Waspada Infeksi saat Hamil serta Risikonya bagi Bumil dan Janin
Infeksi virus dan bakteri bisa membahayakan kehamilan dan perkembangan janin, Ma
15 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama mengalami banyak perubahan tubuh. Perubahan itu dapat membuat ibu hamil menjadi lebih rentan terhadap infeksi tertentu. Bahkan kehamilan itu sendiri bisa membuat infeksi ringan menjadi serius bagi ibu hamil.
Beberapa infeksi yang terjadi selama kehamilan terutama menimbulkan risiko bagi ibu. Infeksi lain dapat ditularkan ke janin melalui plasenta atau selama kelahiran. Ketika ini terjadi, janin juga berisiko mengalami komplikasi kesehatan.
Beberapa infeksi yang berkembang selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, persalinan prematur, atau cacat lahir. Infeksi bahkan mungkin mengancam jiwa ibu.
Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi dapat menyebabkan efek samping yang serius, terutama untuk perkembangan janin. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada kehamilan untuk meminimalkan risiko yang ada.
Ulasan Popmama.com kali ini akan membahas tentang infeksi saat hamil serta risikonya bagi bumil dan janin. Ayo disimak, Ma!
Editors' Pick
Mengapa Ibu Hamil Lebih Rentan Terhadap Infeksi?
Kehamilan memengaruhi setiap sistem dalam tubuh ibu hamil. Perubahan kadar hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat membuat Mama lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi serius.
Perubahan kekebalan
Sistem kekebalan melindungi tubuh dari serangan berbahaya. Ini melawan segala sesuatu mulai dari bakteri hingga sel kanker hingga organ yang ditransplantasikan.
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh berubah sehingga dapat melindungi Mama dan janin dari penyakit. Bagian yang berbeda dari sistem kekebalan mama ditingkatkan sementara yang lain ditekan. Ini menciptakan keseimbangan yang dapat mencegah infeksi pada janin tanpa mengorbankan kesehatan mama.
Perubahan ini juga membantu melindungi janin dari pertahanan tubuh Mama. Secara teori, tubuh seharusnya menolak janin sebagai "pendatang asing", tetapi ternyata tidak. Mirip dengan transplantasi organ, tubuh Mama melihat janin sebagai bagian tubuh. Ini membuat sistem kekebalan tubuh Mama tidak menyerang janin.
Terlepas dari mekanisme perlindungan ini, Mama lebih rentan terhadap infeksi yang biasanya tidak menyebabkan penyakit. Selama kehamilan, sistem kekebalan harus bekerja lebih keras karena harus menjaga Mama dan janin. Ini membuat Mama rentan terhadap infeksi tertentu.
Perubahan sistem tubuh
Selain perubahan fungsi kekebalan, perubahan hormonal juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Fluktuasi kadar hormon ini sering mempengaruhi saluran kemih, yang terdiri dari:
- ginjal, yang merupakan organ yang menghasilkan urine,
- ureter, yang merupakan tabung yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih,
- kandung kemih, tempat urine disimpan,
- uretra, yang merupakan tabung yang mengangkut urine keluar dari tubuh.
Saat rahim mengembang selama kehamilan, itu memberi lebih banyak tekanan pada ureter. Sementara itu, tubuh meningkatkan produksi hormon yang disebut progesteron, yang melemaskan otot ureter dan kandung kemih. Akibatnya, urine mungkin tinggal di kandung kemih terlalu lama. Ini meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih.
Perubahan hormon juga membuat Mama lebih rentan terhadap jenis infeksi jamur yang dikenal sebagai kandidiasis. Tingkat estrogen yang lebih tinggi dalam saluran reproduksi membuat Mama rentan terhadap infeksi jamur.
