Ini Dia 5 Penyebab Hamil Kesundulan yang Sering Tidak Disadari

Mungkin Mama ada yang pernah mengalami ini

2 Maret 2021

Ini Dia 5 Penyebab Hamil Kesundulan Sering Tidak Disadari
Pixabay/StockSnap

Hamil kesundulan kadang bisa menjadi kabar bahagia, tapi kadang bisa menjadi kabar yang mengejutkan bagi pasangan suami-istri.

Mengapa begitu? Jelas saja, tidak semua orangtua mempersiapkan segalanya dalam waktu berdekatan. Untuk membuat Mama lebih waspada, Popmama.com merangkum penyebab hamil kesundulan yang perlu Mama ketahui.

1. Salah menghitung ovulasi

1. Salah menghitung ovulasi
Freepik

Kehamilan bisa terjadi karena adanya pembuahan saat masa subur. Kapankah ovulasi atau masa subur terjadi pasca melahirkan?

Rata-rata antara 45 hingga 95 hari pertama setelah melahirkan. Setiap perempuan mengalami fase ini berbeda-beda. Kesuburan antara perempuan yang satu, berbeda dengan yang lainnya. Tercatat kasus istimewa, seorang ibu bisa mengalami ovulasi 25-30  hari pasca melahirkan.

Ovulasi tidak selalu terjadi kira-kira sebulan setelah masa nifas. Sebaiknya, sebelum masa nifas selesai, kurang lebih 21 hari pasca persalinan, konsultasikan pada dokter kandungan mama untuk memilih alat kontrasepsi yang paling nyaman untuk mencegah kehamilan.

Editors' Pick

2. Memberi ASI tidak eksklusif

2. Memberi ASI tidak eksklusif
Freepik

Jika Mama memberikan ASI eksklusif, maka secara langsung terjadi kontrasepsi alami atau disebut amenorea laktasi. Memang teorinya, semakin sering menyusui, kadar hormon prolaktin meningkat dan otak melepaskan hormon yang mampu menghambat produksi hormon estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.

Tapi Mama harus benar-benar memberikan ASI eksklusif dengan menyusui secara langsung minimal delapan kali sehari. Sementara masih selalu ada kemungkinan terjadinya ovulasi dengan cara ini. Setiap perempuan memiliki persentase risiko hamil kesundulan yang berbeda, tergantung tingkat kesuburannya.

3. Salah memahami tentang masa subur dan haid

3. Salah memahami tentang masa subur haid
Unsplash/Brooke Lark

Setelah melahirkan terjadi perdarahan berkepanjangan dengan darah berwarna merah terang atau disebut dengan istilah nifas. Setelah sekitar empat mingguan, darah nifas akan berkurang malah kadang ada yang mengalami nifas hanya selama tiga minggu saja.

Kalau sudah begini, menandakan rahim dalam keadaan mulai pulih. Ini yang bisa dijadikan acuan bahwa ovulasi baru dapat terjadi di atas enam minggu pasca melahirkan. Sebenarnya yang terjadi, sebelum haid pertama setelah nifas pun, ovulasi sudah dapat berlangsung.

Mama sebaiknya mencatat agar tidak salah dalam memprediksi masa subur yang sebenarnya.

4. Gagal menggunakan kontrasepsi

4. Gagal menggunakan kontrasepsi
Pixabay/GabiSanda

Hingga saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang menjamin 100 persen untuk mencegah kehamilan. Gagal menggunakan kontrasepsi juga bisa karena pemakaian yang tidak sesuai aturan. Misalnya penggunaan pil KB, sebenarnya cukup efektif. Namun kegagalan bisa terjadi karena Mama tidak mengikuti jadwal minum sesuai aturan. Padahal lewat satu hari saja, kadar hormon yang mempersiapkan pematangan sel telur akan meningkat, dan bisa terjadi pembuahan.

Selain itu bagi yang menggunakan kondom juga perlu berhati-hati. Kondom punya resiko bocor atau rembes. Hal ini bisa terjadi karena posisi yang kurang tepat, kualitas kontrasepsi yang kurang baik, atau salah cara memakainya.

5. Meyakini kalau tidak mudah untuk hamil lagi

5. Meyakini kalau tidak mudah hamil lagi
Pixabay/StockSnap

Bagi orang yang memiliki catatan susah hamil, kemudian setelah kelahiran anak pertama, biasanya akan meyakini kalau tidak mudah untuk hamil lagi. Padahal tetap ada kemungkinan hamil kesundulan setelah selesai masa nifas. Nah, kalau seperti ini biasanya banyak orangtua yang merasa terkejut. 

Itulah lima penyebab hamil kesundulan yang bisa terjadi pada Mama. Semoga Mama tidak mengalaminya ya, karena perencanaan kehamilan yang baik merupakan kunci kehamilan yang sehat.

Baca juga:

Topic:

The Latest