Perubahan horman memang menjadi pemicu kenapa Mama lebih sensitif terhadap bau, termasuk aroma sang Suami. Seharusnya perempuan yang sedang hamil jadi manja dan lebih membutuhkan pasangannya.
Namun, faktanya banyak yang justru tidak mau berdekatan dan lebih sensitif dengan kehadiran suami.
Ada banyak cerita lucu tentang ibu hamil yang sensitif terhadap bau suaminya. Melansir dari Parents, seorang ibu bernama Lauren di Pennsylvania mengatakan, saat ia hamil, ia sangat tidak menyukai aroma musky yang melekat pada tubuh suaminya. Bahkan aroma itu membuatnya muntah.
Sehingga, ia menyuruh suaminya untuk tidak menggunakan bantal sofa sebab aromanya dapat tercium di bantal.
Lauren merasa aroma musk tersebut menempel di seluruh tubuh suaminya. Entah itu napasnya, keringat, atau bau kepala. Bahkan kenangan aroma tersebut masih bertahan lama sampai ia melahirkan.
Di platfrom social media Reddit, banyak perempuan yang membagikan pengalamannya yang harus menderita karena aroma tubuh pasangan saat ia hamil.
Sebelum hamil, ia merasa tubuh suaminya baik-baik saja, tapi setelah masa kehamilannya, ia justru merasa ngeri karena pelukan dari suaminya menimbulkan bau yang tidak menyenangkan.
Namun, penciuman sensitif pada beberapa ibu hamil hanya terjadi pada usia kandungan sampai sekitar 15-20 minggu, setelahnya banyak yang kembali normal.
Sebenarnya hal ini normal terjadi, Ma. Melansir Mayo Clinic, salah satu faktor yang dipercaya memicu hal tersebut karena adanya penurunan gairah pada ibu hamil, sehingga perubahan hormon kehamilan dapat meredam dorongan seksual.
Inilah yang menyebabkan Mama enggan berpikir ingin "bermesraan" dengan suami bahkan malah jadi sensitif ketika sang Suami berada di sekitar Mama.