Sebelum Hamil, Diskusikan 7 Hal Ini Terlebih Dahulu Bersama Pasangan

Jangan ditunda, ini persiapan yang harus didiskusikan sebelum masa kehamilan

28 Agustus 2021

Sebelum Hamil, Diskusikan 7 Hal Ini Terlebih Dahulu Bersama Pasangan
Freepik

Sebelum kamu dan pasangan memiliki anak, sebenarnya ada banyak yang harus diperhatikan dan didiskusikan bersama lho.

Diskusi sebelum masa kehamilan itu penting. Ini tidak bisa dianggap sepele ya karena nantinya akan menyangkut pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.

Kamu dan pasangan perlu melakukan diskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan, mulai dari yang sifatnya jangka pendek hingga jangka panjang.

Diskusi bersama pasangan tentu akan membantu keduanya dalam mempersiapkan fisik dan mental sebelum memiliki anak.

Untuk kamu yang merasa bingung mengenai poin pembahasan bersama pasangan. Jangan khawatir, kali ini Popmama.com sudah merangkum 7 poin yang perlu kamu diskusikan bersama sebelum masa kehamilan.

Semoga poin berikut ini bisa membantu ya!

1. Mengatasi situasi saat tidak langsung hamil

1. Mengatasi situasi saat tidak langsung hamil
Freepik

Mayoritas setiap pasangan yang memutuskan untuk menikah pasti ingin memiliki buah hati ya. Namun, terkadang ekspektasi yang diinginkan belum tentu bisa sejalan dengan kenyataan.

Rencana kamu dan pasangan bisa saja pudar begitu saja saat memang belum diberikan kesempatan. Di situasi seperti ini, kamu dan pasangan bisa saling berdiskusi bersama. Bertukar pikiran tentang permasalahan yang sedang dihadapi hingga bisa saling menguatkan satu sama lain.

Ini sedeharna, namun penting untuk dilakukan lho.

Kamu dan pasangan juga perlu memikirkan tentang kemungkinan langkah selanjutnya. Bisa dimulai dari memeriksa kondisi masing-masing, mungkin saja ada kendala yang tidak diketahui selama ini.

Kalau memang tidak kunjung hamil perlu juga bertanya dengan orang yang lebih profesional seperti dokter.

Saat kamu dan pasangan berdiskusi dengan dokter, tentu akan lebih terbuka mengenai langkah-langkah seperti apa yang nantinya diambil.

2. Kesiapan memiliki anak

2. Kesiapan memiliki anak
Freepik

Mempertanyakan ke diri kamu sendiri dan pasangan mengenai, “sudah siapkah memiliki anak?” itu penting banget lho. Dengan berdiskusi membahas hal ini tentu akan membantu dalam mengetahui kesiapan dari masing-masing pihak.

Jika ada yang belum siap memiliki anak, ada baiknya untuk ditunda terlebih dahulu ya. Jangan terlalu dipaksakan kalau memang salah satu pihak belum terlalu siap.

Kesiapan ini tentu bisa dilatih, bantu pasangan agar membuat dirinya semakin siap agar kelak memiliki anak. Ini bisa dimulai dari mencari informasi di artikel website, majalah, buku, seminar tentang parenting hingga bertanya ke orang yang lebih berpengalaman.

Sekarang sudah serba digital, jadi kamu dan pasangan bisa dengan mudah mendapatkan informasi.

Diskusi seperti ini memang baik dilakukan agar tidak ada yang ditutup-tutupi. Untuk itu memang sebaiknya berkata jujur tanpa gengsi ya karena ini akan menyangkut anggota baru di dalam keluarga kalian.

Editors' Pick

3. Masalah pengasuhan 

3. Masalah pengasuhan 
Freepik

Sebelum hamil, kamu dan pasangan perlu memikirkan tentang pengasuhan juga nih.

