Gejala dan Penyebab Kematian Mudigah, Ibu Hamil Harus Waspada!

Waspada, kematian mudigah terjadi saat hamil muda

15 Mei 2024

Gejala Penyebab Kematian Mudigah, Ibu Hamil Harus Waspada
Freepik/freepik

Ada banyak istilah yang menggambarkan kematian janin yang ada di dalam kandungan. Ada yang disebut dengan istilah keguguran, stillbirth, atau Intrauterine Fetal Death (IUFD).

Ada lagi istilah kematian janin yang mungkin belum cukup familiar di telinga sebagian orang, yakni kematian mudigah. Kematian mudigah merupakan kondisi di mana janin meninggal di dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

Lantas, apa saja penyebab kematian mudigah?

Untuk mengetahuinya, berikut Popmama.com telah merangkum gejala dan penyebab kematian mudigah, kondisi kematian janin sebelum kehamilan 20 minggu.

1. Apa itu kematian mudigah?

1. Apa itu kematian mudigah
Canva/halfpoint

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kematian mudigah merupakan kondisi kematian bakal janin di dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Artinya, kematian mudigah bisa terjadi di kehamilan trimester pertama atau awal trimester kedua. 

Kondisi ini berbeda dengan stillbirth, yakni janin meninggal di dalam kandungan ketika usia kehamilan sudah di atas 20 minggu. Dalam kondisi stillbirth, biasanya organ tubuh pada janin sedang tumbuh ke arah yang lebih sempurna. 

2. Penyebab kematian mudigah

2. Penyebab kematian mudigah
Canva/pixelshot

Penyebab kematian mudigah masih belum bisa diketahui secara pasti. Namun, kematian mudigah diduga terjadi karena adanya masalah kelainan kromosom yang membuat janin tidak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi resiko terjadinya kematian mudigah, yakni:

  • Usia ibu hamil yang kurang ideal.

  • Terpapar racun dari lingkungan.

  • Masalah plasenta, leher rahim, atau rahim.

  • Masalah dengan sperma laki-laki.

  • Masalah kesehatan pada ibu hamil, seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ginjal, dan sebagainya.

  • Ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang tidak dianjurkan semasa kehamilan. 

  • Menerapkan pola hidup yang kurang sehat, seperti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol.

  • Ibu hamil memiliki kekurangan atau kelebihan berat badan.

Editors' Pick

3. Gejala kematian mudigah

3. Gejala kematian mudigah
Canva/Leung Cho Pan

Dilansir dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, ada beberapa gejala bayi meninggal di dalam kandungan saat usia kehamilan belum mencapai 20 minggu. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Terjadi perdarahan dari vagina.

  • Nyeri atau kram di daerah perut bagian bawah (abdomen).

  • Nyeri di area punggung bawah.

  • Terdapat cairan, jaringan, atau gumpalan yang keluar dari vagina.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa perdarahan dari vagina saat hamil tidak selalu berarti keguguran. Perdarahan yang terjadi di awal kehamilan bisa jadi merupakan perdarahan implantasi, yaitu perdarahan yang terjadi karena proses pelekatan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. 

Selain itu, ada juga kondisi kematian mudigah yang tidak menunjukkan gejala. Maka dari itu, ibu hamil perlu rutin periksa kehamilan dan berkonsultasi dengan dokter jika merasa adanya perubahan selama kehamilan.

4. Cara mendiagnosis kematian mudigah

4. Cara mendiagnosis kematian mudigah
Canva/7postman

Ada beberapa cara yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis kematian mudigah. Cara mendiagnosis bergantung pada usia kehamilan dan kondisi ibu hamil secara keseluruhan. 

Kematian mudigah umumnya didiagnosis melalui ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi janin di dalam rahim. Kematian mudigah juga bisa didiagnosis melalui tes darah untuk memeriksa kadar human chorionic gonadotropin (hCG), yakni hormon yang diproduksi oleh tubuh pada masa kehamilan.

Selain itu, pemeriksaan panggul juga bisa dilakukan untuk melihat apakah serviks ibu hamil melebar atau menipis, yang bisa menjadi tanda kematian janin.

5. Penanganan kematian mudigah

5. Penanganan kematian mudigah
Canva/Karolina Grabowska

Perempuan yang janinnya mengalami kematian mudigah berisiko mengalami perdarahan, nyeri, dan infeksi, terutama jika sebagian jaringan kehamilan tertinggal di dalam rahim. Maka dari itu, ketika terjadi kematian mudigah, dokter akan segera memberikan penanganan, yaitu dengan melakukan tindakan kuret untuk membersihkan rahim.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan yang membantu jaringan keluar dari rahim dan mengontrol perdarahan yang terjadi.

6. Pencegahan kematian mudigah

6. Pencegahan kematian mudigah
Canva/LuffyKun

Saat ini, belum ada cara yang pasti untuk mencegah terjadinya kematian janin sebelum usia kehamilan 20 minggu. Namun, Mama bisa melakukan beberapa cara untuk menurunkan risiko komplikasi kehamilan secara umum dan mempersiapkan kehamilan yang sehat. 

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk menurunkan risiko secara keseluruhan:

  • Menjaga kesehatan dan mencukupi kebutuhan nutrisi selama masa program hamil.

  • Melakukan pemeriksaan masalah kesehatan, seperti diabetes atau gangguan tiroid, dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sebelum hamil.

  • Rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan.

  • Menghindari bahaya di lingkungan, seperti paparan radiasi, polusi, atau bahan kimia beracun.

  • Baik Mama dan Papa perlu menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang tidak dianjurkan.

  • Melindungi diri dari infeksi dengan tidak bepergian ke daerah tertentu yang rawan infeksi dan mencegah gigitan nyamuk.

Itu dia informasi mengenai gejala dan penyebab kematian mudigah. Semoga bermanfaat, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest