Gangguan Makan saat Hamil, Risiko dan Cara Mengatasinya

Jika tidak ditangani, ini meningkatkan risiko bagi ibu hamil dan janin

15 Maret 2022

Gangguan Makan saat Hamil, Risiko Cara Mengatasinya
Freepik/pressfoto

Gangguan makan memengaruhi sekitar lima sampai delapan persen ibu hamil. Bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan makan sebelumnya, ada risiko tinggi kambuh selama periode prenatal dan postpartum.

Kondisi ini dapat menyebabkan perilaku berbahaya seperti membatasi makanan, olahraga berlebihan, makan berlebihan, dan muntah. Bukan cuma berisiko bagi ibu hamil, gangguan makan juga berbahaya bagi tumbuh kembang janin.

Apa yang menyebabkan munculnya gangguan makan? Serta apa yang harus dilakukan Mama jika mengalami kondisi ini? Simak terus ulasan Popmama.com tentang gangguan makan selama kehamilan, risiko dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini dapat membantu, Ma!

Gangguan Makan Banyak Disebabkan Karena Kontrol dan Citra Tubuh yang Negatif

Gangguan Makan Banyak Disebabkan Karena Kontrol Citra Tubuh Negatif
Pexels/Andrea Piacquadio

"Banyak dasar psikologis dari gangguan makan berhubungan dengan kontrol dan citra tubuh negatif," kata Simone Vigod, seorang psikiater di Rumah Sakit di Toronto.

“Selama kehamilan, tubuh berubah dengan cara yang tidak dapat dikendalikan Mama. Bagi mereka yang berjuang dengan kesulitan citra tubuh meski memiliki berat badan sehat, kehamilan bisa sangat rumit secara psikologis.

Di antara penyakit mental yang paling mematikan, gangguan makan umum terjadi dan ini sering tidak disadari. Sebuah penelitian terhadap 54 perempuan postpartum yang diterbitkan dalam Journal of Midwifery & Women's Health menemukan bahwa hampir 28 persen memiliki sifat psikologis dan perilaku yang terkait dengan gangguan makan. Namun hanya satu catatan medis perempuan yang mencantumkan riwayat gangguan makan. Banyak perempuan akhirnya menderita sendiri.

Berikut beberapa hal yang dilakukan jika ibu hamil mengalami gangguan makan:

Editors' Pick

1. Mendapatkan bantuan

1. Mendapatkan bantuan
Pexels/Polina Zimmerman

“Memiliki bayi adalah salah satu saat yang paling menegangkan dalam kehidupan seorang mama. Namun kami menekan bahwa itu hanya euforia sesaat,” kata Deborah Berlin-Romalis, direktur eksekutif Sheena's Place, pusat dukungan gangguan makan di Toronto.

"Perempuan sering takut untuk mengatakan 'Saya mengalami kecemasan' atau 'Saya mengalami depresi'. Atau bahkan 'Saya memiliki riwayat gangguan makan dan kondisi ini muncul kembali saat hamil.'

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dengan gangguan makan aktif tidak memberi tahu dokter mereka. Alasannya bervariasi seperti takut akan penilaian, kesalahan, atau intervensi dokter.

Gejalanya juga sulit dikenali karena mereka yang mengalami ini tampak sehat. Akibatnya, gangguan makan sering tidak terdeteksi dan tidak diobati selama kehamilan.

2. Memahami penyebabnya

2. Memahami penyebabnya
Freepik/Pressfoto

Tidak ada penyebab tunggal untuk gangguan makan. Faktor biologis, perilaku, psikologis, sosial dan lingkungan dapat berperan.

Studi pada anak kembar menunjukkan bahwa faktor genetik menyumbang sekitar 40 sampai 60 persen dari risiko gangguan makan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry menemukan bahwa orang dengan anggota keluarga dekat dengan anoreksia sekitar 11 kali lebih mungkin untuk berkembang.

Perubahan besar dalam hidup dan trauma juga dapat memainkan peran penting. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan gangguan makan lebih mungkin untuk mengalami kekerasan fisik, emosional dan seksual.

“Orang-orang yang mengalami trauma berjuang dengan rasa malu dan bersalah, kurangnya kontrol dan ketidakpuasan tubuh,” kata Vigod. “Gangguan makan bisa menjadi upaya untuk mendapatkan kembali kendali atau mengatasi emosi yang intens, dan itu merugikan kehidupannya sendiri.”

3. Mendapatkan pengobatan

3. Mendapatkan pengobatan
Freepik/gpointstudio

Ketika seorang ibu hamil memberi tahu dokter atau bidan bahwa dia sedang berjuang dengan gangguan makan, ada pengobatan yang berbeda. Bergantung pada tingkat keparahan gangguannya, dia mungkin dirujuk ke dokter kandungan, psikiater, psikolog, konselor atau ahli diet. Terkadang mereka membutuhkan pengobatan khusus untuk mengatasi gangguan makan ini.

Baik ibu hamil dan janin dipantau secara ketat selama periode prenatal dan postpartum. Dalam kasus parah dan jarang terjadi, ibu hamil dengan gangguan makan dapat dirawat di rumah sakit.

Gangguan makan yang muncul kembali adalah normal, tetapi penelitian terbaru dari Rumah Sakit Umum Massachusetts menemukan bahwa sekitar dua pertiga perempuan dengan anoreksia atau bulimia pulih setelah perawatan.

Namun, jalan menuju pemulihan cukup panjang. Setelah sembilan tahun, kurang dari sepertiga dari mereka yang menderita anoreksia telah pulih; setelah 22 tahun, 63 persen sembuh. Pemulihan dari bulimia terjadi lebih cepat, dengan sekitar 68 persen dalam remisi dalam satu dekade mencari pengobatan.

Efek Gangguan Makan bagi Ibu Hamil dan Janin

Efek Gangguan Makan bagi Ibu Hamil Janin
Pexels/Pavel Danilyuk

Vigod mendesak ibu hamil untuk memberi tahu dokter dan bidan mereka tentang gangguan makan di masa lalu atau sekarang. Intervensi dini sangat penting untuk memastikan hasil yang positif.

Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology menemukan bahwa ibu dengan anoreksia dan bulimia memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah, yang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, termasuk penyakit jantung, asma, diabetes, dan sindrom kematian bayi mendadak.

Anoreksia dikaitkan dengan kelahiran sangat prematur, lahir mati dan kematian neonatus, dan bulimia terkait dengan kebutuhan akan resusitasi setelah lahir dan kesehatan yang buruk. Perempuan dengan berat badan yang sangat rendah berisiko mengalami keguguran dan mengalami masalah jantung selama kehamilan.

Sedangkan mereka yang memiliki gangguan makan berlebihan lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, bayi yang lebih besar, dan penambahan berat badan yang dapat menyebabkan diabetes gestasional.

Perempuan dengan anoreksia juga dua kali lebih mungkin untuk memiliki kehamilan yang tidak diinginkan. Seringkali karena berat badan mereka sangat rendah sehingga mereka berhenti mendapatkan menstruasi dan salah berasumsi bahwa mereka tidak dapat hamil.

Karena berisiko bagi ibu hamil dan janin, kenali gejala gangguan makan dan jangan ragu untuk mencari bantuan, Ma.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang gangguan makan saat hamil, risiko dan cara mengatasinya. Semoga selalu sehat, Ma!

Baca juga:

The Latest