Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
7 Mitos Menyusui.png
freepik/freepik

Menyusui merupakan salah satu cara terbaik untuk memberikan nutrisi optimal kepada bayi.

Namun, banyak ibu menyusui yang merasa bingung atau khawatir karena berbagai informasi yang beredar, terutama yang tidak didukung oleh fakta medis.

Mitos-mitos ini tidak hanya membingungkan tetapi juga dapat menghambat proses menyusui yang seharusnya berjalan alami dan menyenangkan.

Penting bagi ibu menyusui untuk memilah informasi yang benar agar dapat memberikan ASI dengan lancar dan tanpa rasa cemas.

Dengan memahami fakta di balik mitos-mitos yang beredar, Mama dapat lebih percaya diri dan tenang dalam menjalani proses menyusui.

Berikut Popmama.com akan menjelaskan tentang faktanya dengan merangkum 7 mitos menyusui yang sering disalahpahami. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Ma!

1. Menyusui adalah suatu hal yang datang secara alami

freepik/freepik

Banyak yang percaya bahwa menyusui adalah proses yang alami dan akan langsung berhasil tanpa hambatan. Namun, kenyataannya, menyusui adalah keterampilan yang perlu dipelajari oleh ibu menyusui dan bayi. 

“Ini seperti menari, bayi terlahir dengan ritme, tetapi mereka masih harus mempelajari langkah-langkahnya, dibutuhkan kesabaran dan latihan, jadi jangan khawatir jika hal itu tidak langsung terjadi.” ujar dr. Tarayn Fairlie, MD.

2. Menyusui itu menyakitkan

freepik/freepik

Ada anggapan bahwa rasa sakit adalah bagian normal dari menyusui. Sebenarnya, meskipun sedikit ketidaknyamanan mungkin terjadi pada awalnya, rasa sakit yang berkelanjutan bukanlah hal yang normal. Rasa sakit yang terus-menerus bisa menjadi tanda bahwa bayi tidak melekat dengan benar pada payudara.

“Salah satu cara untuk meredakan puting yang sakit adalah dengan mengoleskan sedikit susu ke puting dan membiarkannya kering dengan sendirinya agar kulit tetap sehat,” sambungnya.

3. Ukuran payudara menentukan produksi ASI

freepik/freepik

Beberapa orang percaya bahwa ukuran payudara memengaruhi kemampuan ibu menyusui dalam memproduksi ASI. Namun, ukuran payudara tidak berkaitan langsung dengan jumlah ASI yang dihasilkan. Produksi ASI lebih dipengaruhi oleh seberapa sering dan efektif bayi menyusu.

“Seberapapun besarnya payudara ibu menyusui, jumlah ASI yang dihasilkan biasanya bergantung pada seberapa banyak bayi ketika menyusu. Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak ASI yang akan diproduksi tubuh,” jelasnya.

4. Menyusui menyebabkan payudara kendur

freepik/stefamerpik

Ada mitos bahwa menyusui menyebabkan payudara menjadi kendur. Faktanya, perubahan bentuk payudara lebih disebabkan oleh faktor-faktor seperti kehamilan, usia, dan genetika. Selama kehamilan, payudara mengalami perubahan untuk mempersiapkan menyusui, yang dapat memengaruhi bentuknya.

Menyusui sendiri bukanlah penyebab utama payudara kendur. Dengan perawatan yang tepat dan penggunaan bra yang mendukung, ibu menyusui dapat membantu menjaga bentuk payudara mereka selama dan setelah masa menyusui.

5. Harus berhenti menyusui saat bayi berusia satu tahun

freepik/freepik

Beberapa orang berpendapat bahwa menyusui harus dihentikan saat bayi berusia satu tahun. Namun, organisasi kesehatan seperti Kaiser Permanente dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan melanjutkan menyusui bersama makanan pendamping hingga setidaknya usia satu tahun atau lebih.

Menyusui setelah usia satu tahun tetap memberikan manfaat nutrisi dan emosional bagi bayi. Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui sebaiknya didasarkan pada kenyamanan dan kebutuhan, ya, Ma.

6. Harus mencuci puting sebelum menyusui

freepik/freepik

Dilansir dari Unicef, tidak perlu mencuci puting sebelum menyusui. Saat bayi lahir, mereka sudah sangat mengenal bau dan suara ibunya sendiri. Puting menghasilkan zat yang dapat dicium bayi dan mengandung 'bakteri baik' yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang sehat.

Aroma ini membantu menciptakan ikatan emosional dan mempermudah proses pelekatan saat menyusui. Dengan tidak mencuci puting secara berlebihan, Mama sebenarnya sedang membantu bayi merasa lebih aman dan nyaman saat menyusu.

7. Harus membatasi pola makan selama menyusui

freepik/freepik

Dilansir dari Mediclinic, saat menyusui, ibu menyusui dapat tetap mengonsumsi makanan yang dimakan selama kehamilan karena bayi sudah terbiasa dengan rasa ini di dalam rahim. Sehingga, tidak perlu khawatir akan mengganggu sistem pencernaan bayi yang masih sensitif.

Selain itu, Mama juga dapat kembali mengonsumsi makanan seperti sushi, daging, dan susu yang tidak dipasteurisasi, seperti keju lunak. Makanan ini tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan kadar merkuri yang tinggi pada ikan mentah yang dapat menyebabkan cacat lahir, dan risiko penyakit bawaan makanan, seperti listeriosis.

Nah, itu dia penjelasan tentang 7 mitos menyusui yang sering disalahpahami. Dengan memahami fakta di balik mitos-mitos menyusui ini, Mama dapat menjalani proses menyusui dengan lebih percaya diri dan tenang.

Editorial Team