Selain itu, perubahan jumlah cairan di paru-paru dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Paru-paru mengandung lebih banyak cairan selama kehamilan, dan peningkatan jumlah cairan memberi lebih banyak tekanan pada paru-paru dan perut. Ini membuat tubuh lebih sulit untuk membersihkan cairan ini, menyebabkan cairan menumpuk di lengkungan. Cairan ekstra merangsang pertumbuhan bakteri dan menghambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Resiko Infeksi bagi Ibu Hamil dan Janin
Beberapa infeksi yang terjadi selama kehamilan menimbulkan masalah terutama bagi ama. Ini termasuk infeksi saluran kemih, vaginitis, dan infeksi postpartum.
Infeksi lain juga dapat mengganggu janin. Misalnya, cytomegalovirus, toksoplasmosis, dan parvovirus semuanya dapat ditularkan dari ibu ke bayi. Jika ini terjadi, itu mungkin memiliki konsekuensi serius.
Belum ada pengobatan yang efektif untuk infeksi cytomegalovirus yang muncul saat lahir. Antibiotik tersedia yang mungkin dapat mengobati toksoplasmosis dengan sukses. Meskipun tidak ada antibiotik untuk parvovirus, infeksi dapat diobati dengan transfusi darah intrauterin.
Beberapa infeksi sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Ini termasuk:
- Sipilis,
- Listeriosis,
- Hepatitis,
- HIV,
- Streptokokus grup B (GBS).
Antibiotik efektif melawan sifilis dan listeria pada Mama dan janin, jika infeksi didiagnosis segera. Meskipun tidak ada antibiotik untuk hepatitis virus, vaksin sekarang tersedia untuk membantu mencegah infeksi hepatitis A dan B.
Cara mencegah infeksi pada kehamilan
Hubungan antara Mama dan dokter sangat penting selama kehamilan. Mengetahui tentang peningkatan risiko infeksi selama kehamilan dan potensi bahaya bagi Mama dan janin dapat membantu mencegah penularan.
Menyadari berbagai jenis infeksi yang mungkin timbul juga memungkinkan Mama mengenali gejalanya. Jika Mama sakit, menerima diagnosis yang cepat dan pengobatan yang efektif seringkali dapat mencegah komplikasi.
Pastikan untuk berbicara dengan dokter tentang masalah atau pertanyaan yang Mama miliki selama kehamilan.
Infeksi pada kehamilan dapat dicegah. Mengambil tindakan pencegahan kecil setiap hari dapat sangat membantu dalam mengurangi kemungkinan bahaya bagi Mama dan janin. Untuk membantu mencegah infeksi selama kehamilan, berikut beberapa hal yang dapat Mama lakukan:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air. Ini sangat penting setelah menggunakan kamar mandi, menyiapkan daging dan sayuran mentah, dan bermain dengan anak-anak.
- Masak daging sampai matang. Jangan pernah makan daging setengah matang.
- Jangan mengonsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi atau mentah.
- Jangan berbagi peralatan makan, gelas, dan makanan dengan orang lain.
- Hindari mengganti kotoran kucing dan jauhi hewan pengerat liar atau hewan peliharaan.
- Lakukan hubungan seks yang aman dan lakukan tes infeksi menular seksual.
- Pastikan Mama mendapatkan vaksinasi tepat waktu.
- Jadwalkan janji temu dengan dokter segera jika Mama sakit atau yakin telah terkena penyakit menular. Semakin cepat infeksi didiagnosis dan diobati, semakin baik hasilnya untuk Mama dan janin.
Infeksi, baik bakteri maupun virus, dapat membahayakan kehamilan dan janin. Oleh karena itu, lakukan tindakan pencegahan dan jangan lewatkan jadwal pemeriksaan kandungan.
Sekarang Mama sudah mengetahui tentang infeksi saat hamil serta risikonya bagi bumil dan janin. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan, Ma.
Baca juga:
- Infeksi Telinga saat Hamil: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Penyebab, Pengobatan, dan Ciri Infeksi Saluran Kencing saat Hamil Tua
- Bahaya Infeksi Cacing Pita saat Hamil, Bisa Sebabkan Komplikasi