Seperti di Wedding Agreement, Pahami soal Kehamilan di Luar Kandungan

Kenali tanda kehamilan di luar kandungan seperti yang dialami Tari pada series Wedding Agreement

27 Mei 2022

Seperti Wedding Agreement, Pahami soal Kehamilan Luar Kandungan
Instagram.com/@weddingagreementseries

Pada episode terbaru series Wedding Agreement beberapa waktu yang lalu, Tari yang diperankan oleh Indah Permatasari sempat mengalami kondisi yang tidak baik. Puncaknya, ia pingsan setelah melihat Sarah mengunjungi kafe miliknya.

Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan kalau Tari sedang hamil. Namun, sangat disayangkan karena ternyata Tari mengalami kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan. 

Oleh sebab itu, operasi untuk mengeluarkan janinnya harus segera dilakukan. Sebab, jika tidak maka hal ini akan membahayakan nyawa Tari.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan ini? Apakah terdapat penyebab atau tanda yang harus diketahui?

Nah, oleh sebab itu pahami soal kehamilan di luar kandungan yang dialami Tari melalui beragam informasi yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama.

1. Beberapa gejala ini muncul ketika mengalami hamil ektopik

1. Beberapa gejala ini muncul ketika mengalami hamil ektopik
Freepik/diana.grytsku

Pada awalnya kondisi ini tidak menunjukkan tanda apapun. Namun, dilansir dari Planned Parenthood, tanda dan gejala hamil ektopik yang kerap terjadi adalah rasa nyeri pada perut.

Selanjutnya, pasien pun akan merasakan beberapa kondisi seperti: 

  • Mual dan muntah
  • Nyeri pada perut bawah
  • Nyeri panggul
  • Kram perut
  • Nyeri pada satu sisi tubuh
  • Pusing atau lemah
  • Nyeri pada pundak, leher, atau rektum
  • Pingsan 

Pada kondisi terburuknya, kehamilan di luar kandungan dapat menyebabkan perdarahan bahkan kematian, jika tidak segera ditangani. Kehamilan ektopik ini biasanya terdeteksi pada usia 4-10 minggu.

2. Hal-hal yang dapat menjadi penyebab dan perlu diketahui

2. Hal-hal dapat menjadi penyebab perlu diketahui
Freepik

Bukan tanpa penyebab, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berpotensi menyebabkan terjadinya kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik.

Biasanya, kerusakan pada tuba falopi membuatnya menyempit dan tersumbat hingga menyebabkan pergerakan sel telur ke rahim pun jadi terhambat. Nah, kerusakan inilah yang menyebabkan kehamilan di luar kandungan terjadi.

Beberapa hal yang berpotensi menyebabkan penyumbatan tuba falopi ini adalah:

  • Endometriosis
  • Radang pada panggul
  • Gangguan keseimbangan hormon
  • Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi
  • Terbentuknya jaringan parut akibat prosedur medis pada kandungan (aborsi, sterilisasi, dll)
  • Hamil di usia 35 tahun atau lebih
  • Penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia
  • Hamil di luar kandungan sebelumnya
  • Program bayi tabung
  • Penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD)
  • Kebiasaan merokok

Editors' Pick

3. Kehamilan di luar kandungan berbeda dengan hamil anggur

3. Kehamilan luar kandungan berbeda hamil anggur
thecut.com

Jika Mama mengira kehamilan di luar kandungan adalah hamil anggur, tentu tidak tepat. Memang benar keduanya adalah gangguan dalam kehamilan. Namun, keduanya memiliki kondisi yang berbeda.

Kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik adalah kondisi dimana terdapat kelainan implantasi atau menempelnya embrio di dinding rahim. Ini menyebabkan janin akan tumbuh di luar rahim seperti di saluran tuba, indung telur, atau bahkan rongga perut.

Sedangkan, hamil anggur atau disebut juga mola hidatidosa adalah kegagalan dalam pembuahan dan kelainan terhadap kromosom. Oleh karenanya, sel telur justru tumbuh menjadi sel abnormal dan berkembang menjadi gelembung putih berisi cairan yang terlihat seperti kumpulan buah anggur.

4. Cara mendiagnosis kehamilan di luar kandungan

4. Cara mendiagnosis kehamilan luar kandungan
Pexels/Mart Production

Untuk mendiagnosis kondisi ini, biasanya dokter akan melemparkan beberapa pertanyaan mengenai hari pertama haid terakhir pasien. Kemudian, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:

  • Tes kehamilan dengan urine
  • Tes darah untuk mengukur kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG)
  • USG untuk memeriksa dan memastikan lokasi kehamilan ektopik
  • Pemeriksaan panggul untuk mendiagnosis adanya gumpalan atau pertumbuhan abnormal pada tuba falopi serta melihat ukuran rahim

Pemeriksaan ukuran rahim penting, mengingat jika pasien mengalami kehamilan normal maka rahim akan membesar. Sedangkan, jika mengalami kehamilan di luar kandungan ukuran rahim tidak berubah.

5. Beberapa tindakan yang akan dilakukan jika mengalami kehamilan ektopik

5. Beberapa tindakan akan dilakukan jika mengalami kehamilan ektopik
sheknows.com

Untuk menangani kondisi kehamilan di luar kandungan ternyata tak selalu harus melakukan tindakan operasi. Semua tindakan tentunya akan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Jika kondisinya cepat diketahui, maka melakukan suntik methotrexate dapat dilakukan. Suntikan ini dapat menghentikan kehamilan ektopik tahap awal.

Setelah itu, dokter akan terus memantau kadar hormon hCG dalam darah setiap 2–3 hari hingga kadarnya menurun. Kadar hormon hCG yang menurun merupakan tanda bahwa kehamilan tak lagi berkembang.

Namun, jika ternyata kondisi pasien cukup buruk sampai merusak tuba falopi maka dokter akan melakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat tupa falopi. Sedangkan untuk pasien yang mengalami perdarahan berat, dokter akan melakukan tindakan operasi laparotomi.

Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai jalan untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang pecah.

6. Walau pernah mengalami kehamilan ektopik, Mama tetap bisa hamil lagi

6. Walau pernah mengalami kehamilan ektopik, Mama tetap bisa hamil lagi
Freepik/tirachardz

Karena kondisi kehamilan di luar kandungan yang berpotensi merusak tuba falopi, umumnya pasien akan mengalami sedikit kesulitan untuk hamil. Hal ini disebabkan karena pasien akan mengalami penurunan kesuburan dan sperma pun akan kesulitan untuk mencapai sel telur.

Namun, masih tetap ada kemungkinan sebesar sepuluh persen agar pasien bisa mengalami kehamilan alami. Umumnya, pasien dapat mencoba kembali untuk melakukan program hamil pada tiga bulan berikutnya.

Tetapi untuk pasien yang menjalani bedah laparoskopi saat mengatasi kondisi hamil di luar kandungan, bisa kembali hamil setelah mengalami menstruasi dua kali berturut-turut.

Jika kondisi tuba falopi tidak memungkinkan, tak ada salahnya Mama mencoba program bayi tabung untuk mendapatkan kehamilan selanjutnya.

Nah, itulah tadi beragam informasi yang perlu Mama pahami soal kehamilan di luar kandungan. Semoga membantu!

Baca juga:

The Latest