- memastikan kehamilan,
- memeriksa detak jantung janin,
- menentukan usia kehamilan dan memperkirakan tanggal persalinan,
- memeriksa kehamilan ganda,
- memeriksa plasenta, rahim, ovarium, dan serviks,
- mendiagnosis kehamilan ektopik (ketika janin tidak menempel pada rahim) atau keguguran,
- mencari pertumbuhan abnormal pada janin.
Begini Prosedur USG Kehamilan yang Benar, Penting Diketahui Ibu Hamil

USG kehamilan adalah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mengambil gambar perkembangan janin serta organ reproduksi ibu. Jumlah rata-rata USG bervariasi pada setiap kehamilan.
USG, yang juga disebut sonogram, dapat membantu memantau perkembangan janin normal dan menyaring potensi masalah.
Selain USG standar, ada sejumlah USG yang lebih canggih — termasuk USG 3-D, USG 4-D, dan ekokardiografi janin, yaitu USG yang melihat secara detail jantung janin.
Bagaimana prosedur USG kehamilan yang benar? Nah, bila Mama akan melakukan USG kehamilan, Popmama.com sudah merangkum informasinya pada ulasan berikut ini khusus untuk Mama. Semoga bisa membantu Mama mempersiapkan diri, ya!
Mengapa Ibu Hamil Perlu Melakukan USG?

USG dapat digunakan untuk berbagai alasan selama kehamilan. Dokter mungkin juga meminta USG lebih banyak jika mereka mendeteksi masalah pada USG atau tes darah sebelumnya.
USG juga dapat dilakukan untuk alasan nonmedis, seperti untuk menghasilkan gambar bagi orangtua atau untuk menentukan jenis kelamin janin.
Meskipun teknologi USG aman bagi ibu dan janin, praktisi kesehatan tidak menganjurkan penggunaan USG jika tidak ada alasan medis atau manfaatnya.
USG di Trimester Pertama

Pada trimester pertama kehamilan (minggu pertama hingga ke-12), USG dapat dilakukan untuk:
USG di Trimester Kedua dan Ketiga

Pada trimester kedua (12 hingga 24 minggu) dan trimester ketiga (24 hingga 40 minggu atau kelahiran), USG dapat dilakukan untuk:
- memantau pertumbuhan dan posisi janin (sungsang, melintang, sefalik, atau optimal),
- menentukan jenis kelamin janin,
- memastikan kehamilan ganda,
- melihat plasenta untuk memeriksa masalah, seperti plasenta previa (ketika plasenta menutupi serviks) dan solusio plasenta (ketika plasenta terpisah dari rahim sebelum melahirkan),
- memeriksa karakteristik down syndrome (biasanya dilakukan antara minggu ke-13 dan ke-14),
- memeriksa kelainan bawaan atau cacat lahir,
- memeriksa janin untuk mengetahui kelainan struktural atau masalah aliran darah,
- memantau kadar cairan ketuban,
- menentukan apakah janin mendapatkan cukup oksigen,
- mendiagnosis masalah pada ovarium atau rahim, seperti tumor kehamilan,
- mengukur panjang serviks,
- memandu tes lain, seperti amniosentesis,
- mengonfirmasi kematian intrauterin.
Tips Mempersiapkan Diri untuk USG

Selama USG di awal kehamilan, kandung kemih ibu hamil mungkin perlu terisi penuh agar teknisi dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang janin dan organ reproduksi.
Ibu hamil disarankan untuk minum dua hingga tiga gelas air 1 jam sebelum jadwal USG. Ibu hamil juga tidak boleh buang air kecil sebelum USG sehingga saat tiba di tempat janji temu dengan kandung kemih yang penuh.
Prosedur USG Kehamilan

Selama USG, ibu hamil berbaring di meja pemeriksaan atau tempat tidur. Operator atau dokter yang melakukan USG akan mengoleskan gel khusus ke perut dan area panggul ibu hamil. Gel tersebut berbahan dasar air, sehingga tidak akan meninggalkan bekas pada pakaian atau kulit. Gel membantu gelombang suara merambat dengan baik.
Selanjutnya, operator atau dokter akan menempelkan tongkat kecil, yang disebut transduser, ke perut ibu hamil. Mereka akan menggerakkan transduser untuk menangkap gambar hitam putih ke layar USG. Operator atau dokter juga dapat mengukur gambar di layar. Mereka mungkin akan meminta ibu hamil untuk bergerak atau menahan napas saat mengambil gambar.
Operator atau dokter kemudian akan memeriksa apakah gambar yang diperlukan telah diambil dan apakah gambar tersebut jelas. Kemudian, teknisi akan membersihkan gel tersebut dan ibu hamil dapat mengosongkan kandung kemih.
Jenis USG kehamilan