Apabila kamu dan pasangan sama-sama bekerja, harus bisa ada yang mulai mengalah. Salah satu harus bisa mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk mengasuh dan merawat anak.

Jika masih ingin tetap bekerja sesuai dengan kesepakatan bersama. Lalu nantinya anak akan diasuh oleh siapa? Perlu atau tidak menitipkan si Kecil di rumah orangtua atau mertua?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini harus didiskusikan bersama, apalagi jika ada cara lain yang lebih memungkinkan.

Pikirkan juga alternatif yang lain berserta konsekuensi dari setiap pilihan sebelum membuat keputusan ya. Usahakan untuk dipikirkan baik-baik ya.

4. Kebiasaan buruk 

4. Kebiasaan buruk 
Freepik/nensuria

Setiap orang pasti punya kebiasaan buruk ya.

Sebelum memiliki anak, kamu dan pasangan perlu mendiskusikan masalah ini. Kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol atau pola hidup kurang sehat harus diperhatikan.

Jangan sampai kebiasaan buruk kamu dan pasangan nantinya akan ditiru saat memiliki sudah memiliki anak. Mulailah untuk berdiskusi tentang kebiasaan buruk apa yang harus dikurangi atau bahkan dihentikan.  

Diskusikan juga dukungan apa saja yang diperlukan pasangan agar kamu juga bisa berperan dalam mengubah kebiasaan buruknya ini.

Intinya pelan-pelan kamu dan pasangan harus bisa mengurangi kebiasaan buruk. 

5. Kondisi finansial keluarga

5. Kondisi finansial keluarga
Freepik/awesomecontent

Memiliki anak sebagai anggota baru di rumah, tentunya akan membuat kondisi finansial berubah ya. Mulai dari masa-masa kehamilan, kelahiran hingga biaya hidup si Kecil nantinya pasti membuat pengeluaran di keluarga meningkat.

Untuk membuat finansial keluarga tetap stabil, kemungkinan tentang pengeluaran yang banyak ini harus didiskusikan. Pikirkan rencana keuangan yang matang dalam jangka waktu menengah hingga jangka panjang ya.

Diskusikan juga langkah yang perlu diambil untuk membuat kondisi keuangan keluarga stabil. 

6. Pembagian tanggung jawab

6. Pembagian tanggung jawab
Freepik

Pembagian tanggung jawab saat sudah memiliki anak itu perlu lho dilakukan. Ini harus didiskusikan agar ada porsinya masing-masing.

Saat membesarkan si Kecil tidak bisa dilakukan sendiri ya, butuh kerjasama dari kedua belah pihak agar tetap bersikap adil. Kamu dan pasangan harus bisa terlibat dalam tumbuh kembang si Kecil.

Jangan sampai dirinya kehilangan figur salah satu orangtuanya karena ini akan berpengaruh ke psikologis si Kecil.

Meskipun masih terlalu jauh, pembagian tanggung jawab ini bisa didiskusikan sejak dini. Ini sangat berguna untuk mengurangi potensi konflik di dalam pernikahan, apalagi setelah kehadiran si Kecil.

7. Pola asuh

7. Pola asuh
Freepik

Pola asuh setiap keluarga di rumah itu pasti berbeda-beda.

Sebelum kamu dan pasangan sudah memiliki anak. Perlu melakukan diskusi secara lebih intens tentang pola asuh untuk si Kecil. Ini jangan disepelekan ya, kamu dan pasangan harus mengetahui tipe pola asuh yang ada.

Diskusikan mana yang akan dirasa cocok dan nyaman bagi masing-masing pihak.

Tak jarang perbedaan pola asuh bisa menjadi suatu masalah tersendiri di dalam keluarga. Untuk itu perlu punya satu kesepakatan dalam pola pengasuhan si Kecil nantinya.

Ini pun juga harus konsisten, jangan sampai berubah-ubah dalam menerapkannya ya.

Baca  juga:

The Latest