Salah satu wanita Bhutan dalam video tersebut bahkan berkata, “I got baby from this temple,” menyatakan bahwa dirinya berhasil hamil setelah mengikuti ritual tersebut.
Fakta Unik Bhutan yang Jadikan Penis Simbol Kejantanan dan Kesuburan

- Simbol penis tidak dianggap tabu
- Ritual unik untuk perempuan yang ingin memiliki anak
- Simbol kehidupan dan anugerah dari Tuhan
Bhutan, negara kecil di Asia Selatan yang dikenal dengan negara paling bahagia ternyata mempunyai tradisi budaya yang tak biasa.
Di negara ini, penis bukan dianggap sebagai simbol vulgar atau hal tabu seperti di banyak negara lain, melainkan sebagai lambang kesucian, kebijaksanaan, dan kesuburan.
Fenomena ini diperlihatkan dalam video unggahan akun Instagram @nasdaily, yang menjelajahi keunikan budaya Bhutan dan cara masyarakatnya memaknai simbol tersebut secara spiritual, bukan seksual.
Dari lukisan di dinding rumah hingga ritual khusus di kuil, semuanya mencerminkan pandangan masyarakat Bhutan bahwa simbol kejantanan ini adalah bentuk penghormatan terhadap kehidupan dan anugerah Tuhan.
Simak rangkuman Popmama.com tentang fakta unik Bhutan yang jadikan penis sebagai simbol kejantanan dan kesuburan berikut ini!
1. Simbol penis yang tidak dianggap tabu

Berbeda dengan budaya Barat yang cenderung menilai simbol penis sebagai hal vulgar, masyarakat Bhutan justru menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.
Lukisan dan ukiran berbentuk penis dapat ditemukan di tembok kuil, rumah warga, bahkan dijual sebagai suvenir. Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa simbol ini dilukis di kuil dan bangunan di mana-mana, namun tidak bersifat seksual.
Bagi masyarakat Bhutan, simbol tersebut adalah pelindung dari roh jahat dan juga lambang kesuburan.
Dilansir dari Himalayan Dreams, tradisi ini berasal dari ajaran Drukpa Kunley, seorang tokoh suci Buddhis yang dikenal dengan pendekatan spiritual yang tidak konvensional.
Melalui ajarannya, simbol penis dianggap sebagai perwujudan keberanian dan kekuatan hidup, bukan sekadar objek fisik.
2. Ritual unik untuk perempuan yang ingin memiliki anak

Selain sebagai simbol spiritual, penis di Bhutan juga menjadi bagian dari ritual kesuburan yang telah dijalankan selama lebih dari 500 tahun.
Dalam video tersebut juga dijelaskan bahwa perempuan yang kesulitan hamil akan datang ke kuil khusus dan melakukan ritual dengan berjalan tiga kali mengelilingi kuil sambil membawa replika penis kayu berukuran besar di punggungnya.
Tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Bhutan memandang kesuburan sebagai berkah spiritual, bukan sekadar proses biologis.
Ritual ini juga menunjukkan bahwa di Bhutan, kesuburan dikaitkan dengan rasa syukur terhadap Tuhan, bukan hal yang memalukan untuk dibicarakan secara terbuka.
3. Simbol kehidupan dan anugerah dari Tuhan

Lebih dalam lagi, simbol penis di Bhutan memiliki makna filosofis yang kuat sebagai sumber kehidupan. Salah satu warga lokal dalam video mengatakan bahwa baginya, penis adalah “gift of the God” anugerah dari Tuhan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pandangan ini mencerminkan betapa alami dan positifnya masyarakat Bhutan dalam memaknai tubuh manusia. Pesan utama yang disampaikan lewat video tersebut adalah bahwa seksualitas dan tubuh hanyalah simbol yang maknanya ditentukan oleh budaya.
Bhutan memilih untuk melihat penis sebagai simbol kehidupan dan kesuburan, bukan sesuatu yang tabu atau memalukan.
Seperti yang disebutkan di akhir video, “The country of Bhutan is proof that sexualizing things is a choice.”
Cara berpikir ini menjadi pengingat bahwa persepsi terhadap tubuh manusia sangat bergantung pada konteks budaya dan nilai-nilai yang dipegang suatu masyarakat.
Itulah fakta menarik Bhutan yang jadikan penis sebagai simbol kejantanan dan kesuburan dengan memandang penis bukan sebagai simbol vulgar, tetapi sebagai lambang kesucian, kebijaksanaan, dan kesuburan.
Tradisi ini terlihat dari lukisan-lukisan pada bangunan hingga ritual kesuburan yang dijalani perempuan di kuil.
Pandangan ini mencerminkan cara berpikir spiritual dan positif terhadap tubuh manusia, di mana simbol kejantanan dianggap sebagai anugerah Tuhan dan sumber kehidupan.



















