam atau pasif. 

Ketika beranjak besar, bayi juga bisa menjadi penakut dan ragu saat harus mengambil tantangan baru. Kondisi ini tentu bisa memengaruhi cara bersosialisasi bayi dengan bayi-bayi lainnya. 

Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome

Unsplash/Kyle Broad

  • Cari dukungan emosional. Ajak pasangan atau keluarga terlibat dalam perawatan bayi.

  • Istirahat cukup. Manfaatkan waktu tidur bayi untuk ikut beristirahat.

  • Jangan ragu meminta bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog atau dokter bisa membantu Mama mengelola kondisi ini.

  • Tetap lakukan bonding. Meski terasa berat, usahakan tetap ada interaksi positif dengan si Kecil, seperti skin-to-skin contact atau mengajaknya bicara lembut.

Baby blues bukanlah hal sepele karena dampaknya tidak hanya dirasakan Mama, tapi juga bisa memengaruhi bayi. Dengan mengenali gejala dan memahami cara mengatasinya, Mama bisa melindungi tumbuh kembang si Kecil sejak dini.

Editorial Team