Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Selama masa kehamilan, tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan yang membuatnya lebih peka terhadap setiap gejala yang muncul. Tak heran jika Mama menjadi lebih waspada, terutama ketika mendapati adanya perdarahan terus-menerus, khususnya di trimester pertama.

Kondisi ini sering kali memicu rasa khawatir karena dianggap sebagai pertanda adanya masalah serius pada kehamilan. Padahal, tidak semua kasus perdarahan berbahaya, beberapa bisa disebabkan oleh faktor ringan seperti perubahan hormon atau iritasi ringan pada leher rahim.

Meski demikian, perdarahan yang tidak berhenti tetap perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya kondisi medis yang memerlukan pemeriksaan segera. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk memahami berbagai kemungkinan penyebabnya agar dapat mengambil langkah penanganan yang tepat.

Berikut Popmama.com telah rangkum mengenai penyebab positif hamil tetatapi keluar darah terus-menerus dan cara mengatasinya. Yuk, simak selengkapnya, Ma!

1. Penyebab positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus

Freepik/stefamerpik

  1. Perubahan hormonal

Pada usia kehamilan sekitar 6–8 minggu, plasenta mulai berkembang dan memproduksi hormon penting yang berperan dalam menjaga kehamilan. Namun, pada fase awal ini kadar hormon progesteron bisa mengalami penurunan sementara. 

Kondisi tersebut kadang menyebabkan timbulnya bercak atau perdarahan ringan yang mirip dengan menstruasi. Setelah kadar hormon progesteron kembali stabil, biasanya perdarahan akan berhenti dengan sendirinya, dan kehamilan dapat berjalan dengan normal dan sehat.

  1. Aktivitas olahraga yang berlebihan

Aktivitas fisik yang terlalu berat juga bisa menjadi penyebab keluarnya darah saat hasil tes kehamilan sudah positif. Jika Mama masih rutin berolahraga dengan intensitas tinggi atau sering mengangkat beban berat, tubuh bisa mengalami kelelahan yang memicu perdarahan.

Tanda-tanda tubuh yang sudah terlalu lelah antara lain nyeri otot, sulit tidur, hingga mudah terserang flu. Jika mengalami hal ini, sebaiknya kurangi intensitas olahraga dan pilih aktivitas ringan yang lebih aman untuk kehamilan.

  1. Polip serviks 

Polip serviks termasuk penyebab yang cukup sering membuat ibu hamil mengalami perdarahan. Polip yang sudah terbentuk sebelum kehamilan bisa menjadi lebih sensitif akibat perubahan hormon dan aliran darah di sekitar leher rahim.

Hal ini membuat polip lebih mudah berdarah, terutama setelah hubungan seksual atau pemeriksaan kehamilan. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter.

  1. Kehamilan ektopik

Salah satu penyebab serius keluarnya darah terus-menerus adalah kehamilan ektopik, yaitu ketika janin berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan perdarahan berat, tetapi juga nyeri hebat di perut atau panggul, pusing, hingga pingsan.

Kehamilan ektopik merupakan kondisi darurat medis yang perlu segera mendapatkan penanganan untuk mencegah komplikasi yang lebih berbahaya bagi ibu hamil.

  1. Keguguran

Perdarahan terus-menerus pada awal kehamilan, terutama sebelum usia kandungan 13 minggu, bisa menjadi tanda terjadinya keguguran. Kondisi ini biasanya disertai kram, nyeri punggung, hingga keluarnya gumpalan darah dari vagina.

Apabila Mama mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter agar bisa dipastikan kondisi rahim dan janin, serta mendapat penanganan yang sesuai.

  1. Gangguan pada plasenta

Setelah memasuki usia kehamilan 20 minggu, perdarahan yang terus terjadi dapat mengindikasikan adanya masalah pada plasenta, seperti plasenta previa atau solusio plasenta. 

