Kadar asam urat yang tinggi nggak hanya menyebabkan nyeri sendi, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi reproduksi perempuan. Salah satu dampak yang paling sering terjadi adalah gangguan pada proses ovulasi. Ovulasi adalah tahap ketika tubuh melepaskan sel telur yang siap dibuahi, sehingga apabila proses ini terganggu, peluang kehamilan pun ikut menurun.
Dilansir dari National Institutes of Health (NIH), inflamasi kronis yang disebabkan oleh tingginya asam urat dapat memengaruhi hormon-hormon utama seperti estrogen, progesteron, dan hormon pemicu ovulasi. Ketidakseimbangan hormon ini membuat siklus menstruasi menjadi nggak teratur, sehingga tubuh sulit menentukan waktu ideal untuk melepaskan sel telur. Bagi perempuan yang sedang merencanakan kehamilan, ketidakteraturan ini dapat menyulitkan proses perencanaan dan memperkecil kemungkinan pembuahan.
Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, menjelaskan bahwa inflamasi berkepanjangan akibat asam urat tinggi bisa mengganggu fungsi ovarium. Ovarium yang mengalami peradangan nggak dapat bekerja dengan optimal dalam mematangkan dan melepaskan sel telur. Kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas sel telur, yang pada akhirnya memengaruhi peluang terjadinya kehamilan yang sehat.
Nggak hanya itu,dilansir dari Harvard Health Publishing, inflamasi yang berlangsung terus-menerus juga dapat memengaruhi dinding rahim. Jika lapisan rahim nggak berkembang secara optimal, proses implantasi sel telur yang sudah dibuahi bisa mengalami hambatan. Artinya, sekalipun proses pembuahan berhasil terjadi, peluang embrio menempel dengan baik pada rahim dapat menjadi lebih kecil.
Secara keseluruhan, asam urat tinggi dapat memengaruhi hampir seluruh proses reproduksi perempuan, mulai dari produksi hormon, pematangan sel telur, ovulasi, hingga kesiapan rahim untuk kehamilan.