Teknik USG yang lebih canggih dapat digunakan jika diperlukan gambar yang lebih rinci. Teknik ini dapat memberikan informasi yang diperlukan dokter untuk membuat diagnosis jika dokter mendeteksi masalah selama USG tradisional.
USG transvaginal
USG transvaginal dapat dilakukan untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas. USG ini lebih mungkin digunakan selama tahap awal kehamilan, saat pengambilan gambar yang jelas mungkin lebih sulit.
Untuk tes ini, probe USG kecil dimasukkan ke dalam vagina. Probe bersandar di bagian belakang vagina saat gambar diambil.
USG 3-D
Tidak seperti USG 2-D tradisional, USG 3-D memungkinkan dokter melihat lebar, tinggi, dan kedalaman janin dan organ ibu hamil. USG ini dapat sangat membantu dalam mendiagnosis masalah yang diduga selama kehamilan.
USG 3-D mengikuti prosedur yang sama seperti USG standar, tetapi menggunakan probe dan perangkat lunak khusus untuk membuat gambar 3-D. USG ini juga memerlukan pelatihan khusus untuk teknisi, jadi mungkin tidak tersedia secara luas.
USG 4-D
USG 4-D juga dapat disebut USG 3-D dinamis. Tidak seperti USG lainnya, USG 4-D menghasilkan video janin yang bergerak. USG ini menghasilkan gambar wajah dan gerakan janin yang lebih baik. USG ini juga menangkap sorotan dan bayangan dengan lebih baik. USG ini dilakukan dengan cara yang sama seperti USG lainnya, tetapi dengan peralatan khusus.
Ekokardiografi janin
Ekokardiografi janin dilakukan jika dokter menduga janin mungkin memiliki kelainan jantung bawaan. Tes ini dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti USG kehamilan tradisional, tetapi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya.
USG ini menangkap gambar jantung janin secara mendalam — yang menunjukkan ukuran, bentuk, dan struktur jantung. USG ini juga memberi dokter gambaran tentang bagaimana jantung janin berfungsi, yang dapat membantu dalam mendiagnosis masalah jantung.
Apakah Ada Risiko dalam Melakukan USG?

Penelitian menunjukkan bahwa USG aman dilakukan selama kehamilan. Tidak ada efek samping yang berbahaya bagi ibu hamil atau janin.
Meskipun USG aman bagi ibu hamil dan janin, sebagian besar asosiasi medis utama menganjurkan agar penyedia layanan kesehatan kehamilan hanya melakukan USG jika tes tersebut diperlukan secara medis. Jika hasil USG normal dan kehamilan tidak rumit atau berisiko rendah, USG ulang tidak diperlukan.
Ada beberapa alasan mengapa penyedia layanan kesehatan kehamilan mungkin meminta USG tambahan selama kehamilan. Beberapa alasan tersebut meliputi:
- Masalah pada ovarium, rahim, serviks, atau organ panggul lainnya.
- Janin berukuran kecil untuk usia kehamilannya atau penyedia layanan kesehatan menduga adanya IUGR (intrauterine growth restriction).
- Masalah pada plasenta seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
- Memiliki kehamilan kembar dua, kembar tiga, atau lebih.
- Janin sungsang.
- Ibu hamil memiliki terlalu banyak cairan ketuban (polihidramnion).
- Ibu hamil memiliki terlalu sedikit cairan ketuban (oligohidramnion).
- Ibu hamil memiliki kondisi seperti diabetes gestasional atau preeklamsia.
- Janin memiliki kelainan bawaan.
Hasil normal pada USG kehamilan dapat bervariasi. Umumnya, hasil normal berarti janin tampak sehat dan penyedia layanan kesehatan tidak menemukan masalah apa pun.
Itu penjelasan tentang prosedur USG kehamilan. Semoga bisa membantu Mama dalam menjaga kehamilan, ya!



