Pada plasenta previa, posisi plasenta menutupi leher rahim, sehingga ketika serviks mulai membuka menjelang persalinan, area tersebut bisa robek dan menyebabkan perdarahan.

Sementara pada solusio plasenta, perdarahan muncul akibat plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum waktu persalinan tiba. Kondisi ini sering kali disertai nyeri perut hebat dan muncul secara tiba-tiba.

  1. Infeksi selama kehamilan

Infeksi seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi menular seksual, misalnya klamidia, gonore, dan herpes, dapat menyebabkan perdarahan pada ibu hamil. 

Gejalanya biasanya meliputi nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, kram di perut bagian bawah, urine berbau tajam, dan warna urine yang keruh. Selain itu, cedera pada vagina, adanya tumor di sistem reproduksi, atau varises vagina juga bisa memicu perdarahan meski kasusnya jarang terjadi.

2. Perbedaan perdarahan normal dan keguguran

Freepik/diana.grytsku

Perdarahan ringan atau flek saat hamil sebenarnya masih tergolong normal dan sering terjadi di awal kehamilan. Ciri-cirinya antara lain:

  1. Warna darah bisa merah muda, kecoklatan, atau merah terang.

  2. Biasanya muncul 6–12 hari setelah pembuahan, sebagai tanda implantasi janin di dinding rahim.

  3. Berlangsung singkat, hanya beberapa jam hingga beberapa hari.

  4. Bersifat timbul-hilang, tidak keluar terus-menerus.

  5. Disertai kram ringan pada perut, bukan nyeri yang parah.

Perlu diingat, flek tanda kehamilan ini bukanlah darah haid. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengetahui perbedaannya agar tidak salah mengartikan kondisi kehamilan.

Sementara itu, perdarahan yang menandakan keguguran umumnya memiliki gejala yang lebih berat, seperti:

  1. Dimulai dengan bercak ringan yang lama-kelamaan semakin banyak.

  2. Perdarahan berlangsung lebih deras dan lama dibandingkan flek normal.

  3. Keluarnya gumpalan darah padat atau jaringan janin.

  4. Warna darah lebih gelap, biasanya merah tua atau kehitaman.

  5. Kram dan nyeri perut bagian bawah yang lebih kuat dari nyeri haid.

  6. Nyeri punggung ringan hingga berat.

  7. Keputihan berwarna kemerahan.

  8. Penurunan berat badan secara tiba-tiba.

  9. Kontraksi yang intens.

  10. Gerakan janin yang berkurang atau menghilang.

3. Cara mengatasi pendarahan terus-menerus saat hamil

Freepik

Penanganan pendarahan yang terjadi selama kehamilan tergantung pada penyebabnya. Untuk memastikan hal tersebut, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, tes darah, USG transvaginal, hingga pemeriksaan kadar hormon hCG.

Selain itu, USG perut juga dapat dilakukan untuk memantau detak jantung janin, posisi plasenta, serta melihat adanya tanda-tanda keguguran atau kehamilan ektopik.

Setelah penyebab utama diketahui, dokter akan menentukan langkah perawatan dan pengobatan yang sesuai. Sebagai contoh, bila pendarahan disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK), dokter akan memberikan antibiotik yang aman bagi ibu hamil.

Selain mengikuti pengobatan medis, penting bagi Mama untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  1. Pastikan mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan tidur berkualitas, termasuk tidur siang bila memungkinkan.

  2. Gunakan bantal untuk menyangga kaki saat duduk atau tidur agar sirkulasi darah lebih lancar.

  3. Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum 8–12 gelas air putih per hari.

  4. Batasi aktivitas fisik dan hindari olahraga berat.

  5. Jangan mengangkat benda dengan beban yang terlalu berat.

  6. Hindari bepergian jauh hingga kondisi benar-benar stabil.

Nah, itu dia rangkuman mengenai penyebab positif hamil tetapi keluar darah terus-menerus dan cara mengatasinya. Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma.

Editorial Team