Keputihan adalah fungsi tubuh yang normal dan sehat, yang terjadi akibat perubahan alami kadar hormon estrogen. Jumlah cairan ini bisa meningkat karena ovulasi, rangsangan seksual, penggunaan pil KB, maupun selama kehamilan.
Menurut Dr. Sheryl Ross, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) di Providence Saint John’s Health Center, bahwa selama kehamilan, area vagina mengalami perubahan yang cukup signifikan.
“Jenis keputihan yang umum terjadi dikenal sebagai leukorea, yaitu lendir berwarna bening hingga putih susu dengan tekstur cair dan tidak berbau tajam,” jelas Ross, dikutip dari Healthline.
Volume keputihan ini biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan dan akan menjadi lebih banyak menjelang persalinan. Berikut adalah penyebab keputihan saat hamil trimester 1:
Menurut penjelasan yang dikutip dari situs resemi Siloam Hospitals, meningkatnya kadar hormon estrogen selama kehamilan menjadi salah satu faktor utama penyebab keputihan.
Keputihan yang tergolong normal selama kehamilan umumnya berwarna putih atau bening dan tidak memiliki bau tajam. Teksturnya bisa encer hingga agak kental. Kondisi ini sering terjadi pada awal kehamilan dan menjelang akhir trimester ketiga.
Pada masa awal kehamilan, tubuh secara alami meningkatkan aliran darah ke rahim dan vagina. Hal ini menyebabkan perubahan pada vulva atau organ kelamin luar perempyan, seperti menjadi lebih sensitif.
Peningkatan aliran darah ini juga berkaitan erat dengan tingginya kadar estrogen, yang turut merangsang produksi cairan lebih banyak dari biasanya, sehingga memicu munculnya keputihan.
Selama kehamilan, keputihan tergolong normal jika tidak menimbulkan bau tajam, tidak berwarna kuning atau hijau, dan tidak menyebabkan rasa nyeri saat buang air kecil. Namun, jika keputihan disertai gejala-gejala tersebut, bisa jadi menandakan infeksi.
Beberapa infeksi yang sering menjadi penyebab keputihan abnormal antara lain infeksi jamur, bakteri, serta infeksi menular seksual seperti Trikomoniasis dan Gonore. Infeksi semacam ini dapat menimbulkan rasa nyeri di bagian bawah perut, terutama pada awal kehamilan, dan perlu segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.