"Muhun, dok, ari ieu naon(klo ini apa)?" sambil menyerahkan kantong kresek berwarna berwarna hitam ke saya, trus saya liat isinya, "Astagfirullah Pak! Ini sih Rahim! Ini yg punya mana?!" dia jwb, "di mbl dok". "Ya Bawa kesini! " bpk itu lgs lari secepat kilat ke mobil..
Betapa kaget dr. Gia karena yang ia lihat di dalam plastik hitam tersebut adalah rahim seorang perempuan. Tidak lama setelah itu ia melihat pemiliknya di dorong masuk ke dalam IGD.
Seorang wanita masuk didorong dgn blnkar msk ke IGD. Wajahnya udh sepucat tembok,saya tnya kesluruh keluarganya,"Ini Gmn ceritanya?!" ibunya ibu itu jwb,"dia baru nglahirin dok,sm paraji(dukun beranak),anaknya lahir sehat,cuma td parajinya ga sbr nunggu plasenta jd narik tali ari2"
"Plasentanya masih nempel sama rahim, jd pas ari2 ditarik, rahim ikut turun, turun, turun, trus pas sudah sampe kelaminnya dia bingung itu apa nongol2 berwarna kemerahan, ditarik lah semuanya, lepas semuanya". Saya ????
Begitulah ekspresi dr. Gia yang kaget sekaligus heran mendengar pengalaman pasiennya yang baru saja melahirkan dengan bantuan dukun beranak sampai rahimnya ikut tertarik ke luar. Saat itu dia langsung ambil penanganan pertama.
"Darah ngalir deras dok, sama parajinya pahanya langsung ditutup. Saya berantem sama bapak, saya bilang itu rahim, bpk bilang bukan" dengan wajah kesal. Saya langsung tensi, tensinya sudah 80/20. Saya pasang infus dua line,itu infus ga ditetes2 lagi temen2, tapi diperes! Ini perlu transfusi."
Saya cek ke bawah, sudah ga ada darah ngalir, mungkin sudah kebentuk bekuan darah,tapi kan saya ga tau gimana compang camping dalamnya. Sambil megang infus, Saya tanya,"Parajinya mana?" ini dok,tunjuk si ibu,trnyata parajinya ikut. "Nih,bantu saya peresin!" Jadi dia pegang 1 kantong, bidan 1 kantong.