Banyak perempuan di Indonesia masih merasa takut atau ragu untuk mengambil langkah vaksin HPV. Ketakutan ini umumnya muncul karena maraknya berita hoaks yang beredar di media sosial, mulai dari anggapan bahwa vaksin HPV berbahaya, menyebabkan gangguan kesuburan, hingga memicu efek samping jangka panjang.
Padahal, semua informasi tersebut tidak memiliki dasar ilmiah. Kekhawatiran ini akhirnya membuat banyak perempuan menunda vaksinasi, bahkan ketika mereka sedang merencanakan kehamilan dan membutuhkan perlindungan ekstra untuk kesehatan reproduksi.
Padahal, seperti dijelaskan Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, vaksin HPV sudah digunakan sejak 2006 dan dipakai di lebih dari 130 negara, sehingga keamanannya sudah terbukti dan bukan hal baru. Ia menegaskan bahwa HPV sering kali nggak menimbulkan gejala, tetapi dapat berkembang menjadi kanker setelah 15–20 tahun berada dalam tubuh tanpa disadari.
HPV menjadi penyebab 71% kanker serviks, serta memicu berbagai penyakit lain seperti kanker vagina, vulva, penis, orofaring, hingga 90% kasus kutil kelamin. Prof. Soedjatmiko juga menambahkan jika vaksin HPV sama sekali tidak memengaruhi kesuburan perempuan.
“Vaksin HPV tidak memengaruhi kesuburan perempuan. Justru vaksin ini membantu menjaga kesehatan reproduksi sebelum hamil.” ujarnya.
Dengan kata lain, vaksinasi adalah investasi penting dalam menjaga tubuh tetap sehat sebelum memasuki masa kehamilan. Ketika Calon Mama mendapatkan informasi yang benar, langkah pencegahan ini akan terasa jauh lebih mudah dan tidak menakutkan.
Melalui pemahaman yang tepat dan edukasi yang terus diperkuat, diharapkan semakin banyak perempuan merasa aman, percaya, dan berani melindungi diri dari risiko kanker serviks sebelum mereka merencanakan kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!