Meskipun fase morning sickness tak mudah untuk dilewati, tetapi kondisi tersebut berdampak baik pada si Kecil. Melansir Reuters Health, sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada pada 2008 menemukan adanya kaitan antara morning sickness dengan tingginya IQ pada bayi.
Penelitian melibatkan 121 anak berusia tiga sampai tujuh tahun dan mereka yang terlahir dari ibu yang sering mengalami morning sickness berhasil mendapatkan skor tinggi saat tes IQ, termasuk kefasihan verbal, pemrosesan fonologis, dan memori numerik.
Selain itu, pada penelitian yang sama pun menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi Diclectin selama morning sickness mampu menghasilkan anak-anak dengan nilai rata-rata tertinggi pada tes IQ tersebut. Sebagai informasi, Declectin adalah obat yang sering diresepkan oleh dokter-dokter di Kanada untuk mengatasi mual di pagi hari pada ibu hamil.
Bagi para ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness tak perlu merasa khawatir bahwa anak mereka tak akan tumbuh sehat dan pintar. Kepandaian dan kemampuan otak anak dapat dilatih sejak dini.
Selain itu, kepintaran seorang anak juga berkaitan dengan faktor genetik, lingkungan, dan nutrisi yang diperoleh selama kehamilan berlangsung hingga setelah lahir.
Dalam penelitian tersebut pun disebutkan bahwa mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan tidak berbahaya bahkan berguna untuk pertumbuhan mental si Kecil dalam jangka panjang. Morning sickness juga dinilai mampu menurunkan risiko keguguran, kematian janin di dalam kandungan, serta kelahiran prematur.
Namun, terdapat pula kasus di mana ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum atau kondisi mual dan muntah yang parah serta terjadi secara terus-menerus hingga menyebabkan dehidrasi, kekurangan gizi, dan penurunan berat badan. Penyebabnya masih belum diketahui, tetapi kemungkinan besar karena dasar fisiologis yang berbeda dari morning sickness.