Waktu Menyusui Ideal agar Produksi ASI Terjaga, Mama Wajib Tahu!

- Menyusui setiap 2–4 jam di awal masa menyusui
- Durasi menyusui ideal
- Menyusui pada malam hari
Menentukan waktu menyusui yang tepat bisa membantu menjaga produksi ASI tetap stabil dan mencukupi kebutuhan si kecil. Waktu dan frekuensi menyusui yang teratur memberi sinyal alami pada tubuh mama untuk terus memproduksi ASI.
Jika menyusui terlalu jarang, produksi ASI bisa menurun karena payudara tidak terstimulasi dengan cukup. Sebaliknya, terlalu lama tanpa jeda juga bisa membuat Mama kelelahan dan payudara terasa nyeri.
Dilansir dari berbagai sumber, waktu menyusui ideal tidak hanya soal jadwal, tetapi juga memperhatikan frekuensi dan durasi setiap sesi. Dengan memahami ritme alami tubuh bayi dan mengikuti waktu yang disarankan, produksi ASI bisa terjaga dengan baik.
Berikut waktu menyusui ideal agar produksi ASI tetap terjaga yang telah Popmama.com rangkumkan untuk Mama ketahui. Yuk, simak selengkapnya!
1. Menyusui setiap 2–4 jam di awal masa menyusui

Di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, bayi biasanya ingin menyusu lebih sering dan tubuh mama sedang menyesuaikan produksi ASI.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi baru lahir umumnya menyusu setiap 2 hingga 4 jam sekali, atau sekitar 8–12 kali dalam sehari.
Pola ini membantu menjaga agar payudara tidak terlalu penuh sekaligus memberi stimulasi konstan untuk produksi ASI baru. CDC juga menyebut bahwa bayi menyusu rata-rata 8-12 kali dalam 24 jam.
Semakin sering payudara dikosongkan, semakin aktif hormon prolaktin, yaitu hormon penghasil ASI bekerja untuk membentuk cadangan ASI berikutnya.
Jadi, di awal masa menyusui, Mama sebaiknya memberi ASI setiap 2–4 jam bisa menjadi langkah penting untuk menjaga aliran ASI tetap lancar dan mencukupi kebutuhan si kecil.
2. Durasi menyusui ideal

Selain frekuensi, lama waktu menyusui juga berpengaruh besar terhadap efektivitas produksi ASI.
Dilansir dari Nourishy, bayi baru lahir umumnya membutuhkan waktu 20–45 menit untuk menyusu di tiap sesi karena ukuran perutnya masih kecil dan kemampuan hisapnya belum maksimal.
Sedangkan untuk bayi berusia 1–3 bulan rata-rata menyusu selama 29–36 menit setiap sesi. Seiring pertumbuhan, bayi menjadi lebih efisien, hanya membutuhkan waktu sekitar 5–20 menit karena daya hisapnya semakin kuat dan perutnya lebih besar.
Perlu diingat, Ma, yang terpenting bukan lamanya waktu, tetapi Mama harus memastikan payudara benar-benar kosong agar produksi ASI tidak berkurang.
Jika si Kecil berhenti terlalu cepat, payudara tidak sepenuhnya kosong, dan hal itu bisa mengirim sinyal pada tubuh bahwa produksi ASI bisa dikurangi. Sebaliknya, menyusui terlalu lama tanpa hisapan efektif bisa membuat Mama kelelahan.
Jadi, cobalah amati tanda-tanda kenyang bayi dan pastikan sesi menyusui berlangsung cukup lama agar produksi ASI terus terjaga.
3. Menyusui pada malam hari

Meskipun terasa melelahkan, sesi menyusui di malam hari ternyata punya peran penting dalam menjaga kelancaran produksi ASI, Ma.
Dilansir dari Emma’s diary, tubuh Mama justru memproduksi lebih banyak hormon prolaktin, hormon yang merangsang produksi ASI saat malam hari.
Selain itu, ASI malam hari memiliki kualitas yang lebih tinggi karena mengandung melatonin, yaitu hormon alami yang membantu bayi tidur nyenyak dan membentuk ritme sirkadian, yaitu pola tidur-bangun alami.
Tak hanya membantu bayi lebih tenang, menyusui di malam hari juga memperkuat sinyal tubuh untuk terus memproduksi ASI di hari berikutnya.
Memperhatikan waktu menyusui ideal agar produksi ASI terjaga penting untuk membantu tubuh mama menjaga ritme alami dalam memproduksi ASI.
Menyusui secara teratur setiap beberapa jam sekali dan dengan durasi yang cukup dapat menjaga produksi ASI.
Sesi menyusui malam hari juga berperan besar karena kadar prolaktin sedang tinggi dan ASI mengandung melatonin yang bantu bayi tidur lebih nyenyak. Dengan mengikuti pola ini, suplai ASI bisa tetap stabil dan mencukupi kebutuhan si kecil.



















